Page 49 - Majalah Berita Indonesia Edisi 33
P. 49


                                    BERITAINDONESIA, 15 Maret 2007 49BERITA DAERAHAkhirnya, Bandar Narkoba Itu TertangkapSetelah setahun lebih menunggu, Polres Tarakan akhirnyaberhasil menangkap Jimmy Kosasih bersama ratusan butirpil ekstasi. Di Pengadilan pernah terungkap, ia merupakanpengedar narkoba.apatkah Polisi menyeret Jimmy Kosasih (47) agen narkobayang memiliki jaringan di Wilayah Utara Provinsi Kalimantan Timur ke Pengadilan? Pertanyaan inimencuat setelah di Pengadilan Negeri(PN) Tarakan terungkap lelaki bernamaasli Yap Bun Tiong ini, saat dihadirkansebagai saksi, disebut-sebut sebagaibandar narkoba.Kapolres Tarakan, AKBP Drs Haryantosebelumnya mengaku sulit menjadikanJimmy sebagai tersangka. Soalnya saat itubarang bukti tidak cukup.Begitu jugadengan pemeriksaan urine hasil teslaboratorium nihil, sehingga tidak mungkin menjeratnya sebagai pengguna. “Memang, kita berkeyakinan Jimmy Kosasihseorang agen narkoba. Itu sudah targetkami tetapi, itu tadi, Polres Tarakan belummemiliki bukti-bukti yang kuat ketika itu,”papar Kapolres kepada Berita IndonesiaBiro Tarakan, Selasa dua pekan lalu.Penangkapan Jimmy berikut barangbukti 200 butir ekstasi pada tanggal 13Januari 2007 lalu bukanlah secara kebetulan. Kapolres yang didampingi KasatNarkoba Polres Tarakan, AKP Nurkotipmengungkapkan, berbulan-bulan anggotanya mengintai gerak-geriknya. Begituada informasi ekstasi dikirim lewat jasakargo, polisi memperketat pengawasan.Jimmy ditangkap ketika mengambil 200butir ekstasi di kargo Bandara JuwataTarakan tanpa perlawanan.Di hadapan polisi, Jimmy mengakusetiap bulan memasok barang terlarangitu tidak kurang dari 650 butir. “Dulu, bisasampai 1.000 butir sebulan, tapi akhirakhir ini pasaran agak sepi,” katanyakepada petugas. Selain berbisnis phisikotropika, lelaki yang mengaku lahir diMedan, Sumatera Utara ini juga menggeluti dunia perjudian kupon putih. “Tapiitu dulu sebelum Kapolri Jenderal PolSutanto menyatakan perang denganperjudian. Sekarang, nggak lagi,” katanya.Jimmy pernah dihadirkan sebagai saksidalam kasus psikotropika yang merenggut nyawa seorang gadis di sebuahkamar hotel Bahrera Tarakan. Di persidangan PN Tarakan, Jimmy mengakubarang haram yang dikonsumsi Renita,gadis yang akhirnya meninggal dunia,berasal dari dia. “Saya yang memberikan3 butir ekstasi kepada Tommy Susanto dikamar 105 Hotel Bahtera Jln SulawesiTarakan, sekitar pukul 22.00 WITengtanggal 4 September 2005 lalu. Malam itu,di kamar hotel ada Nova Lestari, danRenita yang keesokan harinya meninggaldi Rumah Sakit Umum (RSU) Tarakan,”katanyaJimmy juga mengaku pernah menjualekstasi kepada Asiong (panggilan akrabTommy Susanto, Red), Ling-ling, Putridan Bambang di kamar 139 Hotel Bahtera.Ketua Pengadilan Tarakan, H M Asnun,SH.MH yang mengadili perkara itu sempat berang mendengar kesaksian Jimmy.“Kenapa Anda tidak dijadikan terdakwa,sakti betul kamu ya..,” katanya.Yang jelas, seperti diungkapkan Kapolres Tarakan, kasus ini sebagai tantangan bagi jajarannya. Lolosnya Jimmydari jeratan hukum ketika itu tidakmenyurutkan Polres Tarakan dalammemerangi narkoba. Segudang kasusnarkoba berhasil diungkap dan pelakunyadiseret ke Pengadilan. “Saya tetap berharap bantuan masyarakat. Tanpa adainformasi dari masyarakat kami tidakmungkin dapat bekerja dengan baik”katanya. „ SLP, SPDSeni Pencak Silat PaleredanKesenian pencak silat Paleredan ini seringditampilkan dalam berbagai acara. Mulai dariacara penyambutan tokoh dan pejabat negara,syukuran saat panen raya ataupun pada acarapernikahan maupun khitanan di Purwakarta.Minat masyarakat terhadap kesenian ini jugasangat besar. Terlihat dari membludaknyapenonton kesenian ini ketika digelar.Tak heran karena seni pencak silat tumbuhsubur dan terdapat perguruan yang tersebar di17 kecamatan di Kabupaten Purwakarta. RadioPemkab, Pro 88 FM juga membuat siaran khususseni ini yang diasuh Mang Dede Mulyadi. “Seni (Tepak Kendang) Pencak Silat Paleredan merupakan hasil pemikiran, perwujudan,dan komplentasi dari perkembangan seni pencaksilat di tatar Sunda. Digali dan diperkenalkan olehpara sesepuh masyarakat Plered. Konon senipencak silat sudah berkembang di tanah Sundasejak beratus tahun lalu. Pada tahun 1828,Raden Tisna Wijaya yang bermukim di CikalongCianjur bersama tokoh silat lainnya yaitu, BangMadi dan Mbah Khair mengembangkan senipencak silat yang sudah ada sebelumnya (aliranSyahbandar, Damalun, Godot dsb.). Ketiga tokohtersebut melakukan pembaruan jurus-jurus silatyang kemudian terciptalah jurus Cimande danCikalong.Pada perkembangan selanjutnya, tahun 1892-1952, anak Raden Tisna Wijaya yaitu Raden AbuKosim dan adiknya Raden Didi Djunaedi hijrahdan menetap di wilayah Plered-Purwakarta.Sebagai keturunan langsung dari Raden TisnaWijaya (Alm), keduanya mengembangkan jurussilat warisan orang tuanya di tempat merekabermukim. Mereka mendirikan perguruan silat“Tali Wargi” dan melakukan pembaruan jurus silatyang telah mereka kuasai, sehingga dikenaldengan nama jurus silat “Cilalawi Pleredan”.Jurus silat ini kemudian diwariskan kepadaanaknya, Raden Mangkudirja.. Pada tahun1957 bersama Mbah Duyeh dikembangkanjurus silat “Paleredan” dengan segala kekhasannya. Diantaranya tepak irama kendangdan lagu khas Paleredan serta jurus lima. Aliranpencak silat Paleredan ini telah mendapatpengakuan dari Persatuan Pencak Silat SeluruhIndonesia. „ BRD, SPAKBP Drs Hariyanto
                                
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53