Page 57 - Majalah Berita Indonesia Edisi 28
P. 57


                                    BERITAINDONESIA, 04 Januari 2007 57BERITA LINGKUNGANLestarikanTradisi BanjirMasalah utama ancaman banjir di Jakartaadalah saluran air di banyak tempat dalamkondisi tersumbat sampah dan belumdibersihkan.ebagian rumah wargadi Kelurahan Kampung Melayu, JakartaTimur, dan Kelurahan Bukit Duri, Jakarta Selatan, tergenang air pada Sabtu(9/12) dini hari. Ketinggian airluapan Sungai Ciliwung di duatempat tersebut mencapai satumeter. Warga mengaku sudahterbiasa dengan banjir.Berbagai media massa mulaimenyoroti ancaman bencanabanjir yang selalu menimpaJakarta setiap musim hujantiba. Kompas adalah salah satuharian yang cukup rutin membahas masalah ini.Dalam edisi 6 Desember2006, Kompas menurunkanjudul lugas “Banjir AncamJakarta.” Menurut harian ini,Masalah utamanya adalahdrainase atau saluran air di banyak tempat dalam kondisitersumbat sampah dan belumdibersihkan.Di Jalan Galunggung, wilayah Manggarai, sampah danpasir menutup lubang-lubangkecil ke drainase. Pasir-pasiritu umumnya sisa dari pekerjaan proyek jalur busway. Tidak hanya pasir, tetapi jugadaun, plastik, dan potongankayu kecil ikut menutup mulutair di sepanjang jalan itu.Buruknya kondisi saluranair akibat tertutup sampah juga terlihat di Slipi, Pejompongan, Kota, Pluit, Gunung Sahari, Lagoa, RE Martadinata,Kramat Jati, Cawang, dan Jalan Yos Sudarso. Setiap kalihujan turun dengan intensitasrendah dan durasi pendeksekalipun, kawasan-kawasanitu dipastikan selalu tergenangair.Kompas, 10 Desember2006, kembali menurunkanberita tentang banjir berjudul“Banjir Kiriman Mulai Melanda DKI Jakarta.” Petugaspos piket di kantor Induk Pelaksana Kegiatan Pengembangan Wilayah Sungai (IPKPWS) Ciliwung-Cisadane, Gatot Seno, mengatakan, banjirmemang sudah mulai menyerbu Jakarta pada Sabtu (9/12)dini hari.Untuk mengantisipasi jikaterjadi banjir susulan yanglebih besar, sudah disiapkandua pompa di sekitar BukitDuri dan juga dua pompa disekitar Kampung Melayu.Sementara itu, menurut harian Suara Karya, 1 Desember2006, frekuensi hujan di daerah Cisarua, Bogor, Jawa Barat, sudah mulai meningkat.Curah hujan pun kerap berlangsung dalam waktu yangcukup lama. Dari gambaranini, warga Jakarta mestinyasudah mesti waspada terhadapkemungkinan terjadinya banjir. Paling tidak, untuk wargayang bermukim di bantaranSungai Ciliwung. Kerapnyahujan turun di daerah hulu,ditambah mulai turunnya hujan di Jakarta, terutama wilayah Jakarta Selatan, membuat debit air di Sungai Ciliwung beberapa hari ini cukuptinggi.Tidak siapDengan demikian, berbagaiberita mengenai banjir Jakartayang dimuat berbagai harianbelakangan ini, bisa disimpulkan bahwa Pemprov DKIbelum seratus persen bisamengantisipasi ancaman bencana tersebut. Banjir akhirnyamenjadi tradisi yang harusditerima setiap tahun kalamusim hujan tiba.Memang, seperti dikutipKompas dari Kepala Staf Satuan Kerja Nonvertikal TertentuDjoko Prakoso bahwa IPKPWS Ciliwung-Cisadane telahmengaktifkan 14 pos piketbanjir yang tersebar di wilayahCiliwung-Cisadane sejak 2Oktober 2006. Masing-masingpos dilengkapi radio komunikasi, buku laporan, dan sarana penunjang, seperti jashujan dan lampu senter.Masyarakat juga bisa menghubungi pos piket induk dinomor telepon 021-8197309.Jika terjadi kondisi daruratbanjir, IPK PWS CiliwungCisadane menyediakan bantuan perahu karet atau trukuntuk melakukan penyelamatan atau evakuasi yang dapatdipinjam melalui saluran informasi tersebut. Di lingkungan IPK PWS Ciliwung-Cisadane telah dilengkapi 19 pompa air untuk menghindari banjir masuk ke daerah “baskom”perkotaan.Akan tetapi, seperti jugadilaporkan media massa, Pemprov DKI tidak memperhatikan saluran air yang tersumbat, sungai yang mendangkal,dan sampah yang menumpukdi setiap pintu air yang ada.Sebagai contoh, Kompasmelaporkan saluran air di sebagian ruas jalan PalmerahUtara dan Jalan S. Parman(dari arah Grogol-Slipi) tersumbat sampah. Kotoran yangmenyumbat lubang-lubangsaluran itu sudah memadat(keras). Itu terlihat di ruasjalan antara Gedung Pengadilan Negeri hingga JakartaDesign Center, Slipi.Di ruas Jalan Yos Sudarsoantara Kantor Suku Dinas Pemadaman Kebakaran JakartaUtara, Pos Lalu Lintas, MarkasPolres Metro Jakarta Utara,beragam jenis sampah memenuhi saluran air di sini. Palingbanyak terdiri dari sampahplastik, ranting kayu, dan kardus. Air yang tadinya menggenangi saluran ini, telah berubah hijau lumut, dan sebagiannya mengering dan ditumbuhirerumputan. Keadaannya semakin parah karena sampahterus menumpuk. „ RHSLANGGANAN BANJIR: Pemprov DKI tak pernah siap mengantisipasifoto: berindo wilson
                                
   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61