Page 24 - Majalah Berita Indonesia Edisi 23
P. 24
24 BERITAINDONESIA, 19 Oktober 2006BERITA UTAMAdibangun dengan sistematis dalamsebuah sistem?Yang kami maksud membangun desabukan terus melepaskan pendidikan tapipendidikan juga di dalamnya semua.Kita sudah 61 tahun merdeka, tapipendidikannya cenderung belumpesat perkembangannya dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Malaysia. Apa penyebabnya?Ya itu tadi. Semua tidak terfokus,meninggalkan kekuatan. Kekuatan bangsa ini ada di desa. Jika kualitas desa turunseturun-turunnya, akhirnya turunlah Indonesia. Kualitas itu berbagai-bagai,kurang makan menyebabkan kurangpendidikan. Kurang pendidikan menyebabkan kurang interdependensi.Kurang interdependensi menyebabkankuranglah kekuatan Indonesia.Pendidikan bisa mengubah sosokdan postur tubuh seperti yang sudah dilakukan Jepang. Sekarang kita tidak melihat lagi orang-orang Jepang yang kate, seperti tahun 45-an?Dulu kita disuruh, pagi-pagi berbaris,melihat ke depan, matahari, dan kitagagah, sehat sambil bernyanyi “miyotokaino assarasoto” dan selanjutnya. Waktu itu kita tahu orang Jepang badannyakecil-kecil. Mereka mendidik hal itusampai hari ini. Itu namanya taiso. Taisoitu olahraga pagi sambil nyanyi miyotokaino asarasoto baru dikasih sarapan.Begitulah cara pendidikan Jepang, terusdipraktekkan, sekarang orang Jepangsudah tinggi-tinggi.Bahkan saat ini banyak pertanyaan, bangsa ini mau dibawa ke mana?Ayo kita bawa ke kemajuan. Yangbertanya pun harus menjawab. Jangansekadar bertanya, terus lempar batusembunyi tangan. Sebab para nabi saja,menjawab karena ditanya juga. Terkadang dijawab, yang bertanya lebih tahudaripada yang ditanya. Begitu jawabannabi sebab terkadang seperti manusia,tapi itu malaikat.Jadi tidak semua pertanyaan harusdijawab rinci, kadang-kadang dengarkansaja, sebab jangan-jangan yang bertanyalebih tahu jawabannya. Sama saja denganorang yang menghujat, tidak mesti dijawab. Dia akan menjawab dengan sendirinya dan akan berhenti dengan sendirinya. Itulah kebajikan.Sedikit menyinggung mengenaiPancasila. Sekarang ada yang mengatakan Pancasila ini sudah berakhir. Ada lagi pertanyaan yang paling sinis, barangkali pertanyaanyang tidak perlu dijawab tadi. Chinadan India kok bisa maju padahalmereka tidak punya Pancasila. Itukan suatu pertanyaan atau statement yang sangat sinis. Jadi kitamau apakan Pancasila ini di dalamaktualisasi?Orang sinis karena hanya menyebutnamanya, disangkanya hanya dengannama itu bisa maju atau bisa mundur tapitidak melihat substansinya. Maka cobabacalah substansi satu demi satu. Betulkah bahwa India tidak punya Tuhan?Betulkah China tidak ber-Tuhan?Kemanusiaan yang adil dan beradab.Betulkah di India tidak ada kemanusiaanyang adil dan beradab? Betulkah di Chinatidak ada kemanusiaan yang adil danberadab?Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmatkebijaksaanan dalam permusyarawatan.Betulkah di China tidak ada musyawarah?Betulkah di India tanpa musyawarah?Keadilan sosial. Betulkah di China tidakada keadilan sosial? Dan sebagainya.Kemudian yang terakhir untuk interenbangsa, Persatuan Indonesia. Adakah disana perceraian India? Adakah perceraianChina? Malah sampai sekarang Taiwansaja masih dipersengketakan walau sudahmengaku merdeka, tidak mau melepas.Jadi itu omongan orang yang tidak sadar,Tapi yang nulis ini orang pintarsemua?Pintar terbatas, ada yang lebih pintarlagi. Di China tidak ada yang menginginkan tidak ber-Tuhan, di sana gereja berdentang tiap hari, di sebelah barat yaitudi Santung, azan berkumandang, ajaranTao terus berkumandang, komunis yangtidak mau Tuhan juga ada. Itu wajar saja,wong namanya dunia. Jangan ditutup.Mau kita itu dibuang? Nanti disalahkanlagi, paradigma baru lagi, salah lagi. Tapiitu wajar saja dalam kehidupan berbangsa, untuk memperkokoh orang supaya ingat pada Tuhannya, ingat padakemanusiaannya, ingat pada persatuannya, ingat pada kerakyatannya, ingat padafoto: dok Para santriwan dan santriwati Al-Zaytun di ruang pembelajaran.