Page 15 - Majalah Berita Indonesia Edisi 23
P. 15
BERITAINDONESIA, 19 Oktober 2006 15BERITA UTAMABERITAINDONESIA, 19 Oktober 2006 15dan solusi permasalahan yang tengahdihadapi bangsa dewasa ini. Percakapanyang dilandasi kerinduan bangkitnya Indonesia yang kuat.Maka muncul sederet pertanyaan;Bagaimana Indonesia bisa kuatjika rakyatnya masih kurang makan?Lalu dari mana harus dimulai? Dimana bangsa yang harus diangkat?Menurut Syaykh, letaknya di desa.Bangsa ini mayoritas tinggal di desa.Bukan seperti mereka, para elit, yangtinggal di kota tidak diangkat, jalansendiri. Kata Syaykh, belum diperhatikannya desa buktinya banyak, betapa sulitnyaorang mau masuk desa. “Betapa sulitnyaorang kota masuk ke sini (Al-Zaytun diDesa Sandrem, Indramayu). Padahal disini ada unsur yang bisa mendekatkankota dan desa. Apalagi di tempat lain yangtidak ada faktor untuk bisa mendekatkankota dan desa. Dan dibentuknya AlZaytun di desa adalah untuk menjembatani kota dan desa, baik kuantitasmaupun kualitas. “Jadi pemimpin Indonesia diharapkan seperti itu. Bangunlahdesa maka kota akan terbangun,” ujarpendiri dan pemimpin Al-Zaytun itu.Akibat rendahnya pembangunan desadan rakyat masih kurang makan, pembangunan ekonomi menjadi sangat kurang efisien. “Nah, sekarang coba kitaperhatikan. Tenaga kerja Indonesia yangdikatakan murah sebenarnya sangatmahal. Mari kita ukur, pekerja pertanian,etos kerjanya rendah sekali, tidak ditunggu tidak kerja, civility-nya kurang,etos kerjanya pun kurang. Begitu kerja,mengayunkan alatnya pun dihitung.Mengapa? Kurang persiapan fisik. Kemudian mencuri waktu, tenaga tidakterampil, maka efektivitasnya hanya20%,” jelas Syaykh.Bayangkan kalau kerja pertanian satuhari Rp 30.000, dengan evektivitas 20Úri 8 jam kerja yakni hanya 96 menit.Maka Rp 30.000 upah untuk 96 menitatau Rp 312,5 per menit atau Rp 18.750 KURANG MAKAN KURANG MAKANfoto: berindo wilson