Page 19 - Majalah Berita Indonesia Edisi 23
P. 19


                                    BERITAINDONESIA, 19 Oktober 2006 19BERITA UTAMAInterdependensidanPelaku PerubahanInteraksi bangsa ini harusinterdependensi. Kalau terusmengatakan independen akantercipta kekacau-balauan. Maka daridependen menjadi independen,diajak kembali dependen namunlebih luas interdependensi, diajakmenyepakati satu simbol yangnamanya Bhinneka Tunggal Ika.“Alangkah indahnya itu, itulahparadigma,” kata Syaykh PanjiGumilang.interdependensi tadi membatasikemauan-kemauan yang tak terbatas yang dinamakan hawa nafsu.Penegasan ini dikemukakan SyaykhAl-Zaytun dalam percakapan denganwartawan Berita Indonesia.Dalam beberapa situasi selalu adaperubahan paradigma. Ada paradigmabaru. Kemudian ada pro kontra, adaperlawanan dan persetujuan, ada konflikatau peristiwa, dan seterusnya. Karena didunia ini tidak ada yang langgeng. Kalaulanggeng, tidak ada perubahan. Yanglanggeng hanya Pencipta, tidak adaperubahan untuk Dia. Kalau yang namanya manusia, selalu ada perubahan.Maka, menurut Syaykh, kita (manusia)harus siap menjadi agent of change.Bahkan, siap tidak siap, manusia jadiagent of change. Dan manusia yang siap,ia akan menjadi agent of change danagency of change. Agency itu pelakuperubahan. Pelaku perubahan itu adalahmanusia yang terdidik secara prima.Pertanyaan orang biasa, on the street,pertanyaan dari seorang tukang beca:Apakah kita ini masih bisa berubah cepat?Lalu, dalam kaitannya dengan paradigmamanusia sebagai agent of change danagency of change.Bagaimana Syaykh melihatnyapada era sekarang ini? Kita tidakbermaksud menyalahkan siapasiapa.Dalam hal perubahan paradigma, tidakboleh ada yang disalahkan dan tidak bolehada yang menyalahkan. Kita mesti memandang ke depan. Kalau kita tengokkemerdekaan, kata orang kan dulu declaration of independent, itu maknanyabangsa Indonesia pernah dependent.Karena dependensinya, itu kaitannya jelasmaka bangsa Indonesia bisa memfokuskan independensinya. Maka terciptalahkemerdekaan.Kemerdekaan bangsa kita, sejak awaldisadari bahwa perjalanan itu panjang.Maka bangsa dan negara ini tidak bolehdiukur waktu. Sehingga mereka (founding fathers) mempersiapkan supaya tidakterjadi dan ketidaksinambungan perjalanan, diskursif.Untuk mencegah terjadinya diskursifatau tidak nyambung dengan kontekspersoalan maka dibuatlah UUD. Sehinggatatkala kesadaran diskursif ini tumbuhatau sifat diskursifnya tumbuh, dia cepatkembali pada leterlijk yang dicatat.Kemudian diciptakan juga supayabangsa ini punya kesadaran praktismenjalankan cita-citanya. Dalam perjalanan, kesadaran praktis itu tidakselamanya linier, kalau sudah a, b, c, d danseterusnya, kalau naik itu dari bawahterus ke atas. Kadang-kadang di tengahjalan ada sesuatu yang tidak pas, makadari itu diciptakanlah sebuah simbolBhinneka Tunggal Ika. Ternyata diajaklagi untuk dependen, namun bentuknyainterdependensi. Interaksi bangsa iniharus interdependensi. Kalau terus mengatakan independen akan tercipta kekacaubalauan.Maka dari dependen menjadi independen, diajak kembali dependen namunlebih luas interdependensi, diajak menyepakati satu simbol yang namanyaBhinneka Tunggal Ika. Alangkah indahI foto: berindo wilson Syaykh AS Panji Gumilang
                                
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23