Page 26 - Majalah Berita Indonesia Edisi 12
P. 26
26 BERITAINDONESIA, 4 Mei 2006BERITA UTAMAmelihat kualitas, yang penting murah.Kesempatan inilah yang diambil olehproduk China, untuk sepatu diproduksi lebih murah, impornya tidak bayar bea masuk sehingga bisa lebih murah, yang membuat industri lokal tidak bisa bersaing.Untuk bisa bersaing dan berkembangpemerintah harus tegas melarang, tidakboleh lagi ada barang ilegal yang masuk.Jangan memberi kesempatan bagi Chinauntuk menggempur habis-habisan. KarenaIndonesia adalah pasar yang empukdengan penduduk 200 sekian puluh juta,dimana golongan bawahnya hanya bisamembeli yang murah walau tahu bagaimana daya tahannya.Sama seperti motor dan yang lain-lain,demikian juga sepatu karena yang pentingmurah ganti dua atau tiga bulan lagiurusan belakang. Inilah yang memukulindustri sepatu lokal, ada barang yangmasuk tidak membayar bea.Bagaimana korelasi peningkatanekspor sepatu dengan kemampuanmenyerap tenaga kerja?Sebelum krisis ekonomi industri sepatupernah menjadi primadona. Puncaknyaterjadi pada tahun 1997, mampu menampung 490 ribu orang tenaga kerjalangsung di pabrik. Dengan krisis kemampuan menurun terus hingga hanya menampung 350 ribu orang tenaga kerjasekarang ini.Sudah sekian banyak yang berkurang.Ini sangat signifikan sekali kalau kitamengambil rasio, satu orang tenaga kerjabisa membiayai hidup tiga orang lain. Jadibisalah dikalikan berapa orang yangterkena dampak.Sekarang pemerintah menargetkan,dalam empat tahun ke depan devisa eksporsepatu harus mencapai US$ 4 miliar,melampui angka tertinggi di masa primadona tahun 1997 yang US$ 2,2 miliar. Padatahun 2005 lalu ekspor masih US$ 1,5miliar, nanti di 2006 kita harapkanmenjadi US$ 1,8 miliar.Katakanlah kita bisa mencapai angkaekspor US$ 1,8 miliar, itu paling tidak akanada peningkatan daya serap tenaga kerjabaru antara 10 ribu sampai 20 ribu orang.Itu tidak sedikit dan terjadi dalam waktudekat ini.Pengenaan dumping pasti akan mempengaruhi keinginan merek-merek tertentu untuk melakukan diversifikasilokasi. Ini adalah kesempatan baik, tetapikembali lagi bola ada di tangan pemerintahmaukah mengubah yang tidak baik, ataumempertahankan, khususnya mengenaibiaya birokrasi yang tinggi seperti pengurusan dokumen dan barang masuk.Presiden Susilo Bambang Yudhoyono belum lama ini mengunjungipabrik sepatu di Tangerang, apaagendanya?Kita hanya membuka suatu dialogbahwa industri sepatu nasional mempunyai kesempatan dan juga kendala-kendala.Pemerintah haruslah secepatnya menyelesaikan kendala tersebut. Nah, inilah yangkita tunggu. Kalau pemerintah cepatmenyelesaikan, kesempatan tentu bisa kitarebut. Kalau tidak bisa hilang pindah keThailand, India, Pakistan dan sebagainya.Apa janji Presiden SBY ketika itu?Ya sebagai kepala negara dia akanmemperbaiki, katanya. Tetapi tidak mudah, kan, melakukan suatu koordinasi satuinstansi dengan instansi lain.Apakah industri sepatu masihbutuh deregulasi supaya iklim usahakondusif?Deregulasi pertama, kurangi biaya-biayatinggi seperti yang terdapat dalam perdaperda. Kedua, perbaiki iklim investasi yangsarat dengan peraturan-peraturan salahsatunya UU Ketenagakerjaan. Ketiga adapenegakan hukum seperti, kalau ada yangmelakukan kesalahan hukum harus dengan tegas diyatakan siapa yang bersalahmisalnya dalam unjuk rasa buruh 5 Aprilkemarin.Yang keempat permudah prosedurimpor bahan baku, terlebih untuk bahanbaku yang tidak bisa didapatkan di dalamnegeri. Dan yang terakhir berikan insentifbagi investor lokal maupun asing yangmelakukan investasi di industri pendukung (supporting industry) seperti lem,tali sepatu, kulit atau apalah.■