Page 51 - Majalah Berita Indonesia Edisi 12
P. 51


                                    BERITAINDONESIA, 4 Mei 2006 51(BERITA HANKAM)Ruang pertemuan Puri ArdhyaGarini, Halim PerdanakusumaJakarta, Selasa 4 April lalu dipenuhi perwira tinggi TNI dan parasesepuh TNI. Saat itu memang tengahberlangsung acara silaturahmi antaraPanglima TNI, Marsekal TNI DjokoPEGANG TEGUH JATI DIRI TNISuyanto, dengan keluarga besar TNI.Sosok Djoko selaku Panglima TNI begituakrab dengan para seniornya yang sudahpurnawirawan.Para purnawirawan yang hadir diantaranya, Jenderal TNI (Purn) Sutrisno,Jenderal TNI (Purn) Wiranto, JenderalTNI (Purn) Edi Sudrajat, Jenderal TNI(Purn) Luhut Panjaitan, Marsekal TNI(Purn) Hanafie Asnan, Letjen TNI (Purn)Soerjadi Soedirdja, Yunus Yosfiah, AMHendropriyono, dan para sepuh lainnya.Hadir pula dari keluarga besar FKPPI,PPM serta beberapa elemen lainnya.Meski baru dua bulan memangkujabatan Panglima TNI, Marsekal TNIDjoko Suyanto, meyakini bahwa pertemuan semacam itu tentu saja akanmelahirkan sebuah atmosfir baru berupasemangat pengabdian tanpa pamrihuntuk bangsa dan Negara KesatuanRepublik Indonesia yang berdasarkanPancasila dan UUD 1945.Panglima TNI dalam kesempatan tersebut menyampaikan hal-hal berkaitandengan hasil Rapim TNI belum lama ini.Antara lain menyangkut kebijakan dibidang kesejahteraan prajurit, alutsistaTNI dan reformasi internal TNI. Jugamasalah yang berkaitan dengan bisnisTNI dan hak pilih prajurit.Mantan Wapres Jenderal TNI (Purn)Sutrisno, dalam kata sambutannya mengingatkan bahwa bangsa ini memerlukanperhatian semua pihak. TNI harus tetapmenjaga dan mempertahankan jati dirinya sebagai tentara rakyat, tentarapejuang dengan terus meningkatkanprofesionalisme. Masalah kesejahteraanprajurit TNI memang menjadi masukanyang paling banyak diusulkan.Tak ada rotan akar pun berguna. Barangkali pepatah itujuga berlaku bagi pertahanan laut Indonesia. Keterbatasananggaran yang dimiliki pemerintah untuk pengadaanAlutsista yang baru tetap menjadi kendala bagi TNI baikitu TNI Angkatan, Laut, Darat maupun Udara.TNI Angkatan Laut sedikitnya mendapat suntikan baru dibidang armada laut. Pada Jumat (7/4) lalu KSAL LaksamanaTNI Slamet Soebijanto meresmikan empat buah kapal feri yangtelah dimodifikasi menjadi kapal perang. Empat kapal feritersebut merupakan pemberian atau hibah dari DepartemenPerhubungan pada 15 September 2005, sebanyak lima kapal.Kepala Dinas Penerangan Komando Armada Timur (Koarmatim) Letnan Kolonel Laut (KH) Drs, Toni Syaiful menyatakan,keempat KRI itu sudah bisa dioperasikan setelah diresmikan olehKSAL. Menurutnya kapal feri dengan kecepatan maksimal 38knot itu memang harus dimodifikasi terlebih dahulu sebelumdioperasikan. Perubahan itu antara lain catnya harus diubahmenjadi abu-abu dan dilengkapi dengan senjata, termasukperubahan ruangan yang semula bisa menampung 925 orangkini hanya mampu memuat 600 orang karena sebagianruangannya telah difungsikan untuk mengangkut peralatanmiliter, demikian dikutip Republika Kamis, 6 April 2006.Pengalihan status kapal sipil menjadi kapal militer tersebuttertuang dalam Surat Keputusan Panglima TNI Nomor 28/I/2006. Dengan penambahan empal kapal tersebut diharapkankinerja TNI AL akan bertambah baik, sehingga lebih maksimalmengamankan wilayah perairan RI. “Meskipun empat dari limakapal yang diresmikan tersebut juga bekas, namun diakui masihsangat memadai untuk menjadi kapal perang,” ujar Toni. ■ SBFERI DISULAP JADI KAPAL PERANGWILSON EDWARDPengalihan status kapal sipil menjadi kapal militerREPUBLIKA
                                
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55