Page 18 - Majalah Berita Indonesia Edisi 22
P. 18


                                    18 BERITAINDONESIA, 5 Oktober 2006BERITA UTAMA“Kita terus mengajukan penambahananggaran untuk TNI, termasuk tunjanganuntuk kesejahteraan prajurit.”Menurut Hikam profesionalisme TNIhanya bisa dibangun dengan meningkatkan kesejahteraan para prajurit. Ini merupakan kewajiban negara karena militermerupakan pilar negara yang harus kuatuntuk mempertahankan negara.Prajurit PilihanBeruntung bagi para prajurit yangdilibatkan di dalam misi perdamaian diluar negeri. Mereka tentu prajurit pilihandari antara ratusan ribu prajurit yangbertugas di ketiga angkatan—darat, lautdan udara. Sudah tentu, selain gaji,mereka memperoleh tunjangan yangcukup lumayan.Seorang bidan di sebuah rumah bersalin di Jakarta Utara menceritakan bahwadia sudah hampir sebulan tinggal terpisahdari suaminya yang dikarantina di Cilodong, Bogor. Suaminya, bergabung dalamPasukan Garuda XXIII beranggotakan850 prajurit yang segera bertugas di Libanon. Bidan itu sudah memahami bahwa dia tidak boleh mengeluhkan sesuatukepada suaminya, karena ini bisa mengganggu suasana kejiwaannya. Cuma diaberharap, sebelum berangkat ke Libanon,suaminya diperkenankan cuti sehari ataudua hari. “Soalnya, dia akan bertugas lamadi sana,” katanya dengan penuh harap.Prajurit pilihan lainnya, Mayor Muhammad Saleh, sebagai anggota pasukanGaruda yang akan bergabung dengan Pasukan Penjaga Perdamaian PBB, sudahmempersiapkan diri sebaik-baiknya. Perwira menengah tamatan Akmil 1991 danberdarah Palembang ini, sebagai prajuritharus siap ditempatkan di mana pun. Bersama anggota kontingen lainnya, Salehsudah menyelesaikan skenario latihan simulasi seolah-olah berada di medanLibanon.Mayor Saleh pernah bertugas sebagaipeninjau militer di Kongo. Katanya,tugasnya sebenarnya tidak banyak berbeda. Perbedaannya, dia sekarang beradadi dalam kontingen. Perbedaan lain,sebagai peninjau tidak boleh membawasenjata, tetapi sebagai anggota kontingenharus bersenjata. Menjadi peninjau hanyamembawa seragam loreng. Jika ada milisi,dan markas diserang, katanya: “apa bolehbuat, itu risiko tugas.”Sedangkan bergabung di dalam kontingen, anggota pasukan dilengkapi senjata.Tetapi tugasnya di lapangan sama sajadengan peninjau militer: melakukanobservasi, pemantauan, siapa yang melanggar dicatat dan dilaporkan. Tugas prajurit sektor biasanya melakukan patrolidan pengamanan di malam hari.Tugas para prajurit, kata Mayor Saleh,memberikan pengamanan, termasukpada para wartawan dan pejabat UNHCRyang ingin melihat pengungsi di lokasiyang rawan. Mereka dibawa denganpanser. Juga melakukan patroli menghadapi medan ranjau. “Dan kami sudahmelakukan latihan dengan materi tersebut,” kata Saleh kepada Berita Indonesia.Namun Mayor belum bisa membayangkan seperti apa medan dan tugas yangakan dihadapinya di Libanon. Tetapi dia,demikian juga rekan-rekannya sekontingen, harus tetap siap.Mayor Saleh yang pernah menjabatKomandan Batalyon Kaveleri, mengakuiperalatan-peralatan perang TNI sudahberumur. Demikian juga soal kesejahteraan. Dia mengira pemerintah dan pimpinan menaruh perhatian terhadap masalah tersebut. Namun sebagai pejuangdia harus menerima apa-apa yang diberikan kepadanya. “Masalah cukup dan tidakcukup itu sangat relatif,” kata Saleh.Selama bertugas di Libanon memangada tunjangan, tetapi nilainya dia belumtahu. Tunjangan keluarga juga bilamanaterjadi sesuatu yang tidak diharapkan dimedan tugas. Soal dukungan keluarga,Mayor Saleh mengatakan sebelum menikah pasangan hidup sudah tahu risikoistri seorang tentara. Katanya, tidak adamasalah yang berkaitan dengan keluarga.Bisa jadi sebagai aspirasi yang semestinya dihayati oleh pimpinan, Saleh berkelakar: “Sama keluarga kangen juga sih,ya itu manusiawi.” „ SB-SHPanglima TNI Marsekal Djoko Suyanto dalam seragam loreng lapangan. foto: berindo wilson
                                
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22