Page 16 - Majalah Berita Indonesia Edisi 31
P. 16
16 BERITAINDONESIA, 15 Februari 2007BERITA UTAMAmampu membeli beras. Mereka bertahandengan mengonsumsi daging kelapa sejaksebulan lalu. “Tak punya uang, tak punyaberas. Perut kami dan anak-anak kamilapar sepanjang hari,” kata Agus Suryanto(30), warga Kampung Cineri, DesaTajungsari, Argabinta, seperti dilaporkanoleh Warta Kota (18/1).Mereka yang bernasib malang initersebar di Desa Tanjungsari (30 KM),Desa Sukamanah (10 KM) dan DesaSinarjaya (40 KM). Mereka setiap harinyamakan kelapa dicampur sedikit gula. Adajuga keluarga yang tidak makan sampaitiga hari.Nasib serupa diderita oleh 200 keluargadi Kampung Cihonje, Desa Pamoyanan,Kecamatan Cibinong, Cianjur Selatan. Setiap hari mereka terpaksa makan oyek—semacam penganan dari singkong yangdikeringkan—agar bisa bertahan hidup.“Kami berharap segera mendapat bantuan dari pemerintah karena kondisiwarga sudah sangat memprihatinkan,”kata Agus didampingi tetangganya, IpinSaripudin (34).Kata mereka, kisah kelaparan di Kampung Payomanan bukan semata-mata isapan jempol. Mereka cuma mencemaskanjatuhnya korban busung lapar bilamanaPemkab Cianjur tidak berbuat apa-apauntuk menyelamatkan mereka. CamatArgabinta Firman Firdaus masih bisaberkilah, tidak ada warga yang kelaparan.“Mereka tidak kelaparan, tetapi rawanpangan, karena sawah mereka lima bulanini gagal panen,” kata Firman sepertidikutip koresponden WK.Padahal menurut Agus dan Ipin, berasuntuk orang miskin (Raskin) yang biasanya disalurkan oleh pemerintah, absensejak 10 bulan terakhir. Memang pernahada Raskin ke sini, namun harganya takterjangkau, dijual antara Rp 2.000-Rp2.500 per kilogram. Biasanya dijual dengan harga Rp 1.000/kg. Jatah untuk satukeluarga tidak banyak, hanya 2,5 liter.Antara Cirebon, Cianjur dan Cilegonmemang terentang banyak kantong kemiskinan turun temurun yang hampir takterjamah. Letak daerah-daerah ini takbegitu jauh dari jantung pemerintahpusat, Jakarta. Namun roda kehidupanmereka seolah terus berada di bawah.Makro ekonomi membaik, tetapi urusanperut rakyat kedodoran.Tersudut oleh musim paceklik, merekahanya mampu membeli aking, nasi keringyang dimasak kembali untuk menyumbatrasa lapar. Tadinya aking akrab denganwarga miskin di kabupaten Cirebon, JawaBarat, namun sekarang melebar ke kabupaten Cilegon, Banten. Harga beras yangterus merambat naik, memaksa wargamelirik aking yang tadinya hanya dikonsumsi oleh ternak bebek.Mereka tentu orang-orang super miskin. Harga aking pun ikut naik, dari Rp900 menjadi Rp 1.500/liter. Harga naikkarena mengikuti permintaan pasar.Padahal aking, agar bisa dikosumsi perludiolah kembali agar tidak terasa basi. TehNinih merasa risih menjual aking, karenadia tadinya hanya menjual untuk keperluan ternak bebek, bukan untuk manusia.Di antara pelanggan Teh Ninih adalahSolihin, manula yang menjadi buruh tanidan berpenghasilan Rp 10.000 sehari.Apa boleh buat, dia harus melayanipermintaan warga yang tak mungkin diatolak. Teh Ninih menerima aking daripengepul (penyalur) dengan harga Rp700/liter. Tetapi sekarang naik jadi Rp1.300/liter. Dia pun menjualnya kepadawarga dengan mengambil untung hanyaRp 200 seliter atau Rp 1.500. Harga initentu jauh lebih murah dari harga berasRp 5.000/liter.Operasi Pasar BerasHarian Kompas (19/1) melaporkan,meskipun Perum Bulog sudah menurunkan harga OP dari Rp 4.500 kemudian Rp4.000 dan terakhir Rp 3.700/kg, takmampu menekan harga beras di pasarkarena para pedagang menahan stokberas mereka. Harian sangat berpengaruhini pernah memergoki seorang pembelimemborong 100 kilogram beras OP.Boleh jadi pedagang beras menitipkanuang mereka kepada pembeli denganimbalan tertentu.“Pemerintah menugaskan Bulog menggelar OP dalam jumlah tak dibatasi, sampai harga beras kembali membaik, tidakterlalu tinggi bagi konsumen dan tidakterlalu rendah bagi petani,” kata DeputiII Bidang Koordinasi Pertanian danKelautan Kantor Menko Perekonomian,Bayu Krisnamurti, usai Rapat KoordinasiTerbatas tentang Penanganan MasalahBeras (18/1), di Jakarta.Pemerintah, katanya, akan menambahimpor beras bilamana OP dan Raskinmenguras stok yang ada. OP dan penyaluran Raskin Januari sampai Februari2007 mencapai lebih dari 600.000 ton.Ujian: Puluhan ribu peserta ujian seleksi Broadcast Development Program Trans Corp.foto: repro kompas