Page 19 - Majalah Berita Indonesia Edisi 12
P. 19


                                    BERITAINDONESIA, 4 Mei 2006 19Mereka Membeli AnginTurunnya daya beli masyarakat telah menyebabkan banyak usahamenengah-kecil tutup dan menyebabkan meningkatnya pengangguran.Ketika harga BBM naikOktober tahun lalu, dimulailah drama kemiskinan itu.Media massa memberitakanorang-orang yang terpaksabertahan hidup dengan memakan nasi aking (nasi sisayang dikeringkan) dan umbi-umbian.Berita-berita tentang balita yang kuranggizi di berbagai daerah juga mewarnaimedia massa, menandakan keterpurukanekonomi masih enggan beranjak dari sisisebagian besar masyarakat Indonesia.Berbagai hal itu menyadarkan betapamenurunnya daya beli masyarakat. Selainkarena kondisi ekonomi yang masih sulit,menurunnya daya beli juga berpengaruhpada sektor industri, terutama yangbergerak di bidang barang konsumsipublik. Imbasnya, banyak perusahaangulung tikar, sehingga banyak tenaga kerjayang menganggur. Alih-alih untuk tenagakerja berpengalaman, peluang kerja bahkan lebih sempit lagi bagi tenaga kerjayang belum berpengalaman.Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia(YLKI) yang selama ini sangat concernterhadap konsumen, juga mencermatimasalah daya beli masyarakat.Menurut Ketua Pengurus Harian YLKIIndah Suksmaningsih, YLKI memangmemperluas peran tidak lagi melihat mutuproduk, tetapi juga ikut menjamin bahwaharga-harga yang merupakan kebutuhanpokok itu bisa dibeli masyarakat yang dayabelinya terus turun.Kebijakan yang menyengsarakan konsumen juga jadi perhatian YLKI. Harga airminum dari PDAM yang sekarang mahalitu bukan hanya karena masalah produksimelainkan juga menyangkut utang dariAsian Development Bank dan World Bank.Kebijakan ekonomi internasional, menurut YLKI, ternyata ikut mempengaruhidaya beli konsumen.Mengenai kenaikan BBM yang menjadisumber naiknya barang-barang pokok,YLKI berpendapat, pemerintah seharusnya melakukan financial check up lebihdahulu. Artinya, kemampuan finansialpemerintah harus diaudit terlebih dahulu.Pola semacam ini sudah banyak dilakukanoleh negara-negara lain.Pengurus Harian YLKI Sudaryatmomenilai, pemerintah tidak fair saat menaikkan harga BBM yang berakibat padakenaikan harga. Sebab, kenaikan itu tidakdiikuti dengan tindakan pemerintah untukmenaikkan pendapatan masyarakat. Harusnya kalau pemerintah memutuskanuntuk menaikkan harga BBM, maka pemerintah juga harus bertanggungjawab menaikkan pendapatan masyarakat. Agar daya beli masyarakat tidak semakin menurun.Indikasi Berbagai SektorSalah satu indikasi yang dilihat YLKI soalmenurunnya daya beli masyarakat antaralain dari sektor perumahan. Kenaikan hargarumah, menurut Sudaryatmo, memangsulit dihindari akibat gejolak harga-hargabahan bangunan menjelang kenaikan hargaBBM. Namun, pemerintah harus bertanggung jawab untuk tetap memberikanakses kepada masyarakat bawah untukmendapatkan tempat tinggal.Rumah merupakan kebutuhan riil masyarakat. Karena itu, masyarakat bawahtetap harus mendapatkan akses untukmendapatkan tempat tinggal. Kalau mereka tidak bisa memiliki atau membeli,minimal bisa menyewa. Karena itu, menurut Sudaryatmo, pemerintah perlumembangun rumah-rumah sewa dengantarif sewa yang murah. Pola-pola subsidisemacam ini masih relevan untuk dilakukan.Subsidi bagi masyarakat bawah, lanjutSudaryatmo, alokasinya harus benarbenar diperhatikan dan jangan bersifatkarikatif (dibagi-bagi). Sebab begitudibagi-bagi, maka akan habis dengansendirinya. Subsidi perlu diberikan secaralebih sistemik dan jangka panjang. Salahsatunya, bisa dengan cara membangunrumah-rumah sewa namun dengan tarifmurah agar bisa terjangkau masyarakatbawah.Indikasi melemahnya daya beli masyarakat juga bisa dilihat dari penjualanelektronik turun drastis sejak Januari2006.Tidak tanggung-tanggung, penurunanpenjualan produk elektronik berada di atas5%. Berdasarkan data Electronics Marketer Club (EMC) penjualan sejumlahproduk elektronik pada Januari 2006menurun signifikan antara 6,2% sampai25,1%, akibat melemahnya daya belimasyarakat pasca kenaikan harga bahanbakar minyak (BBM) pada Oktober 2005.Melemahnya daya beli masyarakatmerupakan salah satu penyebab menurunnya penjualan masyarakat, karena selamaini mayoritas pelaku usaha lebih memfokuskan pemasaran di dalam negeridibandingkan ekspor.Menurunnya daya beli masyarakat jugabisa dilihat dari sektor barang sekunderdan tersier seperti produk tekstil dan emas.Pesimisme dirasakan para pengusahatekstil dan produk tekstil (TPT). Pasalnya,
                                
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23