Page 17 - Majalah Berita Indonesia Edisi 23
P. 17
BERITAINDONESIA, 19 Oktober 2006 17BERITA UTAMAsalahan yang sama.Itu contoh kecil. Malah dana dicipratcipratkan sebenarnya untuk menyenangkan rakyat. Nilai politisnya, terpilihkembali. Mestinya, kenapa tidak dilakukan dengan lebih terprogram. Makapantas rakyat itu kembali ke yang belakang. Ah enakan dulu, ada sapi, adawaduk, ada Bimas, ada Posyandu. Wajarsaja kalau ada yang melamun seperti itu.Sama pada waktu merdeka, ah enakanzaman normal, katanya. Itu wajar saja.Tapi sesungguhnya karena rakyat ituurusan makan maka pantas yang didambayang kemarin. Tidak pernah memikirkanbagaimana kebebasan jurnalis hari ini,karena memang bukan bidang dia. Mudah-mudahan jurnalis mampu memanfaatkan itu untuk mengantarkan kemajuan bangsa, demonstrasikan interdependensi, sehingga kekerasan-kekerasan yang tidak punya nilai itu tidakterjadi. Sekarang banyak kekerasan yangtidak punya nilai, bukan kekerasan karenapatriotisme, karena untuk patriotismepun tidak boleh menggunakan kekerasan,apalagi untuk kedunguan.Kemajuan pendidikan negara kitasecara kualitas dan kuantitas jugalebih lambat dibandingkan dengankemajuan yang dicapai oleh negaralain. Kenapa kita cenderung lebihlambat?Tadi sejak awal sudah dikatakan Indonesia ini kurang makan. Itu serius, yangkami sampaikan tadi serius, kurangmakan.Bukan gizinya yang kurang?Yang kami maksud kurang makandalam artian yang penuh. Coba, kalau orangEropa tidak ketemu dengan susu itusama dengan kita tidak ketemu dengannasi. Orang Eropa sedih kemana harusmencari susu. Kalau di sini dipaksa untukminum susu. Kenapa? Ah, bau susukatanya.Padahal itulah yang mencerdaskanotak.Bangsa-bangsa lain mempersedikitkarbohidrat dan protein dinaikkan sehingga kokoh. Di sini masih berhirukpikuk memperbesar karbohidrat. Bukankah itu yang mengakibatkan pendidikanturun? Lagi-lagi makanan.Makanan itu dimulai dari 0-3 tahun,pondasinya harus ditata. Malah kalau kitamengikuti konsep Ilahiyah, itu dari dalamperut. Ada dalam Al-Qur’an, Lukman, orang bijak sekali, dalam suratnya menyebutkan: Pertama, jangan engkau mempersekutukan Tuhanmu dengan kekuatan-kekuatan yang lain. Kedua, kamitelah wasiatkan untuk kedua orangtuamuyang telah mengandung dengan susahpayah dan sampai memelihara menyusuidan dipisah dari susuan dalam umur duatahun. Maknanya susah payah itu dikasihini itu supaya bayinya sehat. Jadi konsepIllahi menyuruh menata.Maka sebagai nutrisinya, susu terusdikasih. Sampai sekarang ASI itu menyehatkan. Jangan dikasih apa-apa,dalam dua tahun pun kuat, tapi itu tidakdilakukan. Selepas itu, umur dua tigatahun bangsa Indonesia tidak diperhatikan makanannya. Maka kita bilang tadi,ini di desa, sedangkan 56% penduduk Indonesia di desa, selebihnya di kota dan itupun urbanisasi dari desa yang tidakberpendidikan. Jadi lagi-lagi kembali kedesa, ayo kembali ke desa kalau inginmemperbaiki bangsa, kasih makan yangbaik. Bukan terus dikasih uang lalumenyuruh makan. Bukan! Tapi ditatafasilitas-fasilitas yang menghantarkandesa itu menjadi mampu menyiapkanpangannya yang cocok untuk perkembangan.Kalau itu sudah tercapai maka kotamaju, ekspor akan besar, dan menjadi tenaga kerja yang kokoh, menjadi keluarananak sekolah yang cukup cerdas, cintabangsanya, dan patriotisme yang tinggi.Tampaknya bangsa ini sulit belajar dari pengalaman?Ya, karena tadi, kurang makan awalnya.Nanti kalau desa sudah ditata, itu tidaklagi terjadi tapi akan menjadi cerdas.Atau mungkin karena kekenyangan barangkali?Kalau kekenyangan tidak, bangsa inimasih kurang makan, hanya segelintiryang kekenyangan. Malah ada orang yangtidak punya sikap interdependensi, bukannya memberi simpati pada orang yangkena musibah. Tuh, Tuhan memberi Azabkarena diingatkan melalui khotbah tidakbisa, maka di sapu oleh Tuhan. Sepertiyang betul. Nah ingat, yang kena itu bukanmereka yang dianggap maksiat saja, jugaanak-anak SD yang mau sekolah yangfoto-foto: berindo amronsi dengan pimpinan Lembaga Pendidikan Al-Zaytun AS Panji Gumilang