Page 29 - Majalah Berita Indonesia Edisi 23
P. 29
BERITAINDONESIA, 19 Oktober 2006 29Efek Domino Kasus LapindoSemburan lumpur Sidoarjoterus meningkat. Delapandesa dinyatakan rawanbencana. Masyarakat punmakin menderita.alu vonis nasib penduduk didelapan desa yang menjadikorban semburan lumpur panas Lapindo Brantas Inc di Sidoarjo sudah diketokkan. Desa itu adalahDesa Siring, Jatirejo, Renokenongo, Mindi(Kec.Porong), Kedungbendo (Kec.Tanggulangin), Desa Pejarakan, Kedungcangkring dan Besuki (kec.Jabon). Wargayang menderita karena harus mengungsimeninggalkan rumah di kampung halaman hanya bisa pasrah. Karena volumesemburan lumpur dari hari ke hari terusbertambah.Jika di awal kejadian, 29 Mei 2006,semburan lumpur hanya 5.000 m3 perhari, sampai 27/9 lalu semburan melonjakmencapai 126.000 m3 per hari. Tak ayal,luapan genangan lumpur pun terus merambah, mencapai lebih dari 400 hektar.Upaya menutup semburan lumpur memang masih dilakukan. Namun hinggasaat ini, melalui skenario ketiga beruparelief well (pengeboran menyamping)belum juga membuahkan hasil. Pembuatan dan penguatan tanggul diteruskan.Panjangnya mencapai lebih dari 22 kmdengan ketinggian antara 3 hingga 10 m.Bahkan di ring 1 yang berbatasan denganperumahan penduduk di Desa Siring,ketinggiannya mencapai 8 – 12 m. Lebartanggul di bagian atas 7 m dan bagianbawah 12 m.Kendati begitu, tanggul yang dibuat daritanah dan pasir yang dipadatkan, membentuk kolam raksasa seluas lebih dari400 hektar, bukan tak bermasalah. Selama enam pekan terakhir, sudah 9 kalitanggul jebol di beberapa tempat. Karenatak kuat menahan tekanan lumpur yangterus menyembur (Kompas, 26/9).Efek domino kasus Lapindo ini memangtak bisa dihindari. Luapan lumpur panassudah menenggelamkan ribuan rumahpenduduk, persawahan, gedung sekolah,puskesmas dan puluhan pabrik sertatempat ibadah. Selain itu menggenangisebagian jalan tol dan pipa saluran gas.Pada 26 September lalu, lumpur kembalimenggenangi jalan tol di KM 37,600 –37,900 setinggi 1,5 meter. Demikian pularel kereta api di KM 32 piket 9 antarastasiun Tanggulangin – Stasiun Porongbengkok menyerupai huruf S. Ruas relyang bengkok itu tepat di tepi sawah yangterendam lumpur yang meluber setelahtanggul jebol. Masih untung bengkoknyarel ini cepat diketahui, sehingga terjadinyakecelakaan bisa dihindari.Kasus Lapindo membuat gusar aktivislingkungan yang tergabung dalam Greenpeace Asia Tenggara. Dalam aksi unjukrasa di depan Kantor Menko Kesra, mereka mengelontorkan lumpur yang sengaja dibawa dari Sidoarjo. Selain mendesak pemerintah segera menyelamatkanpenduduk, mereka pun menuntut Lapindo bertanggungjawab penuh atas musibah yang menyengsarakan rakyat.Buntut dari semua upaya yang dilakukan selama ini akhirnya membuat pemerintah mengambil sebuah kebijakan final.Presiden Susilo Bambang Yudhoyonodalam sidang kabinet, Rabu (27/9) lalu,memutuskan delapan desa yang tergenang lumpur itu sebagai daerah rawanbencana. Keputusan ini diambil setelahmemperoleh masukan dari Tim NasionalPenanggulangan Lumpur Sidoarjo yangmerekomendasikan kondisi desa-desa itusudah sangat memprihatinkan dan tidaklayak huni. Desa Jatirejo total tenggelam,Desa Siring sebagian besar wilayahnyatergenang lumpur. Sementara enam desalainnya sudah tergenang walau belumseluruhnya tenggelam.Warga desa yang berjumlah 2.983 KKdiputuskan harus pindah ke pemukimanbaru yang permanen. “Presiden mintaagar tidak saja rumah baru yang diberikan, tapi juga penghidupan dan gantirugi yang wajar,” kata Menteri PU DjokoKirmanto usai sidang. Semua biaya yangdibutuhkan untuk itu akan menjadi bebanLapindo. “Semua biaya ditanggung Lapindo. Diperkirakan dana yang dibutuhkan yang bisa dihitung kini sekitar Rp 1,5trilyun,” ujar Basuki Hadimoeljono, KetuaPelaksana Timnas yang mendampingimenteri.Sidang juga memutuskan upaya penghentian lumpur tetap dilanjutkan. Jugapenguatan tanggul dan pondasi sertamembuang lumpur ke Kali Porong. Selainitu, jalan tol, rel kereta api dan jalur pipadistribusi gas segera dipindahkan. Diputuskan pula memanfaatkan lumpur untukindustri bahan bangunan yang akan dibangun di Desa Ngoro dan Krian, Sidoarjo.Belum diketahui kapan semburanlumpur bisa dihentikan. Apalagi ada kabarburuk dari tiga peneliti gunung lumpur(mud volcanoes) yang meyakini semburantak bisa dihentikan sebelum kantonglumpur yang masih tersisa sekitar 1 juta m3habis terkuras. Ketiga peneliti tersebutAdriano Mazzini dan Anders Nermoen dariDepartemen Geologi, Oslo University,Norwegia dan Gregory Ahmanov dariMoskwa University, Rusia. “Mustahilmenghentikan semburan lumpur yangberasal dari kepundan gunung lumpur.Over pressure di struktur geologi mungkinakan kembali stabil. Tapi kami tidak bisamemperkirakan waktunya,” kata Adrianosaat memaparkan hasil penelitiannyaseperti ditulis Indo Pos (26/9). SPPBERITA NASIONALLumpur panas Lapindo menggenangi 8 desa di Kabupaten Sidoarjo.