Page 32 - Majalah Berita Indonesia Edisi 31
P. 32
32 BERITAINDONESIA, 15 Februari 2007BERITA NASIONALPoso Larut dalam KerusuhanKerusuhan di Poso terus berlarut. Penegakan hukumyang dilakukan Polri berbuah bentrok dengan wargabersenjata. Meskipun demikian, penegakan hukum danpenanganan secara integral harus terus dilakukan.erusuhan di Poso berawal pada tahun 1998, kendati sudahada kesepakatan Malino,nampaknya tak kunjung usai.Berbagai aksi teror bom dan letusansenjata api masih terjadi. Kecemasanwarga Poso pun kembali menyeruak.Setidaknya tiga ledakan bom terjadi padapertengahan Januari. Terakhir terjadiKamis (18/1) lalu, di belakang Kantor PTBank Sulteng Cabang Poso, sekitar 100meter dari Mapolres Poso.Sebelumnya, Densus 88 Anti terorMabes Polri, Kamis (11/1) dini hari menyergap para tersangka DPO (Daftar Pencarian Orang) kasus teror Poso di Kelurahan Gebang Rejo, Poso Kota. Tindakanrepresif ini dilakukan setelah imbauanagar 29 tersangka DPO menyerahkan dirisejak November tahun lalu tidak digubris.Penyergapan yang diwarnai adu tembakitu menewaskan seorang tersangka, DediParsan, melukai dua tersangka, danmenangkap lima tersangka lainnya. Polisijuga berhasil menyita senjata laras panjang jenis M-16, dua pucuk SS-1, Mouserdan US Thomson, tiga bom rakitan sertasekitar 300 amunisi. Siang harinya BripdaDeddy Hendra dicegat sekelompok wargadan dikeroyok hingga tewas.Operasi penyergapan berlanjut padaSenin (22/1) di Kelurahan Tanah Runtuh,Gebang Rejo, Kelurahan Kayamanya, dankawasan Lembomawo. Dalam peristiwaini 13 orang tewas tertembak, termasukseorang polisi, Bripda Roni Iskandar.Enam anggota Polri luka-luka. Polisimenangkap dua buronan DPO, Tugirandan Wiwin serta 23 orang lainnya.Dari beberapa lokasi penggrebekan ini,Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol. SisnoAdiwinoto, mengatakan polisi menyitaenam senjata api laras panjang, sepucuksenjata carabine, satu M-16 satu revolver,enam bom molotov, ribuan butir peluruberbagai kaliber dan detonator. Polisiterus melakukan pengejaran terhadapsekitar 100 orang yang disebut sebagaikelompok bersenjataSoal warga sipil bersenjata yang menyerang aparat kepolisian, mantan Ketua BINHendropriyono menyebutnya sebagai gerombolan atau pemberontak. “Jadi yangdi Poso itu pemberontak, jangan disebutwarga sipil bersenjata,” tuturnya sebagaimana dikutip Sinar Harapan, 24/1. Diamenilai tindakan polisi sudah tepat. Inikarena mereka menantang perang, padahal sebelumnya sudah ada tindakan persuasif melalui pertemuan.Seperti dilaporkan Indo Pos (24/1), pihakkepolisian menyatakan, mereka yang tewasadalah kelompok bersenjata (teroris) yangmeresahkan masyarakat dan melawan saatpenggrebekan DPO. Namun sejumlahwarga menolak tuduhan itu. “Anak sayatidak bersenjata. Tidak melawan. Diabukan DPO atau pendukungnya, namundia diberondong tembakan hingga tewas,”ujar Yasin (50), orangtua Afrianto, salahsatu korban yang tewas.Tak pelak, suara pro dan kontra muncul.Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengakuprihatin atas banyaknya korban tewasmeminta polisi lebih memaksimalkanpendekatan persuasif, sehingga tak memunculkan prasangka permusuhan antara rakyat dan negara. Sementara KetuaUmum PB NU KH Hasyim Muzadi mengimbau Presiden SBY segera turun tanganmenangani kasus Poso. Menurutnya,kunci penyelesaian masalah Poso adalahbagaimana agar para ekstrimis itu dipisahkan dari komunitas masyarakat biasayang baik-baik, sehingga mereka tidakmenjadi korban. “Para ekstrimis itu kansudah didaftar, tinggal ditangkap dan dipisahkan dari masyarakat,” paparnya seperti dilaporkan Investor Daily (19-21/1).Anggota Komisi I DPR dari F-PG,Hajrianto Y Thohari minta agar Polri lebihprofesional. “Pakailah cara cara profesional untuk mengejar orang-orang yangsedang dalam pencarian, bukan maintembak. Apa lagi mereka itu baru didugabersalah,” tegasnya.Presiden SBY melalui Jurubicara AndiMalarangeng menyatakan, telah menugaskan Menko Polhukam Widodo ASuntuk sepenuhnya mengendalikan situasidengan baik. Presiden minta penegakanhukum terus dilakukan. Mabes Polri punmengirimkan dua SSK Brimob dari Kelapa Dua, Jakarta. Sementara Panglima TNIMarsekal Djoko Suyanto menyatakan TNIsiap membantu Polri jika diminta.Sebelumnya Wapres Jusuf Kalla menegaskan, tindakan Polri dilakukan semata-mata dalam rangka penegakkan hukum. Jusuf Kalla sangat concern dengankasus kerusuhan yang terjadi di Poso. Sebab dialah yang memelopori upaya perdamaian melalui pertemuan Malino padatahun 2003 saat menjabat Menko Kesra.Upaya ini dilanjutkan dengan mengadakanpertemuan halal-bihalal dengan tokohagama dan tokoh masyarakat di Palu padaNovember tahun lalu. Pemerintah punmengucurkan sejumlah dana untuk memberdayakan kesejahteraan warga Poso.Berlarutnya kerusuhan Poso, menurutanggota DPD asal Sulteng M Ichsan Laulembah, perlu ditangani secara integral.Tidak parsial dan insidentil. Perlu keseriusanpemerintah dan semua pihak untuk mewujudkan suasana damai di sana. SPKTambahan dua SSK pasukan Brimob siap mengamankan Poso. foto: repro mediaindonesia