Page 30 - Majalah Berita Indonesia Edisi 26
P. 30
30 BERITAINDONESIA, 07 Desember 2006BERITA FEATUREPahlawan KemanDalam rangka memperingati beredarnya Majalah Time selama 60 tahun di Asia, Majalah Timebesar bagi masyarakat di lingkungannya. Majalah Berita Indonesia memilih 4 tokoh Asia, dari bepemikiran dan tindakan mereka yang menginginkan toleransi dan perdamaian dMeena Keshwar KamalDia berjuang mati terbunuh pada usia 30 tahun karenamemperjuangkan hak-hak wanita Afganistan.Amartya SenSeorang filsuf dan ahli ekonomi yang berbicara mengenaitoleransi kepada dunia yang semakin terpecah.eena menyebut wanita Afganistan dengan sebutansinga yang tertidur, yang iajanjikan akan terbangundan meraung suatu hari nanti. Pada tahun1977, di usia 20 tahun, dia meluncurkangerakan pertama di negeri itu untukmemperjuangkan hak-hak wanita bersama-sama kelompoknya yang disebut Revolutionary Association for the Woman ofAfganistan (RAWA). Sasarannya: memulihkan demokrasi, persamaan antara lakilaki dan perempuan, keadilan sosial, danpemisahan agama dari urusan negara. Tetapi di negara yang terjerumus ke dalamtradisi dan penjajahan Soviet itu, kepercayaan Meena dapat menjadi ancaman bagihidupnya dan dapat membuat dia menjadisasaran pembunuhan. Sepuluh tahunsetelah pendirian RAWA, dia diculik dandibunuh. Banyak agen-agen Afgan dari birointelijen komunis lokal yang bertanggungjawab terhadap pembunuhan itu.Meski meninggal di umur 30 tahun, Meena telah menanam benih-benih perjuanganbagi hak-hak wanita Afgan yang didasarkanpada kekuatan pengetahuan. Dia percayajika wanita mampu membaca dan menulis,dan jika mereka dapat berkomunikasi danbelajar mengenai dunia maka mereka akanmenemukan kekuatan mereka sendiri dandapat membuat perbedaan di dalam lingkungan masyarakat mereka sendiri.Setelah invasi Soviet pada tahun 1979, diamendirikan sekolah-sekolah dan rumah yatimpiatu bagi para pengungsi di perbatasanmenuju Pakistan. Sekolah-sekolah itu menawarkan kesempatan yang sebelumnya tidaktersedia bagi wanita-wanita muda Afgan.Saat ini, untuk pertama kali dalamsejarah Afgan, wanita-wanita sudah berkampanye, dan menang, duduk di dalamparlemen nasional. Salah satu dari wanitaitu adalah Gulfar Jalal, seorang teman masakecil Meena yang sekarang mewakiliprovinsi Kunar. \adalah mimpi Meena,” kata Gulfar. Mmartya Sen adalah pria Asia,berkewarganegaraan India,yang tinggal di Amerika atauInggris, seorang ahli ekonomi,dan seorang ahli filsafat. Dia kini menjadiseorang profesor ekonomi dan filsafat diUniversitas Harvard. Dia juga merupakanorang India pertama, dan juga Asia, yangberhasil memperoleh hadiah Nobel dalambidang ekonomi. Tetapi apa yang membuatdirinya menjadi unik dan istimewa bukanlah semuanya itu melainkan karena diaadalah filsuf ekonomi pertama yang dengansungguh-sunguh menyentuh kehidupanjutaan orang miskin di seluruh dunia.Bukunya yang berjudul Poverty and Famine telah mengubah cara pandang bagaimana memahami dan mengatasi kelaparan. Gagasannya sangat sederhana: orang-orang mati bukan karena tidak adamakanan yang tersedia tetapi karena mereka tidak memiliki uang untuk membelimakanan. Ciptakan kesempatan bagi mereka untuk memiliki pendapatan dan makanan akan muncul di toko-toko. Dalambukunya yang berjudul Development asFreedom, ditunjukkan mengapa pembangunan dapat menjamin kebebasan ekonomi dan sosial dan juga kebebasan politik dan sipil.Sen, di usianya ke 73 tahun, memusatkan pikirannya ke masalah yang palingmendesak setelah peristiwa 11 Septemberyaitu tidak adanya toleransi. Dia telahmenyebarkan karya ilmiahnya untukmenunjukkan mengapa bukan Barat atauTimur yang memonopoli kebijaksanaandan toleransi, tetapi merupakan simbiosisyang saling tergantung. Dia mendukungadanya debat publik dan berselisih pahamsebagai hal vital dalam demokrasi.Amartya Sen bukan hanya seorang India atau Asia, bukan juga hanya seorangfilsuf dan ahli ekonomi. Dia adalah orangyang berpikir secara global, memilikisimpati kepada seluruh warga dunia, danbersikap universal di dalam perhatiannyaterhadap manusia. A