Page 18 - Majalah Berita Indonesia Edisi 25
P. 18
18 BERITAINDONESIA, 23 November 2006BERITA UTAMAKinerja Pemerintahan SBY-KallaKontrak Politik Versus Realitas PolitikWajah duet kepemimpinanSusilo Bambang YudhoyonoJusuf Kalla pada awalnyasangat menjanjikan. Dialam sosio-politik yangserba baru, sebagai buahreformasi, keduanya tampilmewacanakan hal-hal yangbaru.arakter dan latar belakangmereka yang serba berbedadiakomodir dalam sebuahkontrak politik, sebelum keduanya maju menghadapi pemilihanpresiden (Pilpres) Juli 2004.Walau tak pernah terungkap resmi kepublik, namun intisari kontrak keduanyaadalah, sebagaimana pernah diungkapkanoleh Jusuf Kalla sebelum menuju Pilpresputaran kedua September 2004, keduanya sama-sama mempunyai share dalamhal pembagian tugas dan fungsi PresidenWakil Presiden.Kepada Tokoh Indonesia, Jusuf Kallaketika itu mengatakan tak mau diperlakukan sama seperti Wapres-Wapres OrdeBaru sebelumnya, termasuk MuhammadHatta di era Orde Lama yang tak lebihseperti ban serap saja.Dasar penentuan share yang dimaksud,mungkin, adalah mesin uang dari JusufKalla sejak dari putaran pertama, yang kemudian memperoleh penguatan termasukAburizal Bakrie dan dari orang-orang‘sempalan’ Partai Golkar lain di putarankedua. Sedangkan SBY mengandalkanmesin politik-intelijen yang sudah dua tahun sebelumnya dibina, ditambah popularitas sebagai “Jenderal yang Berpikir”.Pembagian saham masih proporsionaldalam perekrutan anggota Kabinet Indonesia Bersatu. Sama seperti antara SBYKalla, terhadap para menteri pun diikatkontrak politik.Realitas lapangan mulai bergeser tatkalaJusuf Kalla berhasil memenangkan kursi Ketua Umum Partai Golkar, dalam Kongres diBali Desember 2004. Institusi Partai Golkaryang sebelumnya bukan pengusung pasangan SBY-Kalla, balik badan menelikungdi tengah jalan menjadi partai penguasa.Sebuah keberuntungan bagi duet SBYKalla karena memperoleh dukungan yangkuat di parlemen untuk meluluskan setiapkebijakan politik. Tetapi, sekaligus menjadi musuh dalam selimut bagi Presidensebab sewaktu-waktu Partai Golkar bisameminta harga sebagai balasan yangsetimpal. Misalnya, kursi di kabinet secaraproporsional.Tarik-menarik terpecahkan dengankeputusan Presiden SBY melakukanreshufle kabinet jilid pertama, usai setahun usia kepemimpinannya. TerlihatAburizal Bakrie hanya dirotasi dari MenkoPerekonomian menjadi Menko Kesra.Merasa bisa mendikte, memasuki tahunkedua usia kabinet tekanan reshuffle kembali didengungkan. Suaranya lebih kerasdan bergema sebab kadung sudah terlanjur dianggap sebagai business as usual.Berbagai gertak-sambal mengemukaseperti akan mengevaluasi dukunganpolitik, hingga muncul usul untuk mengusung nama Jusuf Kalla sebagai CapresPartai Golkar tahun 2009 tanpa melaluiKonvensi. Gertakan terakhir ini datangdari Lampung, yang bosan GubernurSjachruddin ZP tak juga diturunkansupaya bisa digantikan kader Golkar.Tetapi proteksi dari para pembisikterhadap SBY tak kalah kuatnya. Seperti,SBY adalah Presiden, yang dipilih langsung oleh rakyat karena itu memiliki legitimasi maksimal untuk berbuat maksimal.Sesuai konstitusi yang dikenal di republikini adalah ‘Presiden bertanggungjawab’.Kontrak politik antara SBY-Kalla akhirnya menjadi kertas kosong. Keduanyamenghadapi realitas politik sendiri-sendiri. Presiden SBY secara sepihak membentuk Unit Kerja Presiden untuk Pengelolaan Program Kebijakan dan Reformasi(UKP3R). Dan Jusuf Kalla terang-terangan mengatakan sama sekali takdilibatkan dalam pembentukannya.Mantan Menko Bidang Ekonomi KwikKian Gie menduga, UKP3KR dibentuk untuk menandingi kekuatan Wapres JusufKalla. “Untuk mengatasi Wapres, Presiden cukup bilang: ‘you cuma ban serap’sehingga tak perlu ada perangakat baru,”kata Kwik. Kwik, mungkin termasuk yangtak pernah melihat langsung bunyi kontrak politik SBY-Kalla, juga menyebutpembentukan unit ini menunjukkanlemahnya kepemimpinan.Golkar kemudian menggertak lebihkeras, tunggu Rapimnas II Tahun 2006Partai Golkar, 13-16 November 2006.Sesuai realitas politik yang berkembanggertakan ini bukan tak mustahil terwujud.Jika demikian, prediksi Mayjen TNI(Purn) Prof. Dr. Suhardiman, SE yangjuga Penasehat Sentral Organisasi SwadiriIndonesia (SOKSI), salah satu ormasKINO pendiri Sekber Golkar, bisa terjadi.Kepada Berita Indonesia, Suhardimanmengatakan, Presiden SBY sedang menghadapi berbagai ujian, termasuk berbagaibencana alam merupakan ujian baginya,dan ternyata dia tak lulus uji. Puncaknya,pada Desember ini akan memuncak rasaketidakpuasan itu hingga memicu munculnya goro-goro.Presiden SBY, kata Suhardiman takakan sampai menyelesaikan masa jabatannya untuk digantikan oleh seorangsatrio piningit. Siapa Satrio Pingit ini,Suhardiman tak memastikan siapa orangnya kecuali menyebut dia belum begituterkenal, tak pintar-pintar amat. HTKIlustrasi: dendy