Page 42 - Majalah Berita Indonesia Edisi 22
P. 42
42 BERITAINDONESIA, 5 Oktober 2006BERITA EKONOMIIndonesia Kalah CepatMereformasi Kebijakan EkonomiEkonomi Global Terancam PerlambatanPerekonomian global sedang beradapada sebuah titik balik penting setelahtiga tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang kuat. Sumbernya, sedangterjadi perlambatan perekonomian ASyang juga dapat menurunkan ekspansiglobal.Rodrigo de Rato Direktur PelaksanaDana Moneter Internasional (IMF)mengistilahkan awan gelap kini lebih banyak terlihat di cakrawala dibandingkansetahun lalu. Potensi munculnya kesulitan terhadap perekonomian global dimasa mendatang disampaikan de Ratosaat berbicara dalam sebuah konferensiOPEC di Wina, Austria Selasa (12/9).Kendati perekonomian global sudahberada pada titik balik, tetapi karena parainvestor mengabaikan berakibat perekonomian global sedang menghadapi risikobesar. Risiko itu antara lain kemungkinan perlambatan perekonomian AS,turunnya harga perumahan, kenaikanharga minyak, dan kenaikan tingat sukubunga untuk menghambat tekananinflasi.Saat ini di AS pasar properti sudahTokoh senior Indonesia Siswono Yudo Husodo usaimembaca sebuah telaah dari NIC’s atau National Intelligent Councells, yang berpusat di Amerika Serikat,menggambarkan Indonesia di tahun 2040 akan menjadisalah satu negara yang pengaruhnya semakin meningkatdi dunia bersama-sama dengan China, India, AfrikaSelatan, Brazil.kan tetapi sebuah laporanterbaru dari Bank Dunia danInternational Finance Corporation (IFC), yang tertuangdalam “Doing Business 2007, How to Reform”, seakan menohok secara ironis Indonesia dinyatakan berada pada peringkat ke-135 dari 175 negara dalam halkemudahan memulai usaha baru di dunia.Peringkat ini turun dari posisi ke-131tahun lalu karena perbaikan tidak sesignifikan di negara lain. Indonesia dinilaikalah cepat memberikan berbagai kemudahan bagi para pebisnis.Penurunan peringkat sesungguhnyabukanlah berarti negatif bagi Indonesia.Penurunan terjadi karena perbaikan yangterjadi di negara lain sangat signifikan,sementara di Indonesia tidak. Investasitidak meningkat secara signifikan, sementara kinerja pertumbuhan ekspornyajuga turun dibandingkan dengan negaranegara se kawasan Asean.Intinya, daya saing perekonomian Indonesia di pasar global semakin melorotdari tahun ke tahun. Indonesia hanyamenyisakan keunggulan atas Laos danTimur Leste, yang untuk tingkat kawasanmenempati posisi ke-159 dan ke-174 ditingkat dunia.Seorang ekonom IFC penulis laporanitu, Caralee McLiesh mengatakan Indonesia telah mengalami reformasi dalam halkemudahan memulai usaha baru. Waktuyang diperlukan tadinya sangat panjang,151 hari, kini telah dipangkas menjadi 97hari. Indonesia juga disebut akan menerapkan pengarsipan secara elektronikuntuk perpajakan.Sejumlah indikator untuk menunjukkan daya saing investasi dan kegiatanbisnis di sebuah negara, yang dinilaiantara lain adalah kebijakan memulaiusaha, peraturan mengenai lisensi, tenagakerja, pendaftaran properti, konsistensiperjanjian kerjasama, mendapatkankredit, perdagangan antar negara, perlindungan terhadap investor, perpajakandan penutupan bisnis.McLiesh seolah sedang menghiburmengatakan laporannya itu ibarat cekkesehatan saja di lingkungan bisnis di 175negara. Adanya perbaikan atau tidakhanya menunjukkan peluang dan perbaikan apa yang harus dilakukan negaratersebut.Atau, “Ibarat tes kolesterol, kalaukolesterol Anda tinggi, bukan berarti Andaakan meninggal kan? Tapi, berarti Andaharus menurunkan kadar kolesteroltersebut,” urai McLiesh dalam sebuahtelekoferensi antara Washington DC, AS,dengan Jakarta, Rabu (6/9).Senada dengan Bank Dunia dan IFC,Bank Pembangunan Asia (ADB) di Maniladalam laporan Asian Development Outlook 2006 juga melaporkan bagaimanapeningkatan upah buruh, angka inflasiyang tinggi, dan kurs rupiah yang relatifkuat telah menggerogoti kemampuanbersaing Indonesia di pasar ekspor.ADB mengatakan sejauh ini sudahbanyak hal yang dilakukan pemerintahuntuk mendorong investasi. Akan tetapipersoalannya adalah semua masih belumefektif di lapangan.Kendati sangat disorot, Menko Perekonomian Boediono dengan tegas mengatakan pemerintah akan tetap teguh denganrencana perbaikan iklim investasi melaluisejumlah paket yang sedang dijalankan.“Kita jangan over-reacted dengan pengumuman itu. Kita akan tetap strickdengan paket investasi dan lainnya yangsedang dijalankan,” urai Boediono. HTAfoto: berindo wilson