Page 60 - Majalah Berita Indonesia Edisi 25
P. 60
60 BERITAINDONESIA, 23 November 2006BERITA DAERAHBE 200 Mulai BeraksiPesawat canggih asal Rusia itu mulaiberaksi. Menumpahkan puluhan ton air disejumlah titik api. Aburizal mengusulkanuntuk membeli.abut asap masihmenyelimuti udara di atas perairanSelat Bangka Rabu (1/11) siang lalu. Namuntanpa ragu pesawat canggihBE 200 dari Rusia itu menukiktajam dan meluncur di permukaan air. Sambil meluncur,pesawat menyedot air lautsekitar 10 – 12 ton. Tak sampai20 detik, pesawat itu kemudian terbang dengan kecepatan150 km per jam ke Ogan Komering Ilir (OKI). Menumpahkan air dari dalam perutnya diatas lahan gambut yang terbakar, antara lain di Tulung Selapan, Cengal dan Air Sugihan.Tim pemadam kebakarandari Rusia yang mengoperasikan pesawat jenis amphibi fixwing BE 200 itu dipimpinKomandan Kepala Zakirov Rafaili. Kedua pesawat pemadamapi yang disewa dari Rusia hariitu masing-masing melakukandelapan dan sembilan kalipenyedotan dan menaburkannya di kawasan lahan yang terbakar.Pemerintah memutuskanmenyewa kedua pesawat canggih tersebut karena “kewalahan” memadamkan titik apiyang membakar hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan. Terlebih setelah pemerintah Singapura dan Malaysiamelayangkan protes karenaterganggu dengan kirimanasap dari Indonesia. PresidenSBY pun sempat memintamaaf kepada PM Singapuraatas merambahnya asap dariIndonesia ke negeri pulau itu.Untuk keperluan itu pemerintah menyiapkan dana sekitar Rp 100 miliar. Menggunakan sisa dana bencana yangmasih ada.Pesawat itu disewa selama1,5 bulan seharga 5,2 juta dolarAS atau sekitar Rp 47 miliar.Selain untuk memadamkantitik api di Sumsel selama 10hari, kedua pesawat itu jugaakan melakukan tugas yangsama di Kalimantan Tengah.Di Kalimantan, selain keduapesawat itu dikerahkan puladua helikopter MI-8 masingmasing berkapasitas 800 literdari Malaysia dan Hongkong.Gubernur Kalimantan Tengah A Teras Narang berharappesawat asal Rusia itu sudahdapat digunakan pekan ini juga untuk mengatasi kebakaranhutan di daerahnya. ”Karenasaat ini kebakaran lahan atauhutan sudah membuat kabutasap tebal dan mengganggutransportasi udara, darat dansungai. Juga mengganggu kesehatan masyarakat,” keluhnya seperti diberitakan MediaIndonesia (1/11).Asisten Pemadam Kebakaran dari Kedubes Rusia diJakarta, Alexey Sapozherkavmenjelaskan, pesawat yangmampu mendarat di daratandan perairan ini sering digunakan untuk memadamkan kebakaran hutan di negaranya.Selain itu juga pernah memadamkan kebakaran hutan diYunani, Portugal dan Italia.Sedangkan Indonesia merupakan yang pertama kalinya dikawasan Asia.Gangguan kabut asap terjadisetiap tahun di Sumatera danKalimantan sejak tahun 1997.Pada saat giat-giatnya dilakukan pembukaan hutan untukhutan tanaman industri danperkebunan. Di Sumsel tahunini kebakaran hutan dan lahancukup marak. Selama bulanAgustus tercatat 2.112 titik api.Meningkat menjadi 6.235 titikdi bulan September dan 6.976pada Oktober lalu.Untuk memadamkan apiyang menimbulkan kabut asapdi Sumsel, selain menyewa duapesawat BE 200, pemerintahmengerahkan enam pesawatB-105 berkapasitas 400 – 750liter, sebuah pesawat Hughes500 berkapasitas 400 liter dansatu helikopter Puma untukmemonitor titik api. Juga dikerahkan dua kapal cepat (speedboat) dan dua kapal patrolikeamanan laut, tim ManggalaAgni, dibantu tiga satuan setingkat kompi (SSK) dari Kodam II Sriwijaya dan dua SSKPolda Sumsel.Ingin beli pesawatMenko Kesra Aburizal Bakrieyang menyaksikan efektivitaspesawat itu memadamkan apiberniat mengusulkan untukmembelinya. “Di masa mendatang kami akan mengusulkanpembelian ini ke DPR. Hargasatu pesawat sekitar 40 jutadolar AS atau sekitar Rp 400miliar,” ujar Ical di Palembang.Sayangnya, pemadaman apiini justru baru dilakukan diakhir musim kemarau. Sepertidiberitakan Kompas (2/11),kota Palembang sejak Selasa(31/10) diguyur hujan derasdisertai guntur dan petir. Rabusiang juga turun hujan lebat.Peneliti dari Wetlands Internasional Indonesia Programme (WIIP), Irwansyah Reza Lubis menyatakan, pemerintahseharusnya lebih berkonsentrasi mencegah kebakaran dilahan gambut sejak jauh-jauhhari. Dia pun menyarankanagar tata guna lahan harus ditinjau. Karena banyak hutangambut selama ini justru dikonversi untuk areal budi daya hutan industri dan perkebunanatau permukiman rakyat. SPKPesawat BE 200 asal Rusia saat mendarat di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Sumsel. foto: repro indopos