Page 43 - Majalah Berita Indonesia Edisi 22
P. 43
BERITAINDONESIA, 5 Oktober 2006 43BERITA EKONOMIBI RateSemakinTurunmelemah tajam setelah sebelumnyabergairah. Data penjualan rumah menunjukkan terjadi penurunan sebesar 4,1persen pada Juli 2006, sebuah titikterendah sejak Januari 2004. Penurunanterjadi lebih cepat dibandingkan denganperkiraan semula, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan ada risiko yanglebih besar yakni perlambatan perekonomian AS.Demikian pula gangguan pada pasarminyak, menurut IMF dapat turut mempengaruhi perekonomian global. IMFmenekankan kemungkinan tingginyatekanan terhadap pasokan minyak padaperekonomian. Harga minyak domestikdi berbagai negara harus dipatok untukmenggambarkan ongkos sosial danekonomi, serta merespon dengan baikpermintan dalam negeri.“Sangat mungkin terjadi gangguanpada pasar minyak. Hal ini dapat terjadidan keadaan ini akan memengaruhikeadaan global yang lebih besar dibandingkan dengan yang terjadi sekarangini, khususnya terhadap sektor konsumer dan kepercayaan bisnis,” ucap deRato.IMF selain memberikan peringatanancaman perlambatan perekonomianglobal, juga mengungkapkan ada perkembangan yang baik pada pertumbuhan dan inflasi. Dengan adanya skenario ini pertumbuhan perusahaan akantetap sehat dan tinggal gagal bayarrendah. HTRapat Dewan GubernurBank Indonesia (RDG BI)pada hari Selasa (5/9)sepakat menurunkankembali suku bunga kreditatau BI Rate sebesar 50basis poin (bps), dari 11,75persen menjadi 11,25persen.ank Indonesia menyatakankebijakan penurunan sukubunga BI Rate ini akan dipertahankan hingga akhir tahunseiring dengan ekspektasi inflasi yangstabil dan rendah.Bank Indonesia dalam tiga bulan terakhir sudah menurunkan BI Rate 125 bps.Pada 9 Mei BI menurunkan 25 bps menjadi 12,50%, lalu pada 6 Juli turun lafi 25bps menjadi 12,25%, pada 8 Agustussecara agresif turun 50 bps menjadi11,75%, dan yang terbaru turun lagi 50 bpshingga menjadi 11,25%.Direktur Perencanaan Strategis danHumas BI, Budi Mulya mengatakansejumlah faktor telah menyakinkan Dewan Gubernur BI untuk mengonfirmasikan perbaikan ekonomi nasional sertapenetapan suku bunga.Kata Budi room penurunan suku bungaselalu ada dan akan kelihatan optimismebahwa sektor riil akan mulai bergulir,sementara halangan dari faktor luarmereda.BI juga menilai perkembangan positifdi dalam dan luar negeri telah mendorongmasuknya aliran dana asing ke pasaruang, meski lebih banyak diwarnai pergeseran penanaman dana asing dari SBIke SUN dan saham. Kondisi tersebutmembuat posisi cadangan devisa naikmenjadi 42,1 miliar dollar AS, dari posisi31 Agustus 2006 yang 41,99 miliar dollarAS.Direktur BCA Suwigyo Budiman menilai penurunan BI Rate akan diresponperbankan dengan mengoreksi bungakreditnya. Tapi, menurutnya, suku bungabukanlah satu-satunya faktor kembalinyafungsi intermediasi perbankan. Bungakredit turun tapi bila daya beli tidak adaakan sama saja.Menko Perekonomian Boediono menilai turunnya BI Rate sesuai dengan arahkebijakan pemerintah. Ia berharap perbankan jangan terlalu lama mengikutipenurunannya. Ini arah yang baguskarena tampaknya inflasi sudah bisadijinakkan dibanding tahun lalu. Artinya,suku bunga masih bisa turun lagi. TetapiBoediono mengingatkan inflasi masihberpotensi menguat di akhir tahun seiringada beberapa hari besar keagamaan.Ekonomi InterCAFE, Iman Sugemamengatakan agar ekonomi tumbuh signifikan, lebih penting bagi pemerintahmenciptakan iklim investasi yang bersahabat, dan tak hanya dengan menurunkan BI Rate. Fokus untuk mengimplementasikan sejumlah paket kebijakan dirasakan lebih penting.Kata Iman, bila di lapangan ini berjalanmaka perbankan juga akan merespon.Bank masih melihat tingginya tingkatresiko usaha saat ini. HTB foto: berindo wilson