Page 44 - Majalah Berita Indonesia Edisi 18
P. 44


                                    44 BERITAINDONESIA, 10 Agustus 2006BERITA KESEHATANmembuka pemeriksaan darah dankonseling keluarga. “Kita juga bekerjasama dengan Palang Merah Belanda. Dalam program ini, kita jugaakan menggandeng elemen masyarakat seperti organisasi wanita, sekolah dan kaum waria, sekali-gus melatih mereka menjadi penyampai informasi yang benar tentang bahaya HIVAIDS”, ujarnya kepada SL Pohan dariBERITA INDONESIA.Tidak jelas, berapa banyak penduduk di wilayah paling utara ProvinsiKalimantan Timur itu terjangkit penyakit mematikan ini. Tetapi, untukKota Tarakan, diperkirakan ada ribuan orang yang diduga kena penyakitini dengan segala tingkat kegawatannya. “Yang jelas di Provinsi Kaltim,Kota Tarakan termasuk siaga satuuntuk kasus ini. Frefalensi Tarakansekarang 3,5 persen dari jumlah penduduk, atau ada sekitar 5.600 orangyang sudah terinfeksi”, kata dr HKhairul, S.Kes, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tarakan.Dari survey yang dilakukan beberapa waktu lalu, Dinas Kesehatan KotaTarakan, lagi-lagi menemukan 30 kasus. Sehingga, total kasus dalam tahun 2006, dari bulan Januari hinggaMei sudah ada 111 kasus, 29 orang diantaranya ditemukan saat donor darah. Ia sangat kuatir, sebab sebagianpendonor darah yang terjangkit virusmematikan kekebalan tubuh itusudah berkeluarga. “Artinya, kalaudia suami, isteri pasti sudah tertular,dan kalau isteri sedang hamil, bayidikandungnya pun pasti sudah terHATI-HATI DENGAN AIDSPenyebaran virus HIV-AIDS di Wilayah Utara KalimantanTimur, benar-benar mengkhawatirkan. Disinyalir, ribuanpenduduk terjangkit penyakit mematikan ini.alahundul, sebut saja demikian namanya, sebenarnyamempunyai niat suci menyumbangkan darah untukkemanusiaan. Maka, ketika perusahaan tempatnya bekerja menyumbangkan darah secara kolektif melaluiPalang Merah Indonesia (PMI) Tarakan, ayah dari tiga anak ini ikut sebagai donor. Namun, apa yang terjadi? Ibarat petir di siang bolong, iadinyatakan positif terjangkit humanimmuno deficiency virus-aquired immuno deficiency syn-drome (HIV-AIDS).Meski ini berita yang tidak mengenakkan bagi yang bersangkutan, warga dan pemerintah, Ketua PMI CabangTarakan, dr Aboebakar Pari MPH, merasa terbeban bila tidak mela-porkantemuannya. “Jika pada tahun 2001-2004 kasus yang ditemukan ha-nya1-2 kasus per tahun. Pada tahun 2005meningkat jadi 18 kasus dan pada tahun 2006, dari Januari sampai Mei,PMI Tarakan menemukan empat orang yang dinyatakan positif terjangkit HIV-AIDS”, kata AboebakarAngka itu kemudian menjadi cambuk bagi Aboebakar. Sejak tahun2001, PMI Tarakan memang sudahmelakukan penyuluhan. Lalu denganmeningkatnya angka terinfeksi virusyang belum ada obat ini, PMI Tarakansemakin intens melakukan penyuluhan. “Pengetahuan masyarakat tentang bahaya HIV-AIDS masih rendah.Sekitar 40 persen masyarakat belummemahami, bagaimana cara mencegah dan menghindari,” katanya. Menurut Aboebakar, PMI Tarakan sudahjangkit,” kata Khairul.Dalam menangani kasus ini, bukankah sebaiknya orang yang sudah terinfeksi dikarantina? Tampaknya,bagi dr H Khairul, persoalanya tidaklah sesederhana itu. Karena instrumen pencarian kasus yang selama inidilakukan masih amlinganominos.Amling artinya hanya mengetahuibesaran masalah dan orang-orangyang diperiksa. Sekarang, PemerintahKota Tarakan sudah menggarap instrumen hukum. “Rancangan Perdanya sedang kita garap, tigggal membawanya ke DPRD”, ujarnyaIa mencontohkan, penggunaan jarum suntik harus menggunakan jarum sekali pakai, begitu juga dengandokter gigi, peralatan yang digunakan harus benar-benar stril.Sementara kepada wanita PSK (Penjaja Seks Komersial) di kota transititu, dr Khairul menghimbau agar menyediakan kondom. Karena satu-satunya cara pencegahan penularan penyakit tiada ampun ini, hanyalah dengan menggunakan kondom. Semuaitu dalam instrumen Perda nantiakan diatur, termasuk penggunaangunting rambut, pisau cukur. Jadi,ketika seseorang datang ke tukanggunting rambut, ada ketentuan bahwa pisau dan gunting yang digunakan harus bersih dan stril atau istilahsekali pakai.Memang, ada pemikiran agar orangorang yang sudah terinfeksi HIV-AIDSdikarantina saja. Karena hal itu dinilaiaman. Tetapi, karena jumlahnya sudah banyak, cara seperti itu dinilai tidak memungkinkan lagi. Jika dihitung dengan teori “Gunung Es” jumlahpenduduk Tarakan yang sudah positifdiketahui terinfeksi penyakit mematikan ini ada 111 orang. Menurut teorigunung es, jumlah 111 orang itu hanyapuncaknya. Berapa jumlah di bawahsudah tentu ribuan orang. Dan, jikadihi-tung sesuai frepalensi 3,5 persendari 160.000 jiwa penduduk KotaTarakan, maka ada sekitar 5.600 orang yang sudah terinfeksi.Sementara, Erlan Susanto, (48)tokoh warga Gunung Bakso Kelurahan Karang Anyar, Tarakan Baratmengatakan, ada sekitar 260 orangPSK yang beroperasi di lokasi yangterletak di tengah kota yang dijulukisebagai New Singapore itu. Jumlahini, baru yang terdaftar, sementarayang tinggal di luar tetapi beroperasidi Gunung Bakso, tidak sedikit jumlahnya. „ SLP-ASMKadis Kesehatan Kota Tarakan, dr H Khairul, S.Kes ketika memberi penyuluhan.HUMAS TARAKANS
                                
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48