Page 36 - Majalah Berita Indonesia Edisi 30
P. 36


                                    36 BERITAINDONESIA, 01 Februari 2007 L ENTERA36BERITA TOKOHDari kecil diamemang sudahdiasuh orang tuanyauntuk hidup sesuaiajaran agama Islamyang dianutnya,jujur danmenghargai oranglain. “Prinsip yangditanamkan olehorangtua sayasebenarnya sangatsederhana, yaitumenjadi orang yangtaat beragama,bekerja sebaikbaiknya (bekerjakeras), jujur danmenghormati oranglain. Salah satu darisikap jujur ituadalah tidakmenjadi orang yangmelupakan janjiatau mencederaijanji,” katanya.Jakarta, 2000). Buku itu berisipemikiran-pemikirannya tentangIndonesia Timur. Namun, bukan berartiia hanya berpikir tentang kawasanIndonesia bagian Timur. Melainkan halitu menunjukkan kepeduliannya untukmembangun seluruh negeri secara adildan merata.Secara politik tokoh berlatarbelakangpengurus masjid, HMI, KAHMI, NUSulsel dan ICMI ini juga dikenal tidakhanya bisa berkomunikasi denganteman-teman separtai atau satu agamadengannya. Dia bisa diterima diberbagai golongan dan kelompokkepentingan. Dia bukan politisisektarian. Dia seorang pluralis berjiwakebangsaan. Dia seorang pengusaha danpolitisi yang negarawan.Dia memang dikenal sebagai seoranganak bangsa penganut agama Islamyang taat dan berjiwa kebangsaan.Itulah sebabnya dia bisa dengan beraniberbicara dengan kelompok-kelompokbertikai di Poso dan Ambon, sertadisambut hangat di Nanggroe AcehDarussalam. Dia tidak berpihak kepadasalah satu kelompok. Keikhlasan dankejujurannya membawa damai tidakdiragukan oleh masyarakat setempat.Dia orang yang biasa menghargai oranglain, termasuk orang yang berbedapandangan dan keyakinan dengannya.Dari kecil dia memang sudah diasuhorang tuanya untuk hidup sesuai ajaranagama Islam yang dianutnya, jujur danmenghargai orang lain. “Prinsip yangditanamkan oleh orangtua sayasebenarnya sangat sederhana, yaitumenjadi orang yang taat beragama,bekerja sebaik-baiknya (bekerja keras),jujur dan menghormati orang lain. Salahsatu dari sikap jujur itu adalah tidakmenjadi orang yang melupakan janjiatau mencederai janji,” katanya.Ayahnya, H Kalla, seorang pengusahadan tokoh Nahdlatul Ulama di SulawesiSelatan. Tidak hanya ayahnya yangpengusaha. Ibunya juga berjualansarung sutra Bugis. Usaha yang dirintisorang tuanya itu kemudian berkembangdi tangan generasi keduanya yangdinakhodai Jusuf Kalla. Lulusan S1Fakultas Ekonomi, UniversitasHasanudin Makasar, 1967, ini dari sejakusia muda memang sudah seringWapres Jusuf Kalla bersama Syaykh Al-Zaytun dan Rektor UIN Jakarta, Komaruddin Hidayat
                                
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40