Page 54 - Majalah Berita Indonesia Edisi 30
P. 54
54 BERITAINDONESIA, 01 Februari 2007BERITA EKONOMITelkomsel Menuai BadaiSebagai pemegang pangsa pasar ponsel terbesar,Telkomsel adalah segala-galanya saat ini. Tetapi suatuketika ia terantuk pula, lalu menuai badai, walau itu belumtentu karena kesalahannya sendiri.elkomsel bolehlah disebut pionir yang membumikan industrijasa telepon seluler (ponsel).Ketika didirikan pertamakaliMei 1996, dengan memulai operasi percontohan dari Pulau Bintan, Riau, dalamwaktu singkat Telkomsel segera mengubah struktur pasar ponsel yang sebelumnya bersifat elitis, menjadi merakyat.Strategi yang ditempuh adalah memperluas daya jangkau (coverage) hinggake seluruh ibukota kecamatan. Operatorbernama PT Telekomunikasi Seluler Indonesia, berstatus sebagai sebuah anakperusahaan PT Telekomunikasi Indonesia (TELKOM), ini sejak lama bertenggersebagai pemegang pangsa pasar terbesar,di atas 50 persen. Jumlah pelanggannyakini melebihi 30 juta nomor.Kreatif mengemas jasa layanan adalahcara jitu Telkomsel berpacu ke depan.Namun pada akhirnya Telkomsel harusmenuai badai, saat seluruh sistem IN-nya(Intelligent Network) mengalami kelumpuhan atau gagal fungsi menjelang akhirtahun 2006. Setiap pelanggan tidak dapatmelakukan pangggilan keluar, atau,mengirim pesan singkat (SMS).Soetikno Teguh, seorang pelanggan asalBandung, kepada Investor Daily (2/1)mengaku dirugikan oleh kerusakan jaringan Telkomsel tersebut. “Saya amat sangat dirugikan karena janji dengan rekanan menjadi berantakan dan memalukansekali,” tukasnya. Ia melihat Telkomselterlalu menonjolkan jangkauan, melupakan sisi kualitas layanan. “Hal ini sangatmerugikan konsumen.”Senada dengan Teguh, Heti, seorang iburumah tangga, juga mengaku tergangguberkomunikasi dengan keluarga. “Sayatidak tahu kenapa sulit sekali menelepondengan kartu Simpati,” ujar Heti.Yang merasakan penderitaan tentubukan hanya Teguh dan Heti. Karena ituTelkomsel segera merilis pernyataan pers,disebar ke berbagai media berisi penjelasanresmi penyebab kerusakan jaringan.Siaran pers menyebutkan, ketidaknyamanan menggunakan ponsel Telkomsel terjadi akibat adanya overloadedpada subsystem IN, terdeteksi mulai hariSabtu (30/12) pukul 23.00 WIB. Dampakkerusakan yang terasa adalah, sulitnyasebagian pelanggan prepaid (KartuSimpati dan Kartu As) serta postpaid(Kartu Halo) mengaktifkan fitur Halo Cekuntuk melakukan panggilan keluar (outgoing call), pengiriman SMS (outgoingSMS), dan pengisian ulang ataupengecekan pulsa. Pelanggan hanya dapatmenerima panggilan masuk dan menerima SMS.Telkomsel mengungkap fakta, padamasa-masa puncak menjelang akhirtahun itu terjadi lonjakan tajam komunikasi suara dan SMS. “Hal tersebutterjadi pada 31 Desember 2006 lalu,dimana masa puncak hari raya terjadipada waktu yang hampir bersamaanditambah dengan berbagai periode program bonus yang ditawarkan kepada pelanggan berakhir pada saat bersamaan,”bunyi siaran pers.Telkomsel menganggap kondisi tersebut demikian serius dan tergolong luarbiasa. Penanganan lalu dilakukan secarakhusus di bawah kendali kantor pusatTelkomsel, termasuk melibatkan kantorpusat Siemens dari Jerman selaku vendoryang menyediakan IN. Fungsi IN mulainormal pada pukul 24.00 WITA untukarea dari Kalimantan ke arah timur,sedangkan wilayah lainnya mulai normalkembali pukul 24.00 WIB.“Adapun seluruh sistem, termasuk isiulang dapat normal kembali pada 1Januari pukul 01.00 WIB,” ungkap operator itu.Perlu DiauditDirut Telkomsel Kiskenda Suriahardjamengakui lumpuhnya jaringan disebabkan oleh adanya kelebihan muatan padaIN. Tetapi sejumlah pihak terlihat takcukup berhenti pada penjelasan teknispermasalahan kelumpuhan jaringan INTelkomsel.Sekjen Indonesia TelecommunicationUser Group (Idtug), Muhammad Jumadi,dengan tegas meminta perlu dilakukanaudit terhadap semua sistem di Telkomsel.“Telkomsel perlu melakukan tindakannyata untuk mengembalikan hak pelanggannya dan segera diinformasikan kepublik secepatnya, mengingat sebelumnyamanajemen operator itu telah mengumumkan kesiapan jaringan dan semuasistemnya,” ujar Jumadi kepada BisnisIndonesia (3/1).Pernyataan senada disampaikan HeruSutadi, anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI). Ia menyebutkan BRTI menunggu laporan akhir tahunpenyelenggaraan layanan Telkomsel,sebagai syarat mengaudit layanan seluleryang terganggu pada akhir tahun 2006,dan menuai komplain dari para pengguna.Heru mengakui, sesuai dengan penyelenggaraan lisensi modern telekomunikasi, BRTI secara periodik mengauditlayanan antara lain call center dan dropcall. Audit secara keseluruhan akandilakukan, tidak hanya karena kegagalansatu hari, tetapi layanan secara menyeluruh selama satu tahun. Diibaratkannya, tidak berarti hujan sehari bisamenutup kemarau dalam setahun.Kiskenda menyatakan kesiapannya jikadilakukan audit eksternal terkait buruknya performa jaringan. Menurutnya,dalam setiap penyelenggaraan layananTelkomsel telah melalui audit internal(preoperasional) meliputi test control, danaudit operasional yang dilakukan rutinharian, maupun bulanan. HTT