Page 28 - Majalah Berita Indonesia Edisi 30
P. 28
28 BERITAINDONESIA, 10 Agustus 2006BERITA KHAS28 BERITAINDONESIA, 01 Februari 2007Kemelut Beras Tak Berujungemelut harga beras, juga Sembako lainnya, terus menerpamasyarakat berpenghasilanrendah dan pas-pasan. Hargaberas di pasar bebas saat ini tak lagitergapai oleh kantong kelompok masyarakat miskin (KMM). Kalau asumsi PBBjadi patokan, KMM berpenghasilan USD2 per hari telah menyentuh angka 110 jutajiwa, mendekati setengah jumlah penduduk Indonesia.Nurhasanah, ibu rumah tangga, mengeluh kepada Berita Indonesia bahwa hargaSembako terus merambat naik. Ibu yangberjualan nasi goreng di kantin sekolahitu, mengeluh lantaran lonjakan harga beras, cabe merah dan tomat, menggerus keuntungannya yang sudah tipis. Harga beras bergerak naik antara Rp 200 sampaiRp 400 per kg. Cabe merah bertengger pada kisaran Rp 12.000 sampai Rp 13.000per kg. Sedangkan harga tomat ukuran sedang, melonjak jadi Rp 1.000 per biji.Baginya amat sulit menaikkan harga jualnasi goreng per kotak, karena murid-murid sekolah tak akan mau membelinya.Apa boleh buat, dia bertahan dengan harga jual lama meskipun keuntungannyamenipis.Seorang ibu yang enggan disebut namanya, tak bisa menyembunyikan kekesalannya lantaran lonjakan harga Sembakosedangkan penghasilan suaminya tidakbertambah. Tanpa kenaikan harga punkeluarganya sudah mengetatkan semuapengeluaran. Dia harus berhemat ketatagar bisa tersisih ongkos buat anakanaknya yang bersekolah.Media Indonesia (10/1), suratkabar cukup berpengaruh, melaporkan tentangpenurunan daya beli masyarakat akibatkenaikan harga Sembako. Koran milik baron media massa Suryo Paloh ini, mengambil sejumlah pasar di Kota Depok,Jawa Barat, sebagai rujukan. MI memantau kemerosotan daya beli di sejumlahpasar tradisional Kota Depok. Karena sepipembeli, para pedagang Sembako menawarkan dagangan mereka kepada orangorang yang lewat. Padahal sebelumnyacalon pembeli datang sendiri. Koran inimemberi contoh, harga beras mutu sedang naik dari Rp 5.050 menjadi Rp5.300 per kg.Sementara itu, dalam edisi yang sama,MI melaporkan operasi pasar (beras) yangdilancarkan Perum Bulog. Mengutip Menteri Perdagangan Mari Eka Pangestu, MImemberitakan bahwa pemerintah tetapmenekan harga beras lewat pelaksanaanoperasi pasar (OP) beras untuk keluargamiskin. OP ini dilakukan sehari setelahadanya laporan surat-surat kabar tentangkenaikan harga Sembako hampir diseluruh propinsi. Mari berdalih bahwaberkurangnya pasokan lantaran banyaknya hari libur—selain gangguan cuaca—telah mendongkrak harga Sembako,khususnya beras.“Masalah distribusi merupakan kendalayang harus segera diatasi,” kata Mari. Karenanya, pemerintah terus melakukan OPsampai Maret untuk mengatasi gejolakharga beras.Investor Daily (10/1) juga memberitakan pengakuan Mari bahwa harga berasberanjak naik sejak November sampaiDesember 2006. “Intinya kami antisipasiuntuk distribusi dan stok termasukantisipasi bilamana ada gangguan cuaca,”kata Mari, sebagaimana dikutip oleh Investor. Alasan Mari kenaikan harga berasakibat berkurangnya jumlah pasokan dandistribusi yang terhambat.Pemerintah melanjutkan OP untukmenstabilkan harga agar terjangkaumasyarakat. Sekitar 50.000 ton berastersedia setiap bulan untuk keperluan OPlangsung kepada konsumen, denganharga Rp 4.000 per kg. Sedangkan untukoperasi beras miskin (Raskin), disediakan200.000 ton per bulan, seharga Rp 1.000per kg.Boleh jadi OP ini dilancarkan setelahharian sangat berpengaruh, Kompas (9/1) menurunkan laporan utama di halamansatu tentang lonjakan harga Sembako naikantara 18 sampai 40 persen. Para koresponden Kompas merekam gejolak hargadi pasar-pasar tradisional di sebelas provinsi. Menurut koran milik pengusahamedia cetak papan atas, Jacob Oetomoitu, masyarakat golongan menengah kebawah merasakan kenaikan tersebut sangat menyesakkan, karena tidak diikutioleh kenaikan pendapatan mereka. Lonjakan harga terjadi pada beras, minyakgoreng, daging sapi dan ayam, cabai,bawang merah-putih, kemiri dan tomat.Lonjakan harga Sembako terjadi diJawa Barat, Jawa Tengah, DIY, DKI Jakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara,Sumatera Selatan, Kalimantan Timur,Kalimantan Tengah dan KalimantanSelatan. Menurut Kompas, penyebabkenaikan harga bervariasi; antara lainmelemahnya pasokan, cuaca buruk,dampak bencana alam, dan permainanharga oleh sejumlah pemasok.“Kenaikan berangsur-angsur. Hampirsetiap hari naik. Saya jadi bingung menjelaskan kepada pembeli,” kata Dedi Sumarna (55), pedagang beras di Pasar Belubur, Bandung Selatan (8/1), seperti dikutip Kompas. Dedi tidak senang dengankenaikan ini karena lonjakan hargamembuat omzet penjualannya menurun.Selain itu dia kerap dimarahi para pembeli.Harga jual beras Pandan Wangi di PasarInduk Caringin mencapai Rp 5.600 perkg, sebelumnya hanya Rp 4.500 per kg.Di banyak pasar tradisional lainnya diBandung, kenaikan harga beras antara Rp800 dan Rp 1.000 per kg. Di Pasar IndukCipinang, Jakarta, harga beras kualitasbaik, harga beras naik rata-rata 100sampai 200 rupiah.Di Solo kenaikan harga beras rata-rataRp 600 per kg. Misalnya, beras menthikKali ini kenaikan harga beras juga diikuti geliat hargabahan-bahan pokok lainnya. Harga sembilan bahan pokok(Sembako), kalau sudah naik hampir mustahil turunkembali. Tekad untuk mencapai swasembada beras tahunini bisa jadi hanyalah mengejar bayangan sendiri.K