Page 40 - Majalah Berita Indonesia Edisi 26
P. 40
40 BERITAINDONESIA, 07 Desember 2006Munas III Alumni IKALUIN Syarif HidayatullahLENTERAadil.Di antara sesama negara Islam punketidakadilannya luar biasa tapi tidakkita sadari. Contoh, negara-negara Arabkaya dan hebat luar biasa cuma karenaharga minyak naik. Harga minyak naik,karena di sana konflik terus. Kalaukonflik, harga minyak naik yangmenderita adalah negara Islam jugaseperti Indonesia, Pakistan, Banglades,Sudan yang harus membayar mahalharga minyak. Jadi terjadi transferkekayaan dari negara Islam yang miskinke negara Islam yang kaya. Subsidiseratus triliun rupiah yang dibayarAPBN dikirim sebagian ke Saudi, keKuwait, Qatar untuk beli minyak. Itu dianikmati duduk-duduk saja. Yang demokarena harga minyak tinggi pastiIndonesia, Bangladesh, Pakistan, tapimereka tenang-tenang saja.Kalau damai bahaya, harga minyakturun. Saya bilang sama Doktor Ali diJeddah, “Eh, doktor, apakah ini yangdisebut ajaran Islam kita transferkekayaan dari negara miskin ke negarakaya Islam. Mestinya kan dari negaraIslam kaya ke negara Islam yang miskin,sekarang terbalik. Jadi ketidakadilanjuga ada di negara-negara Islam dan dinegara kita.Saya pagi-pagi sekali pernah diundangolahraga main golf ke Karawaci, lalulihat-lihat rumah-rumah hebat di situ.Saya terkejut begitu banyaknya rumahhebat, di situ ketidakadilan pasti terjadi.Kita harus bekerja bagaimana secaraekonomi pemerintah bergerak membuatkebijakan terhadap rakyat kecil, danmengenai ekonomi yang adil. Kitabekerja, dan pemerintahbertanggungjawab, tetapi kalau tidakada pengusaha-pengusaha muslim danprofesi yang kuat mustahil semua itu.Kalau ingin meningkatkan umat makapengembangan-pengembangan profesiharus dengan syarat-syarat minalakhlakul karimah tadi. Umat kitakadang-kadang berpandangan doublestandar. Contohnya di bidangpendidikan. Pada diri kita semua mulamula selalu timbul persepsi kalausekolah Islam harus jelek dan agakkumuh sedikit. Kalau sekolah baikbiasanya katolik.Selalu begitu pikiran orang jaman duludi tahun 1970-an. Tapi semenjak Al-Azharmemiliki pengembangan pendidikanmulailah seimbang, tetapi pikiran jelekkadang-kadang masih saja muncul. AlZaytun hebat orang lalu curiga darimanaduitnya membangun. Saya bilang, pernahtidak Anda bertanya dari mana Al-Azharpunya uang, uang Pelita Harapandarimana, Kanisius uangnya dari mana,tidak pernah orang bertanya. Kenapakalau sekolah Islam ditanya, curiga, danyang bertanya orang Islam lagi.Jadi harus cuci otak juga diantara kitauntuk memperbaiki cara berpikir. Inipenting sekali untuk membangunkebersamaan supaya kita bisamembangun bangsa yang besar.Dalam situasi seperti inilah IKALUINbersama ikatan-katan intelektual lain,mereka tentu pasti punya alumni juga,supaya bekerja bersama-sama meningkatkan harkat bangsa. Harkat bangsa inihanya bisa ditingkatkan dengan bekerjasama. Tidak ada harkat bangsa yangbisa meningkatkan tanpa bekerja danberusaha yang baik. HT/AM/WEKalau damai,bahaya, hargaminyak turun.SayamengomentaripernyataanDoktor Ali ini diJeddah, “Eh,doktor, apakah iniyang disebutajaran Islam kitatransfer kekayaandari negara miskinke negara kayaIslam. Mestinyakan dari negaraIslam kaya kenegara Islam yangmiskin, sekarangterbalik. Jadiketidakadilan jugaada di negaranegara Islam dandi negara kita.Ketua IKALUIN yang juga personifikasi Al-Zaytun, Syaykh AS Panji Gumilang berpidatomenyampaikan laporan pada acara pembukaan Munas III IKALUIN, Sabtu (18/11), di hadapanWakil Presiden Jusuf Kalla.foto: berindo wilson40