Page 60 - Majalah Berita Indonesia Edisi 12
        P. 60
     
                                
                                    BERITA FEATURE60 BERITAINDONESIA, 4 Mei 2006Seekor macan mendekamdalam sebuah kandangberjeruji. Ditemani sebuahbola, ia tampak kesepian. Diatasnya, seekor merpatitengah mematuk makanan.Bebas, tak terpenjara seperti sang macan.Adegan itu bukan sungguhan. Melainkan sebuah fragmen patung darikayu jati. Patung semacam ituhanya ada di Jepara, Jawa Tengah. Meski kini amat langkakarena sudah jarang orang memesan.Kartinilah yang menciptakanpatung itu dan menamainya—‘Macan Kurung.’ Ia pertama kalimeminta seorang seniman ukirJepara bernama Singo Wiryountuk membuatnya. Patung-patung itu kemudian dihadiahkannya kepada sahabat-sahabatnya di Belanda. Bahkan, RatuWilhelmina pun pernah dihadiahinya macan kurung. Ia jugamenciptakan beberapa motif ukirlainnya, misalnya motif’lung-lunganbunga.Seakan tak cukup kata menggambarkankecerdasan sosok sang puteri Jeparabernama Raden Ajeng Kartini. Begitubanyak sisi lain dirinya yang belumterungkap. Di balik pemikirannya soalkesetaraan gender yang menggebu-gebudan terlampau maju di zamannya, ternyata tersimpan pula bakat seni yangbegitu besar.Jiwa seninya itu, seperti ditulis—KoranTempo, 9 April 2006, yang mendorongnya menghidupkan kembali seni ukir didaerah Belakang Gunung, dua kilometerke arah utara dari Pendopo KabupatenJepara. Sejak itu, Jepara dikenal sebagaikota ukir hingga sekarang.Kartini dan kedua adiknya, Kardinahdan Rukmini, juga pandai membatik.Mereka pernah mengirim hasil karyanyake Pameran Karya Wanita di Den Haag,1898. Terinspirasi oleh batik Kartini, padatahun itu pula di Batavia dibentuk Oosten West, lembaga yang bertujuan menghidupkan kembali kerajinan tanganHindia Belanda.Museum Nasional Jakarta saat inimenyimpan batik karya Kartini yangbelum selesai, yang dikerjakannya setelahmenikah dan ditampilkan pada pamerantekstil, 20 April lalu.Tahun 1964, RA Kardinah menyerahkan tiga lukisan karya mereka untuk Museum Sejarah Tugu Nasional. LukisanKartini menggambarkan kolam dengandua bunga teratai, satu mekar dan satukuncup. Sayangnya, pasca peristiwa G 30S/PKI, lukisan itu lenyap.Pandai memasakSatu lagi yang belum banyak diketahuiorang adalah kepandaian Kartini memasak. Adalah Suryatini N. Ganie, seorang cucu dari saudara seayah Kartini,yang menerbitkan buku Kisah dan Kumpulan Resep Puteri Jepara, yang diluncurkan 2005.Buku itu bukan buku biasa,melainkan berisi rahasia kulinerRA Kartini. Ia dan kedua adiknya,Kardinah dan Rukmini gemarmengolah berbagai santapanlezat. Setiap ada kesempatan,mereka mencoba berbagai resep.Kartini mahir memasak makananCina, Arab dan Eropa. Makanankesukaannya adalah kue soesjes(sus) dan selat usar, yakni saladdari sayuran yang disiram dengansaus seperti mayones.Sebelum meninggal, Kartinimemang pernah mengungkapkan keinginan menerbitkan resepkeluarganya. RA Kardinah yangpertama kali mewujudkannya denganmenerbitkan buku resep Lajang Panoentoen Bab Olah-olah, 1918.Resep-resep itu ternyata tak ketinggalan zaman meski sudah berusia ratusan tahun. Ayam goreng glepunggandoem, misalnya, sekarang dikenalsebagai ayam goreng tepung. Sepertiyang dijual di restoran cepat saji berlabelfried chicken. ■ RHSeekor MacanUntuk WilhelminaKartini yang menghidupkan seni ukir Jepara. Ia jugapandai membatik, melukis dan menguasai seni kuliner.Sebuah KontroversiAda kalangan yang meragukan kebenaran surat-suratKartini. Ada dugaan J.H. Abendanon, MenteriKebudayaan, Agama, dan Kerajinan saat itu,merekayasa surat-surat Kartini. Kecurigaan ini timbulkarena memang buku Kartini terbit saat pemerintahan kolonialBelanda menjalankan politik etis di Hindia Belanda, danAbendanon termasuk yang berkepentingan dan mendukungpolitik etis.Hingga saat ini pun sebagian besar naskah asli surat takdiketahui keberadaannya. Jejak keturunan J.H. Abendanonpun sukar untuk dilacak Pemerintah Belanda.Penetapan tanggal kelahiran Kartini sebagai hari besar jugaagak diperdebatkan. Pihak yang tidak begitu menyetujui,mengusulkan agar tidak hanya merayakan Hari Kartini saja,namun merayakannya sekaligus dengan Hari Ibu pada tanggal22 Desember. Agar tidak pilih kasih dengan pahlawanpahlawan wanita Indonesia lainnya, yang tidak kalah hebatdengan Kartini.Mereka yang pro malah mengatakan Kartini tidak hanyaseorang tokoh emansipasi wanita yang mengangkat derajatkaum wanita Indonesia saja, melainkan adalah tokoh nasional.Cara pikirnya sudah melingkupi perjuangan nasional. ■ RHKARTINI, KARDINAH DAN RUKMINI: Tiga puteri yangturut menghidupkan seni Jepara.
                                
     	
