Page 28 - Majalah Berita Indonesia Edisi 23
P. 28


                                    28 BERITAINDONESIA, 19 Oktober 2006otak kanan dan otak kiri yang full yangkapasitasnya hari ini baru kita gunakan5%. Oh, kalau begitu bisa menjadi Tuhan?Sampai menyamai pun tidak bisa karenananti setelah ada orang alim ada lagi yangalim, ada lagi yang alim. Sampai di manailmu Tuhan? Tidak ada batasnya.Jadi nggak ada yang salah. Janganmenyalahkan globalisasi. Mendekatkandunia dalam teori Islam tidak salah, yangtidak disukai adalah memisahkan hubungan seseorang dengan rekanannya.Berarti kan tidak boleh ada batasan. “maayufarriqu bayna al-mar’i wa zawjih”Tidak boleh ada konsep yang memisahkanantara seseorang dengan rekanannya.Kalau dibahasakan dengan bahasa hukumitu, suami dan istrinya, tapi kan dunia initidak suami istri tapi rekanan, pasangan.Pasangan dunia ini ya manusia berpasangan dengan manusia.Ini dalam teori Islam tidak boleh dipisahkan, maka tumbuhlah ilmu yangnamanya informasi, teknologi informasi.Yang jauh didekatkan dan yang dekatdiakrabkan.Maka, klik, kirim data, nggak pakainenteng-nenteng lagi. Lalu di tempat lain,buka sendiri. Kan asyik itu? Siapa yangsalah di situ? Yang mengantar itu kanmalaikat, malaikar Jibril. Jadi kalauditerjemahkan malaikat Jibril itu pembawa wahyu, sekarang kan sudah berhentipara nabi. Jadi inilah yang dinamakanJibril pembawa wahyu itu dalam kontekssekarang. Nah coba, hanya klik, klik,sampai.Itulah yang dinamakan, kalau penyanyidulu kan ngomong begini “Oh anginsampaikanlah salamku padanya danseterusnya”. Angin, kalau dulu kan diterjemahkan, angin kok bisa menyampaikansalam? Itu kemajuan yang dibuat oleh manusia dengan perintah Ilahi, dan petunjukIlahi dibuatlah ini: “oh angin sampaikansalamku” klikk.. klikkk, sampai.Jadi dengan teknologi informasiitu kalau kita kembalikan makasemakin terbukti mengenai adanyaJibril pembawa wahyu itu?Boleh saja, namanya kebebasan berpikir, tidak dibatasi. Maka jangan dibawapada ideologi. Ke depan, hari ini dan kedepan (utopis). Besok lebih cepat lagi.Kembali dalam hal untuk memajukan Indonesia harus orientasimembangun desa. Berarti dalamera teknologi sekarang yang sedemikian rupa, loncatan itu memerlukan loncatan teknologi juga, bagaimana pandangan Syaykh? Maksudnya, kalau kita membangundesa, kalau dalam konteks sekarangtanpa mengembangkan juga teknologi yang tinggi yang mungkinkonteksnya bukan di desa lagi?Tidak, kita tidak berkata untuk tidakmembangun teknologi tinggi, tapi orientasi desa yang selama ini ditinggalkanjangan terus ditinggalkan. Kasih aksentuasi supaya teknologi yang segini tingginya ini bisa diakses oleh masyarakatdesa dan masyarakat desa ikut andilmenciptakan teknologi tinggi sehinggatidak ada kesenjangan antara desa dankota, kualitas desa kualitas kota. Kalausaya pribadi menginginkan Indonesia ininegara kota semua, jadi yang dari desatidak lagi dicoret karena kurang kualitas.Masih dalam konteks hubunganinternasional, kebetulan yang masih aktual terjadi di Timur Tengahsebuah krisis dimana terjadi konflikyang semakin memuncak, apa yangSyaykh lihat dalam konflik ini?Tadi sudah kita awali, ada pembicaraanorang yang mengatakan demokrasi itutidak betul karena contohnya Amerikaberdemokrasi tetapi juga menyerang. Jadijangan kita bawa ke demokrasinya tapikita bawa pada konteks penyerangannya.Belum ketemu satu pemahaman, jadisekarang harus ditemukan satu pemahaman. Mari kita hadapi segala persoalanini untuk memperkecil tekanan fisik danperang. Mari kita tampilkan ketinggianbudaya manusia masa kini. Budaya masakini adalah damai, toleransi. Jadi semuapihak kita ajak seperti itu, tampilkanbudaya kemanusiaan masa kini, semakinberadab. Maka berbahagialah, kita memiliki ideologi terbuka kemanusiaan yangadil dan beradab.Ini belum sampai pada pemahamanyang satu. Jadi masing-masing bertahanpada pemahamannya. Sekarang diperlukan pendekatan-pendekatan internasional. Semua harus masuk, edarkankepentingan pada peradaban. Kita tidakbisa lebih dari itu. Kalau kita nimbrungikut perang berarti memperbesar perang.Katakan, ayo jihad jadi pasukan sana,juga nggak betul. Sekarang kekuatankekuatan yang bisa merubah itu adalahnegara. Negara itu adalah pemimpin negara. Inilah yang harus aktif. Lepaskankarena Indonesia itu anggota OKI-kahatau anggota apakah, tetapi sebagai wargadunia, ingin menciptakan perdamaian dunia seperti cita-cita pembukaan UUD. „BERITA UTAMAfoto: berindo wilsonSyaykh AS Panji Gumilang mengamati tanaman di depan Masjid Rahmatan Lil ‘Alamin.
                                
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32