Page 59 - Majalah Berita Indonesia Edisi 25
P. 59
BERITAINDONESIA, 23 November 2006 59BERITA DAERAHMenelikungPengedarNarkobaBerkat kerja keras dan bantuanmasyarakat, polisi berhasil meringkus agenobat-obat terlarang berikut kurirpenerimanya. Sebuah prestasi, tentunya.anita paruh baya itu, sebenarnya sudah lama diintai polisi dengan ketat. Maklum, perempuan berusia 47 tahun bernama Fatimah binti Abdullahini, sudah pernah menghuniLP (Lembaga Pemasyarakatan) Tarakan selama sembilanbulan. Pada tahun 2000 lalu,karena tersangkut tindak pidana penjualan obat-obat terlarang, yang kemudian ditengarai masih terus melakukankegiatannya memasok barangharam tersebut kepada kurirnya di Kota Tarakan dan Malinau, Kabupaten Malinau.Itu sebabnya, begitu polisimendapat sinyal dari masyarakat, pengintaian ekstra sabardan hati-hati dilakukan, sampai janda beranak empat inibenar-benar berada di rumahnya di kawasan Selumit PantaiRT 2 No. 58 Kecamatan Tarakan Tengah, Tarakan Kalimantan Timur. Tim Buser (BuruSergap) bersama petugas Badan Narkotika Polresta Tarakan lantas menyerbu masuk.Tanpa kesulitan, Fatimah dandua tersangka lainnya, Edi binJafar (29) yang tinggal serumah, serta Aisyah bt Usman(48) yang tinggal hanya bersebelahan rumah dengan Fatimah, yang disangka sebagaikurir - diringkus berikut18.000 butir “LL” (double “L”)sebagai barang bukti, sementara 2.000 butir LL sudahsempat diedarkan. “Dari hasilpengembangan, petugas kemudian berhasil menekuk Alfonsus alias Aco (29) tersangkalain, di rumahnya di Jl Mulawarman RT 16 Karang AnyarPantai, Tarakan Barat,“ kataAKBP Drs Haryanto, Kapolresta Tarakan.Menurut Haryanto, didampingi Ajun Komisaris PolisiNurkotip, Kasat Narkoba Polresta Tarakan, mereka tidakmendapat kesulitan saat melakukan penangkapan. Informasi yang masuk dari Bulungan, wanita yang sudahbolak-balik membawa obatterlarang ini sudah tiba diTanjungselor dari Samarindadan langsung berangkat dengan taxi air menuju Tarakan.Setelah Fatimah sampai dirumahnya, pengawasan dilakukan secara ketat dan hatihati. “Soalnya, di bulan suciRamadhan ini kami tidak maupenangkapan itu sampaimengganggu masyarakat di sekitarnya yang sedang menjalankan ibadah puasa,” katanyakepada Berita Indonesia, Kamis dua pekan lalu.Sampai minggu lalu, keempat tersangka masih diperiksa polisi. Seperti kasus yangsudah-sudah, tersangka Fatimah mengaku hanya sebagaikurir belaka dan melakukannya karena terpaksa untukmenghidupi keluarga. Tetapi,yang membuat bulu kudukmerinding adalah; perempuanyang pernah menghuni hotelProdeo selama 9 bulan, danmakan-minumnya dijamin negara, dalam tahun ini saja sudah tujuh kali bolak-balik Samarinda-Tarakan membawanarkoba jenis LL. Fatimah mengaku, ia membawa 15.000sampai 20.000 butir denganharga beli Rp 300 ribu per seribu butir. Ini pun baru sekalibawa dari Samarinda. “Sayabisa jual Rp 400 ribu sampaiRp 500 ribu untuk setiap seribu butir,” aku Fatimah kepada polisi yang memeriksanya.Agaknya, Kalimantan TimurWilayah Utara menjadi sasaran empuk peredaran narkobajenis LL bagi para ‘pebisnis’yang diancam hukuman penjara selama lima tahun ini.Soalnya, seperti diungkapkanAKBP Drs Haryanto, peredarannya sudah sampai ke pelosok. Padahal, katanya lagi,pihaknya tidak henti-hentinyamelakukan penyuluhan lewatBadan Narkotika Daerah(BND). “Upaya yang dilakukan, seperti penyuluhan lewatBina Mitra di sekolah-sekolah,paguyuban, dan LSM sertamelakukan razia secara rutindan terpadu di tempat-tempathiburan,” ujarnya.Kok peredarannya masihmarak? Haryanto, menolakjika dikatakan marak karenaupaya yang dilakukan sudahmaksimal. Kapolresta Tarakanini melihat peredaran narkotika jenis LL tidak saja dikalangan orang dewasa, tetapijuga di kalangan remaja sampai pada usia anak sekolah.“Ini, sangat mencemaskan.Orangtua harus mengawasianak-anaknya,” katanya. Harga narkoba jenis LL ini sangatmurah, hanya Rp 1.000,- perbutir. Dengan menelan duabutir saja, pengguna sudahmemperoleh rasa nikmat. Kemudian, mudah dikonsumsitanpa menggunakan alat bantu, dan orang yang memakanatau mengkonsumsinya puntidak mencurigakan.Itu sebabnya, bagi Kapolresta Tarakan sendiri, penangkapan Fatimah bersama ketigakurir dan barang bukti yangcukup banyak merupakansuatu prestasi untuk tahun ini.Pihak kepolisian Tarakan sudah mengantongi nama danalamat bandarnya di Samarinda. Menurutnya, keberhasilan ini tentu tidak bisa terlepas dari dukungan masyarakatyang memberi informasi. SLPWAKBP Drs Haryanto: Sebuah prestasi Polresta Tarakan tahun ini.foto: berindo sl pohan