Page 29 - Majalah Berita Indonesia Edisi 26
P. 29
BERITAINDONESIA, 07 Desember 2006 29BERITA TOKOHnyerahkan 14 nama untuk diangkat sebagai menteri baru.‘Gertak Sambal’Surya Paloh menjadi solutor atas kebuntuan politik antara Presiden-Wapres.Secara simpatik ia melakukan pendekatanyang elegan baik kepada Yudhoyonomaupun Kalla. Sebagai Ketua Dewan Penasihat, kedudukannya memang tak lagisekuat era Golkar lama ketika masih bernama Ketua Dewan Pembina, yang selaludijabat oleh Pak Harto. Berbeda denganYudhoyono, yang kini di lingkungan Partai Demokrat duduk kuat justru sebagaiKetua Dewan Pembina persis miripdengan Golkar lama.Keberhasilan Surya sebagai solutor sekaligus mengingatkan kader-kader partaiuntuk tak sekadar melakukan gertaksambal, bisa menjadi modal baginyauntuk kembali menjadi calon presidentahun 2009 melalui Konvensi. Itu, kalaukonvensi masih diberlakukan sebagaimana pada tahun 2004 lalu.Sebagai penggagas konvensi tentuSurya berkepentingan untuk meneruskantradisi baik ini, untuk juga memberi ruangkepada anggota dewan penasihat lainuntuk maju seperti Aburizal Bakrie danPrabowo Subianto, atau Wiranto danAkbar Tandjung. Bahkan, tak tertutupkemungkinan, bila tiba masanya Suryadapat memutuskan untuk berpasangandengan Yudhoyono, Kalla, atau AgungLaksono.Surya Paloh sudah sejak mudanya tampil sebagai kader Golkar. Pada tahun 1971dalam usia masih relatif sangat muda, 17tahun, suami dari Rosita Barack ini adalahcalon anggota DPRD II Medan dariGolkar. Pada usia 25 tahun ia sudahterpilih sebagai anggota MPR RI periodetahun 1972-1982, dan periode 1982-1987.Selain dekat dengan Kalla secara organisasi, Surya secara pribadi berhubungansangat dekat dengan Yudhoyono. Sejumlah media yang dipimpin publisher pembawa suara masa depan ini, diantaranyaMedia Indonesia dan Metro TV begituluasnya memberitakan kiprah dan kampanye Yudhoyono menjelang dan selamaPilpres 2004. Sejumlah acara politikYudhoyono disiarkan langsung olehMetroTV. Bahkan, Surya turut hadirdalam beberapa tayangan demi memberikan dukungan politik dan moral.Memang, dalam perjalanan karir politikdan bisnisnya selama ini, putus hubungandengan penguasa seolah keniscayaan bagiSurya. Biasanya ia tak bisa jauh-jauh daripusat kekuasaan. Kalau perlu Suryamelakukan gerakan gertak sambal.Surya pernah membuktikan efektifnyaaksi gertak sambal ini. Dalam bukubiografinya, “Editorial Kehidupan SuryaPaloh”, yang diterbitkan menyongsongseperempat abad usia Surya (16 Juli 1951-16 Juli 2001), ia bercerita bagaimana perusahaan katering PT Indocater miliknyayang dibeli di tahun 1979, pada suatu ketika di tahun 1980 kalah tender menyuplaimakanan ke PT Pupuk Kaltim (PKT).Majalah Tokoh Indonesia menulisulang kisah itu. Untuk memperjuangkanproses tender yang fair, Surya harusmenggebrak James Simanjuntak DirekturUtama PT PKT. Karena alasan kalahadalah tidak mempunyai jaminan modalyang memadai untuk mengikuti tender,Surya lalu bergegas menghadap DirekturUtama Bank Budi Daya (BBD), OmarAbdalla, untuk memperoleh bid bond ataujaminan tender senilai Rp 500 juta.Surya terpaksa harus menghadap Omarsebab permintaan serupa dua hari sebelumnya telah ditolak oleh BBD CabangCikini. Sebabnya, Indocater dianggaptidak kapabel menangani proyek PKTtersebut. Begitu bid bond diperoleh, Suryalalu mengirimi James sebuah karanganbunga mawar raksasa tak kurang setinggi1,5 meter, sambil ditempeli sepenggalkalimat berkop surat Anggota MPR RI. Isitulisannya, “Bung James Simanjuntak,Semoga Sukses. Merdeka.”Namanya juga gertak sambal. Sangdireksi tadi akhirnya kecut hati juga.James kemudian melakukan tender ulangdan memenangkan Indocater, salah satumesin uang Surya ketika itu.Walau suka melakukan gertak sambal,Surya tetaplah realistis. Ia mengikutiKonvensi Calon Presiden Partai Golkar2004, dengan mengusung isu “RestorasiNasional”, sebagai pintu masuk untukintens terjun ke area politik secara terbuka. Ia tak sepenuhnya berambisi untukharus menang, kendati sudah merogohkocek yang tak sedikit. Yang pasti, iamemiliki kesempatan menggagas ideperbaikan bangsa dengan menawarkanrestorasi nasional secara menyeluruh.Demikian pula tatkala hendak menghadapi Munas Partai Golkar di Bali, Desember 2004. Surya mengumumkan akanmaju sebagai kandidat ketua umum untukberhadapan langsung dengan AkbarTandjung. Jusuf Kalla yang sudah terpilihsebagai Wapres, justru digandengnyasebagai calon Ketua Dewan Penasihat.Di tengah perjalanan tiba-tiba Suryamelakukan manuver yang mengejutkan.Berbicara kepada pers, ia mengaku merasa tak sanggup bersaing dengan Akbar.Maka cara terbaik menghadapi Akbaradalah mengubah komposisi, Kalla majusebagai calon Ketua Umum dan Surya diDewan Penasihat.Langkah ini berbuah manis. Kubu Akbar berhasil ditekuk. Peta politik nasionalberubah seketika. Termasuk berubahnyasistem ketatanegaraan kita, mengalamisemacam gejala anomali.Surya berhasil membuktikan kelihaianmembangun konglomerasi politik, simetris dengan sepak-terjangnya mendirikan konglomerasi bisnis yang sudahmenggurita.Apabila Surya terbiasa melakukan aksigertak sambal di lingkungan bisnis, dilingkungan politik diingatkannya supayajangan main-main dengan aksi ini. Sekalimelontarkan gertak sambal maka haruskonsekuen dan kompak untuk melaksanakannya, termasuk meminta ketuaumum partai turun dari jabatan Wapres.Surya Paloh “Pembawa Suara MasaDepan”, terlihat lebih maju melangkah dibanding kader-kader partai lain. Kendatidi lingkungan internal Golkar munculfaksi-faksi yang berbeda pandangansecara tajam, sebagai Ketua DewanPenasihat ia bisa mengakomodasinyasehingga tak sampai terdengar keluar. Iasudah memiliki modal yang semakincukup menuju pertarungan 2009. HT