Page 40 - Majalah Berita Indonesia Edisi 23
P. 40
40 BERITAINDONESIA, 19 Oktober 2006BERITA POLITIKMega Sejengkal diPopularitas mantan Presiden Megawati meluncur tinggal selangkkesimpulan tersebut terlalu dini karena kontes pemilihan presidesurvei yang bermarkas di Surabaya, Pusat Studi Demokrasi dan HA2.000 responden di 13 provinsi (Juli-Agustus 2006) mengukuhkanantaran kinerja SBY-JK kurangmemuaskan, sebagian besarresponden di DKI Jakarta, JawaBarat, Jawa Tengah, DaerahIstimewa Yogyakarta, Nanggroe AcehDarussalam, Sumatera Utara, SumateraSelatan, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua dan SulawesiSelatan, menyatakan akan menilai ulangdukungan mereka pada SBY-JK. Surveiitu menurut laporan Indo Pos (29/9),menunjukkan bahwa hampir setengahdari 2.000 responden (47,3%) menilaikinerja pemerintahan SBY-JK buruk,terutama di sektor ekonomi dan pertanian, pengentasan kemiskinan danpengangguran. Tetapi 52,7% lainnyamenilai kinerja SBY-JK cukup memuaskan di sektor keamanan, penegakanhukum dan pemberantasan KKN. Menanggapi kenaikan harga BBM, sebanyak72% responden menilai buruk.Hanya 29 persen dari para respondenyang pada Pilpres II tahun 2004 memilihSBY-JK yang memastikan memilih lagiSBY pada Pilpres tahun 2009. Sedangkanpara responden yang memilih SBY-JKpada Pilpres I, hanya 39% menyatakanmemilih lagi SBY. Sebaliknya, loyalitaspemilih Megawati masih tinggi. Sebanyak51% para responden yang memilih Megapada Pilpres II, memutuskan memilihMegawati kembali. Sedangkan respondenyang memilih Mega pada Pilpres I, sebanyak 61% memutuskan tetap memilihMega pada Pilpres 2009.Daerah-daerah yang dipilih PuSDeHAM untuk menjadi basis survei bolehdibilang mewakili 80 persen dari jumlahpemilih di seluruh Indonesia. Tetapisurvei itu memperoleh kesimpulan daripara responden bahwa SBY-JK masihmenempati urutan pertama yang akandipilih responden pada Pilpres 2009,yaitu 22%. Sedangkan yang memilihMegawati 21%.Setelah mengeluarkan pernyataanbahwa PDIP akan mencalonkan kembaliMegawati dalam Pilpres 2009, TjahjoKumolo, Ketua Fraksi PDIP di DPRmengatakan partainya membuka pintubagi calon dari luar. Ini sejalan dengansikap Ketua Umum PDIP, mantan Presiden Megawati. Tjahjo malah mengatakanpenentuan pencalonan kembali Megawatisebagai calon presiden 2009 masih akanditentukan melalui rapat kerja nasional.Tetapi pada prinsipnya Megawati siapdicalonkan kembali.Bagi PDIP, tidak penting apakah calonitu dari luar atau dari dalam partai, kataTjahjo: “Yang penting harus mendukungNKRI, mengakui Pancasila dan konsistenmendukung UUD 1945.”Pada Pilpres 2004 tahap II, duet Megawati dan Hasyim Muzadi mengumpulkan45 juta suara. Sekarang, pendukungfanatik Megawati mencapai 11,8 juta orang. PDIP berusaha menggaet suaraGolput untuk Megawati yang dalamPilpres yang lalu 38% dari total jumlahpemilih. Tjahjo mendampingi Megawatidan keluarga yang berziarah ke makamBung Karno (ayah Megawati dan presidenpertama) di Blitar.Amien Rais, pernah maju pada Pilpres2004 tetapi gugur di babak pertama,disarankan oleh Wakil Ketua MPR ZaenalMa’arif agar tidak maju lagi dalam pemilihan presiden 2009. “Kasihan Pak Amien,sudah saatnya beliau istirahat,” kataZaenal seperti dikutip oleh Indo Pos (23/9). Zaenal tak bermaksud menghalangipencalonan Amien, tetapi menurut politisiPBR ini, mantan Ketua MPR dan Muhammadiyah itu lebih bagus memosisikan dirisebagai bapak bangsa. Komentar Zaenalditanggapi oleh pakar politik MaswadiRauf: “Mau atau tidak, itu terserah PakAmien. Dia pun punya potensi untukmenang.”Amien sendiri menjernihkan masalahpencalonannya: “Siap atau tidak untukkembali menjadi Capres, jawabannyaenam bulan sebelum Pilpres 2009.” TetapiAmien berterus terang bahwa dia tidaklagi berminat maju sebagai Capres karenakontes Pilpres membutuhkan dana sangatbesar, ratusan miliar rupiah. “Saya tidakberminat lagi karena tidak memilikiuang,” kata Amien.Amien seperti dikutip oleh Republika(20/9), menginginkan tampilnya sosokpemimpin yang kuat sebagai penantang.Jika tidak ada, katanya, presiden sekarangterpilih lagi, “bisa berabe.” MenurutAmien, meskipun rakyat yang memilihsudah hampir dua tahun belum juga adaLfoto: berindo wilsonPresiden Susilo Bambang Yudhoyono.