Page 15 - Majalah Berita Indonesia Edisi 31
P. 15
BERITAINDONESIA, 15 Februari 2007 15BERITA UTAMABERITAINDONESIA, 15 Februari 2007 15Potret pengangguran di negeri ini tahun2006, memang suram. Menurut BadanPusat Statistik (BPS), ada 10.930.000penganggur terbuka di antara 106.390.000 angkatan kerja. Ditilik dari komposisipendidikan, para penggangur itu: tidaktamat SD (1.012.711), tamat SD (2.540.977), tamat SMP (2.680.810), tamat SMU(3.911.502), tamat Diploma I/II (107.516),tamat Akademi/Diploma III (215.320)dan tamat Universitas (385.418). Angkapengangguran terbuka masih ditambahdengan pengangguran terselubung yangdiperkirakan mencapai 40 juta orang danjutaan pekerja yang kena PHK.Ilustrasi tersebut merupakan potretyang tak terbantahkan dari kemelutlapangan kerja yang menimpa negeri ini.Di tengah meluasnya pengangguran, terpuruknya daya beli dan membengkaknyaangka kemiskinan, pemerintah condongmengambil jalan pintas. Misalnya, tahun2006, pemerintah mengucurkan danapuluhan triliun rupiah untuk menyantuni16 juta keluarga miskin dengan bantuanlangsung tunai (BLT), Rp 100.000 sebulan untuk setiap KM (Keluarga Miskin).Tahun ini, pemerintah masih akan menebarkan dana tunai Rp 4,43 triliun berupa bantuan langsung kepada masyarakat (BLM) untuk KM di perkotaan danpedesaan. Menko Kesejahteraan RakyatAburizal Bakrie menempatkan rencana itutetap sebagai prioritas tahun ini, danmasih menyebutnya, program pengentasan kemiskinan. Nama resminya; Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) tahun 2007. Dana tersebutakan dikucurkan kepada penduduk miskin melalui pemerintah kecamatan, disebut BLM. Jadi apa bedanya dengan BLT?Menurut Deputi Bidang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Menko Kesra,Sujana Royan, basis program pemberdayaan masyarakat mencakup warga miskin yang tinggal di 2.057 kecamatan pedesaan dan 834 kecamatan perkotaan.Dana yang berasal dari APBN (Rp 3,62triliun), dan APBD (Rp 813 miliar) itu,sebanyak Rp 2,48 triliun dialokasikanuntuk KM di pedesaan dan Rp 1,95 triliununtuk KM di perkotaan. Setiap kecamatanakan memperoleh antara Rp 500 jutasampai Rp 1,5 miliar, disesuaikan denganjumlah KM.“Program itu ditujukan untuk mengentas kemiskinan dengan memberdayakanmasyarakat, sekaligus memperluas lapangan kerja,” kata Sujana.Menurut Sujana, program ini akanmenjangkau 31,92 juta jiwa atau 7,96 jutaKM. PNPM Pedesaan menjangkau 21,92juta jiwa atau 5,46 KM. Sedangkan PNPMPerkotaan mencapai 10 juta jiwa atau 2,5juta KM. Jika merujuk program BLT, diIndonesia terdapat 16 juta KM. Tetapimenurut penelitian PBB yang didasarkanpada kenaikan harga beras dan penghasilan per kapita 2 dolar AS sehari, makapenduduk miskin di negeri ini hampirmencapai 109 juta jiwa.Tantangan pengentasan kemiskinan ditahun-tahun mendatang akan semakinberat, terutama di perkotaan karenameningkatnya arus urbanisasi wargamiskin dari desa ke kota. Tahun 2010,penduduk kota akan berjumlah 126.525.000 jiwa (54%), sedangkan pendudukdesa 113.332.000 jiwa. Ini merupakanpertumbuhan yang sangat pesat dibandingkan dengan penyebaran penduduk,tahun 2005: sebanyak 105.873.000 jiwadi kota dan 113.332.000 jiwa di desa.Kerja Apa SajaArtinya, kawasan pemukiman kumuhakan semakin menjamur di kota-kotabesar. Ambil kawasan pemukiman kumuhPademangan, Jakarta Utara, sebagaicontoh.Sebuah komplek di Pademangan Timuryang menghadap ke Kali Kemayoran danKota Baru Kemayoran, dijejali lebih dari100 keluarga. Pusat pemukiman padat itubukanlah komplek yang sesungguhnya.Sebab bangunan bertingkat empat itu,hanyalah dibangun seadanya di atas tanah12 x 12 meter. Bangunan itu juga tidakpantas disebut rumah susun atau bertingkat, karena tinggi setiap tingkat hanyasetengah meter, kecuali di lantai bawah.Satu keluarga berjejal di dalam kamarseluas 3 x 2 meter.Mereka, umumnya pendatang dariJawa Tengah dan Jawa Barat, beranakpinak di situ sejak puluhan tahun lalu. Adajuga yang pergi dan datang. Keluarga dikompleks tersebut bekerja apa saja,seperti penjual makanan, tukang becak,sopir Bajaj dan tukang jahit di konveksi.Tidak hanya mereka, ratusan keluargalainnya tinggal di sepanjang lorong dan relkereta api Pademangan serta bantaranSungai Kemayoran. Kondisi ekonomimereka tidak banyak berubah dari dulusampai sekarang, seperti yang dituturkanoleh salah seorang anggota keluargaberikut ini.Sebut saja Ibu Ina. Lebih dari sepuluhtahun lalu, ibu berusia hampir 60 tahunitu bersama suaminya, membuka kioskecil, menjual berbagai keperluan seharihari, seperti rokok, sabun, kue dan obatwarung. Untugnya memang tidak seberapa. Untuk menambah penghasilan,suaminya, tadinya sopir Bajaj, belakanganmenarik becak.Kemudian, keluarga dengan dua anakdan dua cucu itu, menjual makanan. Semula lancar-lancar saja. Tetapi setelahharga berbagai sembilan bahan pokoknaik, jualannya mulai kembang-kempis.Soalnya, untungnya menipis. Menaikkanharga per porsi rasanya tidak mungkin,karena akan ditinggalkan oleh parapelanggannya. Sedangkan di sekitar situbanyak warung nasi lainnya yang jadisaingan.Namun yang agak beruntung adalahpara penjual nasi goreng keliling. Sebutsaja Pak Edi yang dengan keren menerimapesanan dari pelanggannya lewat telepongenggam (HP). Dia sudah puluhan tahunmenjadi penjaja nasi goreng dengan gerobak dorong keliling. Omzet penjualannya bisa mencapai Rp 300.000 setiap hari. Tetapi belakangan ini, kenaikan hargaberas, telor, minyak goreng dan mie telahmenggerus keuntungannya. Sebab bagiPak Edi tidak mudah menaikkan hargajual nasi goreng. Dia mengaku sudah satubulan ini tidak mengirim sangu ke kampungnya di Losari, Jawa Tengah. Padahaldia menghidupi ibunya, seorang istri dantiga orang anak.Nasi AkingNasib tragis juga dialami sekitar 400warga tiga desa di Kecamatan Argabinta,Cianjur Selatan. Mereka terancam kelaparan. Warga yang bermukim sekitar 200 kilometer dari kota Cianjur itu, tak lagiAT BUTUH KERJ T BUTUH KERJ T BUTUH KERJAN BELAS KASIH N BELAS KASIH N BELAS KASIHAT BUTUH KERJ T BUTUH KERJ T BUTUH KERJAN BELAS KASIH N BELAS KASIH N BELAS KASIH