Page 15 - Majalah Berita Indonesia Edisi 20
P. 15
BERITAINDONESIA, 7 September 2006 15BERITA UTAMAtukang becak sampai Indonesia memperingati ulang tahun kemerdekaan ke 61.“Sekarang ini kita mundur jauh biladibandingkan dengan era sebelumnya,”kata Said, seorang pegawai negeri wargaBetawi tetapi bermukim di Tengerang,Banten. Dia menyindir para anggotaDewan yang melupakan rakyat, merekakalau sudah duduk di atas hanya berpikiruntuk membalas budi kepada tim sukses.Padahal sebagai abdi negara, abdi rakyatdan abdi partai, mereka harus menyusunsuatu kekuatan supaya rakyat sejahtera.Said hanya berharap para anggota Dewantaat melaksanakan perintah agama agarmereka menyadari apakah perbuatannyamenyalahi kedudukannya atau tidak.Dia melihat baru satu yang berhasil diperjuangkan oleh DPR, mengabulkan tuntutan para buruh yang menentang amandemen UU Perburuhan. Meskipun kecil,sudah ada keterbukaan. Tetapi menurutdia rakyat bukan hanya buruh. Merekamestinya bertanya, “rakyat yang diwakilikok semakin susah?”Tanto, wiraswasta asal Solo yang menetap di Bekasi, Jawa Barat, menyoroti paraanggota Dewan yang senang plesir ke luarnegeri. Menurut dia itu kurang pas, sebabsekarang rakyat sangat menderita dengankenaikan harga BBM dan berbagai macambencana alam. Dia hanya meminta paraanggota Dewan yang duduk di Senayanmemperhatikan rakyat yang mereka wakili;terutama pertumbuhan ekonomi untukmengurangi jumlah pengangguran, danrakyat mudah cari kerja untuk biaya hidup.Namun dia melihat para anggota Dewansudah aspiratif, “cuma tidak peka.” Misalnya, meminta dana tambahan untuk pekerjaan mereka. Masyarakat sedang ditimpabencana, tetapi mereka tega meminta danatambahan. Kata Tanto, janji-janji merekaselama kampanye tidak sesuai lagi.Pengamat politik LIPI, Syamsuddin Haris, membenarkan bahwa kinerja Dewanbelum memperlihatkan perbaikan yangberarti. “Penghasilan mereka meningkat,tetapi kinerja begitu-begitu saja,” kataHaris kepada M. Subhan dari Berita Indonesia.Haris sependapat bahwa sikap kritisanggota Dewan bisa melunak tatkalausulannya yang terkait dengan gaji,tunjangan, dan sebagainya dipenuhi olehpemerintah. Staf pengajar Universitas Indonesia ini juga membenarkan bahwasikap anggota Dewan bisa dibayar olehpemerintah. “Sampai saat ini memangdemikian. Kalau fasilitasnya dipenuhi,gajinya dinaikkan, uang resesnya dinaikkan, tidak banyak ngoceh.”Haris melihat pemerintah bukan memanjakan anggota Dewan, tetapi, “pemerintahnya yang geblek. “Kenapa demikian? Karena pemerintah sebenarnya bisalebih tegas dan konsisten. Mestinya dengan tidak melakukan kompromi politik.Tapi kesalahannya memang sudah sejakawal. Sudah kepalang basah. Itulah konsekuensinya kalau pemerintah dipimpinoleh presiden dari partai minoritas.”foto: berindo wilsonANGAN U MATA DUITAN