Page 24 - Majalah Berita Indonesia Edisi 12
P. 24


                                    24 BERITAINDONESIA, 4 Mei 2006BERITA UTAMAPada periode tersebut, demikian Ernovian terjadi PHK terhadap 67 ribu tenagakerja, dari total 1,218 juta tenaga kerja yangbergelut di bidang TPT. Erno juga menyebut terdapat 29 kategori garmen yangimpornya meningkat.Ketua API Solo, Dewanto Santosa mensinyalir kebanyakan masuknya TPT asalChina bersifat illegal dan jumlahnya sudahluar biasa.“API mensinyalir TPT illegal itu sebagian merupakan barang reject darinegara asalnya,” kata Dewanto.Memang, neraca perdagangan Indonesia-China tak jelas angka pastinya. Menurut BPS, misalnya, selama tahun 2004Indonesia mengalami surplus US$ 503,40jutar. Sedangkan menurut data pemerintah China, negara itu selama JanuariApril 2005 justru mengalami surplus US$110 juta.Lain lagi data dari Departemen Perdagangan. Dibanding sembilan negaralain, impor non migas Indonesia dariChina sejak tahun 2000 secara konsistenterlihat terus meningkat. (SelengkapnyaLihat Tabel).Angka-angka tersebut ditengarai takmewakili kondisi yang sesungguhnya.Sebab, banyak produk China yang jelasjelas masuk bukan melalui jalur resmi.Di bidang sepatu, misalnya, SekjenAprisindo Yudhi Komarudin memastikanproduk-produk China masuk Indonesiasecara illegal. Sebab faktanya, demikianYudhi, dalam pembicaraan dan diskusidengan pemerintah, produk-produk Chinaitu sudah dimasukkan dalam jalur merah,yang artinya dilarang masuk. Namunbarang tersebut tetap saja bisa ditemukandi pasar. Produk China yang dijual murahjauh di bawah harga bila barang sejenisdiproduksi di tanah air, semakin memperkuat barang China tak membayar beamasuk.“Untuk sepatu diproduksi lebih murah,impornya tidak bayar bea masuk sehinggabisa lebih murah, yang membuat industrilokal tidak bisa bersaing,” kata Yudhi,dalam sebuah wawancara khusus denganHaposan Tampubolon dari Majalah BeritaIndonesia.Dari sisi harga keluhan senada diungkapkan pula oleh Achmad Widjaja,Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki). Produk China, kataAchmad, memecah konsentrasi konsumendengan cara membanting harga sampaimargin terendah.Bila satu unit kloset duduk lokal dijualRp 800 ribu, produk China hanya Rp 500ribu walau nyatanya dipakai empat bulansaja sudah terlihat retak. “Namun uniknya,konsumen tetap saja membeli,” kataAchmad.Ketua Asosiasi Pengusaha Mainan Indonesia (APMI), Widjanarko Tjokroadisumanto menyebut 95% mainan anakanak saat ini beredar adalah produk China.Widjanarko menduga 70% diantara produk mainan asal China itu masuk melaluijalur illegal. Ia juga menggambarkandampak nyata serbuan mainan China. Jikapada dekade 90-an masih terdapat 70perusahaan mainan anak-anak, kinitersisa hanya 15 pemain saja, diantaranyalima berstatus PMA.Penghancuran Yang SistematisRaksasa China memang sedang menggeliat. Baja saja turut dimasukkan denganharga miring, hanya US$ 300-350 per tonmembuat kelimpungan Dirut PT KrakatauSteel Daenaulhay. Industri baja dalamnegeri berpelat merah ini hanya dapatmenjual baja seharga US$ 400-450 perton, jauh di bawah China.Industri baja China memiliki kapasitasterpasang 350 juta ton per tahun. Karenaitu Daenaulhay semakin khawatir manakala mengetahui, enam bulan terakhirtahun 2005 China memproduksi baja 35juta ton, padahal kebutuhan dalam negerihanya 25 juta ton. Itu berarti ada kelebihanpasokan 10 juta ton, dan itu pasti akandiekspor ke berbagai negara termasuk Indonesia dengan harga miring.Fahmi Idris, Menteri Perindustrianmalah menyebutkan fakta angka yang jauhlebih menakutkan lagi. China, demikianFahmi, selama tahun 2005 kelebihanpasokan baja 43 juta ton, dan tahun 2006kelebihan diperkirakan akan mencapai 116juta ton.”Kita khawatir itu akan dipasarkan keseluruh dunia, termasuk Indonesia sehingga akan mengganggu produk bajadalam negeri,” ujar Fahmi, saat berbicaradi sebuah simposium baja.Akhirnya Daenaulhay hanya bisa berikhtiar tentang tiga hal. Yaitu, menyelidikikemungkinan terjadi praktek dumping,menyelidiki praktek under invoice, danmendesak pemerintah melakukan pengawasan penerapan SNI Wajib.Produk-produk China menghancurkanIndonesia secara sistematis bukan hanyamelalui serbuan langsung ke pasar domestik. Melalui pemindahan muatan kapaldi tengah laut, mengubah kemasan barang,hingga mengubah dokumen eskpor sudahChina lakukan atas produk-produk Indonesia.Transhipment tekstil dan produk tekstilserta udang (terjadi tahun 2004) adalahmodel penyelundupan baru di tengah laut,yang tentu sangat merugikan Indonesia.Karena ulah China itu produk Indonesiasempat terancam diembargo oleh negaratujuan ekspor seperti AS.China sedang bergerak maju. Di luarpraktek bisnis yang dijalankan secara taketis, ada baiknya Indonesia mempelajaribetul bagaimana ekonomi negara sosialisini bisa bangkit.Pengamat dan praktisi ekonomi asalMedan, Sumatera Utara Jhon TafbuRitonga dalam tulisannya di harian Waspada meneropong sejumlah sebab keberhasilan China.Diantaranya, China menjalankan desentralisasi ekonomi dan sentralisasi politik,yang membuat pasar dapat berjalan secarasempurna. Kemudian, iklim perburuhan diChina sudah menjadi daya tarik bagi investor. China juga berhasil memeliharakurs yuan, yang membuat daya saingproduk-produk China di pasar duniamenjadi lebih kuat.Dan, terdapat dukungan perbankanChina yang mampu membantu modalkerja sehingga pedagang bisa menjualproduk dengan sistem konsinyasi. ■ HT
                                
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28