Page 62 - Majalah Berita Indonesia Edisi 24
P. 62
62 BERITAINDONESIA, 2 November 2006ria yang rambutnya sudah memutih itu tertawa riang sambilmelambaikan tangan di antarapara kerabat dan masyarakatBanglades setelah mengetahui namanyadiumumkan sebagai penerima HadiahNobel untuk Perdamaian 2006 di Dhaka,Banglades (13/10). “Ini penghargaan bagikaum miskin!” seru Muhammad Yunus(66), pendiri Grameen Bank, Banglades,yang kini memiliki 2.226 cabang di 71.371desa dan mampu menyalurkan kreditpuluhan juta dollar AS per bulan kepada6,6 juta warga miskin.Siapa yang menyangka. Hingga detikdetik terakhir, Muhammad Yunus memang sama sekali tidak disebut-sebut berpeluang menerima hadiah Nobel Perdamaian 2006. Banyak kalangan menjagokan mantan Presiden Finlandia MarttiAhtisaari dan Presiden Susilo BambangYudhoyono yang dinilai berjasa meredakan konflik Aceh. Tokoh lain yang dijagokan adalah Mantan Menteri Luar NegeriAustralia Gareth Evans yang berjasamerekonstruksi Kamboja dan Vietnam;aktivis etnik Uighur Rebiya Kadeer yangmenuduh Pemerintah China menyiksaorang Uighur di barat daya Xinjiang.Namun tahun ini, untuk pertama kalinya, pemenangnya bukanlah selebritiyang sudah terkenal di dunia, juga bukanfigur dan badan yang dijagokan, tetapiyang peduli pada pemberdayaan kaumpapa dan wanita. Komite Nobel Norwegiadalam keputusannya punya alasan tersendiri. “Komite telah memutuskan untukmenganugerahkan Nobel Perdamaian2006 kepada Muhammad Yunus danGrameen Bank. Itu adalah penghargaanatas usaha mereka menciptakan pembangunan ekonomi dan sosial dari tataranpaling bawah,” demikian kata KetuaKomite Nobel Norwegia Ole DanboltMjoes, di Oslo, Jumat (13/10). “Muhammad Yunus telah memperlihatkan diri sebagai seorang pemimpin, yang menerapkan visinya ke dalam hal praktis demi peruntungan jutaan orang, tidak hanya diBanglades, tetapi juga di banyak negara,”BERITA MANCANEGARAlanjutnya lagi.Sedangkan Asle Sveen, seorang sejarawan Norwegia mengatakan, “Ini adalahuntuk pertama kali, sebuah usaha pemberantasan kemiskinan mendapatkansendiri apresiasi itu. Sudah terlalu banyaknominasi bagi pihak-pihak yang meleraikonflik-konflik. Kini Komite Nobel makinberpihak kepada upaya pencegahanperang yang paling fundamental. Mengupayakan perdamaian tidaklah cukup,perdamaian haruslah merupakan sebuahperdamaian yang berkeadilan. Salah satupenyebab perang, yakni kelaparan dankemiskinan, harus diatasi mulai dariakarnya,” kata Sveen.Sekjen PBB Kofi Anan juga menyatakanpendapat yang senada. “Terima kasih padaYunus dan Grameen Bank. Kredit mikrotelah menjadi salah satu alat untuk memotong lingkaran kemiskinan yang palingmembelit wanita,” kata Annan. “Kita tak bisamengatasi terorisme dengan perang langsung terhadap terorisme, tetapi denganmemberi akses kehidupan pada kaum miskin,” lanjut Kofi Annan. Komentar senadajuga bermunculan dari berbagai pemimpindunia, mulai dari Kanselir Jerman AngelaMerkel, Presiden Perancis Jacques Chirachingga Raja Spanyol Juan Carlos.Pembela Kaum Papa dan WanitaMuhammad Yunus lahir pada 28 Juni1940 di Chittagong saat Banglades masihmenjadi bagian India, kemudian menjadibagian Pakistan Timur pada tahun 1947,dan menjadi Banglades pada tahun 1971.Yunus berasal dari keluarga kaya. Ayahnya, Muhammad Dula Meah, adalahBIODATA:Nama : Muhammad YunusLahir : Chittagong, Bangladesh 28 Juni1940Isteri : Afrozi (Menikah April 1980)Anak : Deena dan Monica (perempuan)Pendidikan:fl Chittagong Collegiate Schoolfl Chittagong Collegefl Universitas Dhaka (BA pada 1960 dan MApada 1961)fl Universitas Vanderbilt (PhD pada 1970)Penghargaan Internasional:fl 1978 President’s Award, Bangladeshfl 1984 Ramon Magsaysay Award, Filipinafl 1989 Aga Khan Award for Architecture,Swissfl 1993 CARE Humanitarian Awardfl 1994 World Food Prizefl 1996 Simon Bolivar Prize (UNESCO)fl 1998 Sydney Peace Prizefl 1998 Prince of Asturias Awardfl 2004 The Economist Newspaper’s Prizefl 2006 Mother Teresa Awardfl 2006 8th Seoul Peace Prizefl 2006 Hadiah Nobel Perdama-ian bersamaGrameen Bank.PMuhammad Yunus di tengah-tengah sekumpulan perempuNobel Perdamaian 2006PEMBEBAS KAUM PAPA DARI KEMISKINANMuhammad Yunus dan Grameen Bank Banglades meraihNobel Perdamaian 2006. Ini untuk pertama kali, sebuahusaha pemberantasan kemiskinan mendapatkan sendiriapresiasi itu. Komite Nobel makin berpihak kepada upayapencegahan perang yang paling fundamental,pemberantasan kemiskinan. Perdamaian haruslahmerupakan sebuah perdamaian yang berkeadilan.