Page 37 - Majalah Berita Indonesia Edisi 22
P. 37
BERITAINDONESIA, 5 Oktober 2006 37LENTERAAlasannya, pembiasaan yang nonformaltak mudah diciptakan.Membentuk masyarakat yangberbudaya bersih dan sihat harusmelalui pembiasaan yang terprogram(pendidikan); membentuk masyarakatsains dan teknologi juga melaluipembiasaan yang terprogram(pendidikan); dan untukmempersiapkan Indonesia masuk kedalam zone of peace and democracyjuga melalui pendidikan. Itulah yangsedang ditempuh oleh segenap civitasAl-Zaytun.Syaykh juga memberi jawaban ataspertanyaan: “Apakah demokrasi sesuaidengan Islam?” Sebuah pertanyaanyang mungkin dari adanya“cendekiawan” Islam yang berprinsipbahwa demokrasi berasal dari Baratsehingga tak tepat jika dijadikanlandasan kehidupan muslim. “Kitatidak harus menjawab sesuai dan tidaksesuai, sebab sudah sejak lama Islammengenal jumhuriyyah. Jikademokrasi itu diterjemahkan denganjumhuriyyah, maka maknanya noproblem. Lagi pula bukankah segalasesuatu itu datangnya dari ilahiah,sehingga dulu ada yang mengatakanvox populi vox dei, suara rakyat adalahsuara Tuhan?” jelas Syaykh.Kebutuhan Pangan AktualSyaykh juga menegaskan perihalkebutuhan pangan yang aktual.Menurut Syaykh, science andtechnology society dan zone of peaceand democracy hanya akan dicapaisetelah masyarakatnya berbudayahidup yang sihat dan bersih. Sedangkankehidupan yang sihat dan bersih akantumbuh dari kebutuhan pangan yangcukup. Dan di Indonesia, beras menjadisumber kebutuhan pangannya.Sayangnya, beras Indonesia masihbelum bisa bersaing dengan beras yangdiproduk oleh petani luar negerisehingga masih ada masyarakatIndonesia yang memakan beras produkluar negeri. Impor beras terjadi karenaharga beras yang diproduksi mahal,sementara jumlahnya juga takmencukupi hajat beras nasional, selainmungkin karena rasanya lebih enak.Sementara itu, harga beras impor lebihmurah sehingga konsumen beras diIndonesia akan selalu memilih berasyang murah itu.Menyikapi hal itu, Al-Zaytunbersikap, alangkah indahnya jika mulaisekarang petani-petani Indonesiadiajak untuk berbicara dan berbuatuntuk memperbanyak produk,meningkatkan kualitas, danmenurunkan harga beras. “Kita tidaksetuju menaikkan harga padi, karenaakan menaikkan harga beras,” tegasSyaykh. Ia pun menyampaikan sikapAl-Zaytun untuk menyetop kekuatanpangan dari luar dan mempertahankanpangan dalam negeri.Menurutnya, salah satu kelemahansistem produksi perberasan nasionaladalah penggunaan pupuk yang kurangtepat. Sebagian besar petani masihmenggunakan pupuk tunggal sepertiurea, SP, atau KCL. Padahal negaranegara yang maju pertaniannya sudahmenggunakan pupuk majemuk.Misalnya Australia dengan hasil 11 tonper hektar, lalu Mesir (10,2 ton per ha),diikuti Spanyol, Amerika, Jepang, danKorea Selatan. Bandingkan produksipetani Indonesia yang masih 4 ton perhektar. Maka Al-Zaytun bersikap agarindustri pupuk nasional mengubahkebijakan pembuatan pupuknya daripupuk tunggal menjadi pupukmajemuk.Dengan itu Indonesia akan kembalimenjadi gembong padi dunia, dan tidakmenjadi ayam yang mati di ataslumbung padi. Tatkala itu tercapai, kataSyaykh, terwujudlah budaya bersih dansihat (cukup makan) menujuterbentuknya science technologysociety dan zone of peace anddemocracy.Begitulah Al-Zaytun dalammerencanakan, melaksanakan, danmengevaluasi berbagai program dankinerjanya yang selalu berorientasikepada kepentingan bangsa dan negaraIndonesia secara utuh, hari ini, danmasa depan. Sumbangsih yang takternilai harganya bagi bangsa dannegara yang sangat memerlukanmanusia-manusia terdidik. Generasipenerus yang mampu membawa bangsaIndonesia berdiri sama tinggi danduduk sama rendah di tataraninternasional.Pusat Kajian TinggiSkenario dan penerapan SistemPendidikan Al-Zaytun masa datang,tergambar pada skema sistem danjenjang pendidikan yang berjalandalam tiga jalur dan ditempuh selama20 tahun, mulai dari tingkat asas(dasar), menengah, dan tinggi. Dalamskenario ini, Kampus Al-ZaytunIndramayu saat ini, akandiperuntukkan bagi operasionalpendidikan tingkat perguruan tinggi.Pendidikan dasar dan menengah akandisebar ke berbagai daerah. Hal ini eratkaitannya dengan cita-cita untukmenjadikan Al-Zaytun sebagai pusatkajian tinggi pada masa 10-15 tahun kedepan.Dalam jangka pendek diprogrammembangun Al-Zaytun untuk tingkatmenengah pertama di berbagai daerah.Maka, segala pengerjaanpembangunan di Al-Zaytun pusat,khususnya pembangunan gedungpembelajaran harus disesuaikandengan kebutuhan kelas perkuliahan. Q