Page 55 - Majalah Berita Indonesia Edisi 28
P. 55


                                    BERITAINDONESIA, 04 Januari 2007 55BERITA DAERAHMembangun Jalan ke MalaysiaPemerintah akhirnyamembuka peluangbagi masyarakatyang tinggal diperbatasan untukmenjual langsunghasil pertaniannyake Malaysia.Masalahnyasekarang, saranaangkutan belummemadai. Bisakahlangkah ituditindaklanjuti,membangun jalan diwilayah keduanegara?ama ditunggu, jerathukum “tindak pidana penyelundupan” yang selama inimembayang-bayangi masyarakat di Kecamatan Krayan,Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur, akhirnya dicabut.Artinya, bagi penduduk yangtinggal di wilayah perbatasanini, boleh menjual langsunghasil pertanian dan ternaknyake Serawak atau Sabah. Selama 61 tahun bangsa Indonesia merdeka, selama itu pularakyat yang tinggal di daerahyang berbatasan langsung dengan kedua Negara BagianMalaysia Timur ini tetap miskin, tertinggal dan terisolasi.Tapi, sejak 12 Januari 2006,Pemerintah Indonesia diwakiliMenteri Dalam Negeri bersama Pemerintah Diraja Malaysia telah menandatangani kesepakatan (MOU) di Bukittinggi, Sumatera Barat.Adanya kesepakatan keduanegara serumpun ini, merupakan cara yang tepat untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang tinggal di perbatasan. Beban pemerintah untukmenanggung subsidi kebutuhan bahan pokok saja sudahsangat berat. Sembilan bahanpokok, kecuali beras - semuanya didatangkan dari Tarakanatau Nunukan dengan menggunakan angkutan udara. Adadua penerbangan yang setiamelayani daerah ini. PesawatDirgantara Air Service (DAS)daya angkut 20 orang, seminggu 4 kali penerbangan,dan Mission Aviation Fellowship (MAF) kapasitas 5 orang,dengan penerbangan 3 kaliseminggu.Aturan baru ini jelas sepertimembuka bendungan. Penduduk yang selama ini hanyamain kucing-kucingan denganaparat perbatasan, kini ramairamai membawa hasil pertanian dan ternak mereka ke pasar negara jiran itu. Jika dulupadi disimpan dalam lumbungsampai dua tahun yang akhirnya dijadikan makanan ternak, sekarang merupakan komoditi andalan bagi 89 desa diKecamatan Krayan Induk danKrayan Selatan. “Beras AdauPutih laris dan terkenal di Malaysia karena enaknya. Hargasatu gantang beras di pasarnegeri jiran ini sepuluh ringgitMalaysia. Satu gantang 3,5 Kg- atau sekitar Rp 10.000,- perkilogram,” kata Serfianus, S.IPCamat Krayan Induk di Nunukan, Kamis dua pekan lalu.Meskipun untuk mencapaibandar (pekan, red) ke negaratetangga ini masih melalui jalan setapak namun sudahmampu mendongkrak kehidupan perekonomian masyarakat. Terdapat dua akses jalan.Pertama, dari Long BidangKrayan - ke Baklalan Serawak,16 Km dan dari Baklalan keDistric Lawas, 4 jam perjalanan dengan roda empat karenakondisi jalan masih tanah. Kedua, dari Dusun Pa’ BetungKrayan – ke Long Pesia Sabah39 Km dan dari Long Pesia keDistric Sepitang dengan rodaempat hanya 2 jam. Sekarang,badan jalan dalam tahap pengerasan. “Persoalan kita sekarangadalah, potensi alam kita tersedia, tetapi infrastruktur masih miskin,” kata Serfianuskepada Berita Indonesia.Menurut Camat Krayan ini,masyarakat tidak menyianyiakan peluang pasar tersebut.Ada tiga komoditas unggulanyang sudah berjalan denganbaik - beras, ternak kerbau danbabi. Lahan persawahan diKrayan ada sekitar 4.000 hektare (Ha) dengan hasil 4,5 tongabah per-Ha tanpa dipupuk.Luas lahan ini masih bisaditambah lagi sekiranya pemerintah mau membangun irigasi di dua kecamatan yangdihuni penduduk 11.650 jiwaini. “Kita sedang menggalakkan tanaman vanili, karena nilai jualnya tinggi. Kalau beraskita bawa menggunakan pesawat sudah tentu akan rugi, tapikalau vanili, karena harganyamahal masih bisa untung.Begitu pula dengan tanamanapple, walau kondisi Krayansama dengan Batu di Malang,Jawa Timur, kita tidak akanmenganjurkan masyarakatuntuk menanam tanaman ini,sebab di Serawak masyarakatnya sudah menanam apple,”ujarnya.Soal ketertinggalan masyarakat di perbatasan sebenarnya tidak perlu terjadi jika Pemerintah benar-benar memberi perhatian. Menurut Pendeta Damus kepada Berita Indonesia, selama ini ada kekuatiran Pemerintah Indonesia jika terbuka akses jalan keMalaysia, rakyatnya akan pindah. “Padahal, kita sudah 61tahun merdeka dan selama itupula kami menderita, tetapitidak satu orang pun yangpindah menjadi warga Malaysia. Anak-anak yang sekolahmemang banyak menimbailmu di sebelah (sebutan Sabahdan Serawak, Red) setingkatSLTP dan SLTA. Namun, setelah mereka tamat kembali lagike kampung halaman mencarikerja di Nunukan, Tarakandan Samarinda,” katanya.Adanya perhatian Pemerintah untuk membangun kawasan perbatasan, kata GembalaSidang Gereja Bethani Indonesia (GBI) Brian Baru Krayanini, khusus untuk kedua kecamatan Krayan dan Krayan Selatan tidak hanya sebatas lintasbatas dan perdagangan hasilpertanian masyarakat, tetapipenting membangun jalanyang mampu menghubungkanpemukiman penduduk di kedua negara, karena itu yang dibutuhkan masyarakat, saranatransportasi untuk mengangkut hasil pertanian. Akses jalandari Long Bidang – Baklalandan Desa Pa’ Betung – LongPesia sudah ada. Tinggal sekarang, bagaimana pendekatanPemerintah RI kepada Malaysia agar di kedua wilayah adajalan yang bisa dilalui kendaraan roda empat. „ SLPPanen Raya: Bupati Nunukan H Abd Hafid Achmad (urutan empat darikiri) saat melakukan panen raya di Desa Long Bawan Krayan.foto: dok. humas pemkab nunukanL
                                
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59