Page 30 - Majalah Berita Indonesia Edisi 23
P. 30


                                    30 BERITAINDONESIA, 19 Oktober 2006Momentum PuasaIbadah puasa selama bulan suci Ramadhan dipilihbeberapa media cetak untuk memberi opini mereka ditajuk rencana. Momentum puasa dikaitkan denganketamakan dan kerakusan manusia yang ditandaimeningkatnya tindak kejahatan korupsi di negeri ini.uasa dan Pengekangan, demikian judul tajuk harian SinarHarapan (23/9). Tulis koransore tersebut, umat Islam diseluruh dunia kini tengah melaksanakanibadah wajib, berpuasa. Selama satu bulanpenuh mereka dilarang makan, minumatau melakukan kegiatan tertentu padasiang hari, sekalipun hal tersebut halal.Berpuasa merupakan kegiatan multidimensi. Pada sisi dimensi fisik, merekayang menunaikannya, menahan nafsuuntuk tidak melakukan hal-hal yangsebenarnya dihalalkan, dari waktu imsyaksampai maghrib.Berpuasa, tulis SH, bermakna pembersihan jiwa untuk mencegah keinginan melakukan hal-hal tidak terpuji, baik dalambentuk niat, ucapan, maupun perilaku.Berpuasa melatih dua dimensi sekaligus—dimensi fisik dan rohani. Mereka yangberhasil melaksanakan kewajiban yangdiperintahkan Tuhan ini akan tampilbeda. Dia laksana bayi yang baru lahir,bersih dari segala “kotoran” dunia.Bagaimana relevansi puasa dengankehidupan sehari-hari? Salah satu kegiatan yang menonjol adalah pengekangan diri; menahan lapar dan haus danmenahan nafsu. Juga merasakan penderitaan 35 juta fakir miskin di seluruhpenjuru negeri. Tulis SH, kita melihatkekacauan ekonomi, politik dan sosial saatini berpangkal pada kelemahan di dalammengekang diri. Semua berlomba-lombamenuruti hawa nafsu, mengejar materidan mengabaikan nurani, sehingga korupsi merajalela. Tidak ada lagi rasa malumelakukan korupsi secara bersama-sama,bahkan dianggap lumrah. Nurani merekatelah mati.Harian Bisnis Indonesia (23/9) menurunkan tajuk berjudul: Puasa untukPerubahan. Umat muslim di muka bumimenjalani ibadah puasa Ramadhan 1427H. Inilah bulan berlimpah keberkahan,kemuliaan dan magfirah yang sangatditunggu-tunggu kehadirannya oleh umatIslam. Waktu sebulan penuh menjadisangat berharga, karena dijanjikan pahalaberlipat ganda bagi yang beribadahkepada sang rabb, Allah subhanahu wata’aala.Tulis BI, kita tentu sadar ketika tanpasengaja melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ajaran agama, di saatitulah kita pasti jauh dari pengaruh Ilahiah. Terbukti dengan makin maraknyapelanggaran moral dalam berbagai bentuk, antara lain, korupsi, kolusi dan perusakan lingkungan. Sebagian pejabat di negeri ini, sipil maupun militer, terlihat rajinberibadah. Tapi kekayaan materi yangmereka miliki seringkali jauh melebihi gajidan pendapatan yang wajar. Artinya,berbuat yang haq (kebenaran) dan bathil(kesesatan) dilakukan secara paralel.Menyaksikan sikap religiusitas bangsaIndonesia, masjid, gereja, pura, kelentengdan tempat ibadah lainnya, seakan tidaksanggup menampung jamaah. Sulit dipercaya jika negeri ini jauh dari cahaya Ilahiah.Namun fakta berbicara lain. Ramadhanselayaknya menjadi acuan untuk mengubah perilaku yang mencampuradukkanyang haq dan yang bathil. Inilah inti jihadyang sebenarnya, mengembalikan hal yangsesat ke arah kebenaran, tulis BI.Ramadhan Momentum untuk RefleksiDiri, demikian judul tajuk Investor Daily(23-24/9). Bila merefleksikan apa yangterjadi di negeri ini, sepertinya nilai-nilaiyang terkandung dalam hikmah puasabelum benar-benar terlaksana. Ada kesenjangan antara hukum akidah dan penerapan di lapangan. Lihat saja realita yangterjadi, korupsi merajalela tanpa malumalu. Kemiskinan dan pengangguranmasih bertumpuk, bahkan terus bertambah, ketimpangan kelompok kaya danmiskin kian menjadi-jadi.Menurut harian ekonomi tersebut, korupsi yang menjadi faktor terbesar pemicukehancuran ekonomi kita, merupakanbuah keserakahan. Hal tersebut bisa tumbuh subur karena kita tidak mampu mengekang hawa nafsu. Padahal pelajaranterbesar dari ibadah puasa mengekanghawa nafsu, bukan sekadar menahan diridari makan dan minum atau hasrat seksual, juga kenikmatan-kenikmatan duniawi yang lain.“Puasa merupakan momentum untukrefleksi diri,” tulis ID. Kita berharap agarpuasa pada bulan Ramadhan kali ini,sungguh-sungguh membersihkan danmenyucikan rohani kita dengan menanamkan kasih sayang, kesabaran dankejujuran, disiplin mengekang hawa nafsuserta menghindarkan diri dari sifat tamakdan rakus. „ SB-SHPLINTAS TAJUK
                                
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34