Page 32 - Majalah Berita Indonesia Edisi 30
P. 32


                                    32 BERITAINDONESIA, 01 Februari 2007Negeri Seribu Satu Bencanaencana alam danmusibah silih berganti menyerang negeri ini sejak tahun2004. Dari tsunami di Acehdan Nias, gempa di Yogyakarta, letusan gunung berapi,tanah longsor, banjir, lumpurpanas dan kecelakaan transportasi. Tahun 2006 ditutupdengan bencana banjir dankecelakaan KM Senopati Nusantara. Sedangkan tahun2007 dibuka dengan kecelakaan pesawat Adam Air dan bencana tanah longsor di Sumatera Barat.Berbagai media cetak menyorot bencana ini di dalamtajuk rencana mereka. Kompas (6/1) menurunkan tajukberjudul: Percobaan dan Penderitaan. Koran sangat berpengaruh ini mengartikanbencana dan musibah sebagaicobaan, mengaitkannya dengan kepedulian manusia dankesetiakawanan.Setia kawan disertai penyerahan diri dinyatakan dalamdoa dan ibadah khusyuk seperti yang dilakukan para napiLP Bogor untuk para korbanmusibah KM Senopati danpesawat Adam Air. Manusiayang bijak, tulis Kompas, mengambil pelajaran dari musibah dan bencana, memperkokoh iman masing-masing,sekaligus mengamalkannyadalam kesetiakawanan kemanusiaan.Kompas kembali mengulasnya dalam tajuk (10/1). Yangdisorot pengetahuan elementer dan aktual perihal negeriini terkait dengan ekologi danlingkungan hidup. Sebab ekologi bukan lagi terbatas padatugas pemerintah dan LSM,tapi harus juga dipahami olehmasyarakat sejak anak-anak.Soal musibah yang dialamipesawat Adam Air, Kompasdalam tajuk (4/1), memberibeberapa catatan khusus. Karena musibah itu murni berkaitan dengan masalah teknis,maka cara penyelesaiannyaharus dengan pendekatan teknis. Kompas mengingatkan,urusannya jangan dibawa kemana-mana, apalagi sampaimenjadi urusan politik. Kalauitu yang terjadi, akar persoalantidak pernah bisa diketahuibersama.Sedangkan tajuk Kompas(29/12), menyorot bencanadikaitkan dengan kebersamaan berbangsa. Bencana beruntun yang menimpa negeri inibelum juga membuat kitabangkit bersama. Kita memberi reaksi tapi nyaris tidakmembangkitkan hasrat kebangkitan bersama. Akibatnya, Indonesia semakin ditinggalkan negara-negara tetanggadan sekawasan.Harian sore Sinar Harapandi dalam tajuknya (3/1), khusus menyoroti kecelakaantransportasi penerbangan.Dalam kecelakaan penerbangan, pilot kerap jadi kambinghitam, sedangkan pembuatpesawat dan maskapai penerbangan jarang disalahkan.Soalnya, hasil pemeriksaankecelakan tak pernah diumumkan kepada publik. Karena itu, SH mengingatkan Departemen Perhubungan sebagai regulator agar menegakkandan mengawasi pelaksanaanperaturan secara konsisten.Koran sore lainnya, SuaraPembaruan sengaja menurunkan tajuk tentang informasipalsu yang diperolehnya darisumber resmi. “Peristiwa itusangat disesalkan,” tulis SP.Hal itu menunjukkan betapapemerintah memiliki kelemahan yang sangat mendasardalam hal pengelolaan informasi di segala bidang. Begitujuga penanganan informasidalam kondisi darurat, sepertibencana alam atau kecelakaantransportasi di lokasi yangsulit. Penyebaran informasiseharusnya dilakukan dengansangat hati-hati. Informasiyang akurat akan mendukungupaya pencarian dan evakuasikorban. Bisa juga menjadibahan evaluasi guna mengantisipasi agar kecelakaanserupa tak terulang.Dua pekan terakhir 2006,tajuk SP (20/12) menyorotipemulihan kehidupan parakorban bencana. Koran inimenyesalkan adanya perilakudan mental korupsi di tengahpenderitaan sesama, lemahnyapengawasan, dan birokrasiyang amburadul menghantuipenyaluran bantuan untukpara korban. Penanganandampak gempa dan tsunami diAceh dan Nias, sarat denganpersoalan yang belum jugaselesai. Juga pemulihankorban gempa bumi diYogyakarta dan Jawa Tengahbelum tuntas.Sedangkan harian Indo Posdalam tajuk (18 dan 28/12)mengupas masalah bencanayang timbul karena ulah manusia. Khusus bencana banjirdan tanah longsor, menurutIP, merupakan cermin buruknya penegakan hukum lingkungan dan regulasi kelestarianalam. Penyebab kedua bencana tersebut, seperti penggundulan hutan, harus ditangani secara serius. Misalnya,sanksi keras untuk perusaksumber daya alam dan pelanggar UU Lingkungan Hidup.Pemerintah perlu memilikidua agenda besar di bidangpemeliharaan dan pelestarianlingkungan. Pertama, segeramenyelamatkan ekologi danlingkungan hidup yang tersisadengan segala cara, segenaptenaga, dan semua upaya. Kedua, tindakan keras untukpenegakan hukum lingkungan.Dan regulasi tentang hutanlindung harus terprogram dengan jelas, benar, terarah danterencana.Koran bisnis Investor Dailydalam tajuk (6-7/1) menyorotsikap setengah hati pemerintah dalam mengatasi berbagai masalah. Tragedi banjirdan tanah longsor menjadilangganan setiap tahun. Kecelakaan transportasi merupakan pemutaran ulang kejadiansebelumnya. Itu semua terjadikarena pemerintah bertindaksetengah-setengah dalammengatasi masalah, tidak tuntas, tidak komprehensif dantidak menyentuh akar masalah.Pihak-pihak terkait, menurut Investor, sering terjebakdan hanya berputar-putar pada masalah, bukan pada solusi.Akibatnya, kejadian serupaterus terulang. Bisa jadi bangsaini dicap sebagai bangsa sembrono yang tidak pernah belajar dan mengambil hikmahdari kasus-kasus yang sudahdialami. „ MSB Jika bencana diartikan sebagai cobaanatau ujian Sang Khalik, kapankah negeri inidinyatakan lulus?LINTAS TAJUK
                                
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36