Page 41 - Majalah Berita Indonesia Edisi 23
P. 41
BERITAINDONESIA, 19 Oktober 2006 41BERITA POLITIKi Belakang SBYkah di belakang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Memangen masih dua setengah tahun lagi dari sekarang. Tetapi lembagaHAM (PuSDeHAM), yang melakukan jajak pendapat terhadapan asumsi tersebut.perbaikan dan perubahan.Maswadi menduga kelompok JusufKalla, sekarang Wakil Presiden dan KetuaUmum Golkar, kemungkinan mendominasi Pilpres 2009. Tetapi Partai Golkar takmau mengikuti langkah PDIP yang pagipagi sekali mengusung ketua umumnya,Megawati, sebagai calon presiden 2009.Andi Mattalata, salah seorang pimpinanGolkar mengatakan partainya belumtertarik membahas soal Pilpres. KataAndi, JK baru menjabat wakil presidendua tahun, masih tersisa tiga tahun.“Biarlah Jusuf Kalla konsentrasi bekerjaterlebih dahulu,” kata Andi.Menurut Andi, partainya yang memenangkan Pemilu 2004, akan melakukanpenyaringan Capres secara demokratis.Namun bentuk penyaringan tersebutbelum ditentukan. Pada Pilpres 2004,Golkar menerapkan mekanisme konvensiuntuk menyaring para calon. Yang pentingbagi Golkar saat ini, kata Andi, menunaikan janji-janji yang pernah disampaikanpada kampanye Pemilu 2004. Kata Andi,Golkar akan membuka kesempatan bagisiapa saja, dari sipil atau militer, untukmencalonkan diri sebagai Capres.Akbar Tandjung juga berniat mencalonkan diri sebagai Capres 2009 melaluikonvensi Golkar. “Saya lihat nanti bagaimana aturan main (konvensi) yang ditetapkan Partai Golkar,” kata Akbar, mantan Ketua DPR dan Ketua Umum Golkar.Akbar ingin Golkar mempertahankanmekanisme konvensi untuk menentukancalon presiden dan wakil presidennya.Alasannya, konvensi merupakan terobosan Golkar yang telah memperkaya wawasan politik di negara ini.Konvensi yang lalu diadakan setahunsebelum Pemilu 2004 digelar, dimenangkan oleh Jenderal (Pur) Wiranto. Tujuannya, kata Akbar, memberikan waktu yangcukup bagi rakyat untuk menilai caloncalon pemimpin bangsa. Salah seorangKetua Golkar Burhanuddin Napitupulu,mengatakan partainya belum pasti menggelar konvensi lagi. Seperti dikutip KoranTempo (19/9), Burhanuddin menilaikonvensi hanya menguras energi danlogistik. Namun, dia menambahkan perlutidaknya konvensi akan diputuskan dalamrapat pimpinan pada pertengahan November nanti.Gus Dur SiapTidak hanya Megawati, Amien danAkbar. Gus Dur pun, panggilan akrabmantan Presiden KH Abdurahman Wahid, menyatakan dirinya siap maju sebagai Capres 2009. “Saya siap maju,kenapa tidak,” kata Gus Dur sepertidikutip Investor Daily (22/9). Selainpartainya, PKB, Gus Dur mengaku didukung oleh lima sesepuh yang tidak disebutnamanya. Gus Dur sangat marah ketikadisinggung soal kendala kesehatan yangmembuatnya gagal maju dalam kontesPilpres 2004. Kata Gus Dur dengan nadaberang: “Kendala apa, kesehatan. Itusemua bohong, tidak ada apa-apa kok. Itusemua kebohongan para pemimpin.”Anggota Presidium KIPP Ray Rangkutimeminta partai politik untuk mengumumkan nama Capres mereka sekarang untukmemberi kesempatan kepada masyarakatmenilai kemampuan mereka sebelummasuk arena Pilpres. Rakyat, katanya, parapemilih harus menilai perilaku merekaselama tiga tahun ke depan. “Itu wajar agarrakyat tidak membeli kucing dalam karung,” kata Ray sebagaimana dikutip Media Indonesia (18/9).Menurut Ray semakin cepat dimunculkan semakin banyak waktu bagi mesinpartai untuk memoles dan menyosialisasikan calon-calonnya. Mereka tidakakan bisa merekayasa perilakunya dalamtiga tahun, kecuali dalam beberapa bulan.Namun Ray tidak mengenyampingkankelemahan cara tersebut. Dia mengakuinama Capres yang diumumkan jauhsebelum kampanye akan mengharuskanParpol bekerja keras menjaga citra Capresnya. Jika masyarakat sudah mengetahui kejelekan calon tersebut, maka sulitbagi partai untuk mengangkat pamornya.Soal partai yang mengusung harusmemiliki 15% kursi di DPR, bila itudisetujui bisa jadi akan mengurangijumlah Capres. Pakar hukum UGM FajrulFalaakh mengusulkan agar Capres tidakdiusulkan lewat koalisi partai-partai,artinya diusulkan oleh partai tunggal. Jikausul Fajrul disetujui, hanya Golkar (23%)dan PDIP (19,8%) yang bisa mengajukanCapres. SHfoto: dokMegawati Soekarnoputri.