Page 15 - Majalah Berita Indonesia Edisi 35
P. 15
BERITAINDONESIA, 12 April 2007 15BERITA UTAMABERITAINDONESIA, 12 April 2007 15Birokrasi NegaraTak Pernah DiauditBirokrasi NegaraTak Pernah DiauditDi semua negara terdapat korupsi. Tetapi di Indonesia korupsi berkembang dan berakarsangat dalam, sehingga membudaya. Korupsi dilakukan secara besar-besaran, bersamasama oleh banyak orang sekaligus, tanpa rasa risih dan malu. Korupsi sangat berkaitandengan tidak efektif dan efisiennya birokrasi pemerintah.aptop alias komputer jinjing jadi buah bibir bukanlantaran pembawa program “Empat Mata” Trans-7,Tukul Arwana, menggunakan kata pamungkas untukmengaso dari lawakannya: “kembali ke laptop,” ataudengan bahasa Inggris asbun: “back to laptop.”Laptop dimaksudadalah proyek multi-miliar rupiah di Badan Urusan RumahTangga DPR. Fantastis, angkanya mencapai Rp 12,1 miliar, yaitujumlah dari 550 anggota DPR x @ Rp 21 juta.Apakah proyek yang terbuka lebar bagi KKN ini sungguhsungguh untuk menaikkan profesionalitas (ataukah gengsi?) dari550 anggota DPR? Setiap anggota Dewan yang sudah mengantongi berbagai tunjangan operasional, akan diberi masingmasing satu unit komputer jinjing, senilai Rp 21 juta. SekjenDPR Faisal Djamal mengatakan pengadaan laptop diputuskanlewat Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) pertengahan 2006.“Pengadaan laptop dinilai merupakan persoalan penting untukmeningkatkan kinerja DPR,” kata Faisal. Harga riilnya, kataFaisal, akan ditekan lewat tender, paling mahal Rp 17 juta perunit laptop.Itu kisah mutakhir tentang penghamburan uang negara diDPR. Kisah ini muncul sebelum redanya amarah rakyat akibatperaturan pemerintah untuk “menghibur” para anggota DPRDdengan pembayaran tunjangan komunikasi intensif yang berlakumundur per 1 Januari 2006. Sudah banyak pemerintah daerahdan kota yang membayar uang rapel tersebut. Tetapi belakanganketentuan itu dicabut, dan para anggota DPRD yang terlanjurterima harus membayarnya kembali dengan cara menyicil. PPNomor 37/2006 ini memang aneh bin ajaib, sudah ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tetapidibekukakan, dan beberapa ayatnya dicabut.Namun ada juga kisah, bukan penghamburan tetapi penyembunyian uang negara dalam bentuk rekening giro dandeposito atas nama pejabat tinggi dan departemen serta lembagapemerintah. Jumlahnya mencapai Rp 8,54 triliun, yaitu danadari 1.303 rekening milik jajaran departemen dan lembaga yangdiungkap Ketua KNPI, Hasanuddin Yusuf.Rekening gelap itu disimpan atas nama petinggi yang belumdisebut namanya di 14 departemen dan lembaga pemerintah.Data ini sesuai dengan temuan BPK yang diungkap lewatLaporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP). Rekening gelapitu meliputi 680 rekening giro, senilai Rp 7,22 triliun dan 623rekening deposito, senilai Rp 1,32 triliun. Rekening itu jadimisterius karena tidak dilaporkan dalam LKPP oleh 14departemen dan lembaga yang bersangkutan. Ke 14 departemendan lembaga tersebut, yakni Dephan 96 rekening; Deplu 23rekening; Dephut 34 rekening; Deprin 5 rekening; Depkimpraswil (PU) 7 rekening; Deptan 6 rekening; Depkes 49 rekening;Dephum dan HAM 36 rekening; Depnaker 13 rekening;Bappenas 9 rekening; Otoritas Batam 1 rekening; Batan 2rekening; BPS 2 rekening, dan Kembudpar 3 rekening.Mantan menteri dan Kepala Bappenas, Kwik Kian Gie melukiskan korupsi menyusup ke mana saja, sehingga KKN merupakanakar penyebab dari hampir semua masalah dihadapi bangsa ini.“KKN bahkan sudah membuat pikiran, mental dan jiwa kita tidaklagi normal,” kata Kwik kepada Samsuri dari Berita Indonesia,sehingga semua kebijakan yang tidak jernih lagi, sangatmenyengsarakan rakyat banyak serta menciptakan ketidakadilanyang tiada tara.Karenanya, pemberantasan korupsi harus menjadi prioritasutama, karena kalau tidak, apa pun yang dilakukan hasilnya tidakakan optimal. Korupsi akar dari praktik jahat. Awalnya memangmencuri uang rakyat, tetapi lambat laun merasuk ke dalam mental, moral, tata nilai dan cara berpikir. Sejak zaman Yunani kunosudah dikenal adanya pikiran yang teracuni oleh korupsi. Makasangat sering ada istilah, “corrupted mind” alias pikiran yangkorup. Daya rusak korupsi sangat dahsyat, karena menjadikanorang yang melakukannya tidak normal lagi dalam sikap,perilaku dan nalar berpikir.Menurut Kwik, konsep dasar pemberantasan korupsi sederhana saja, yaitu menerapkan sistem carrot and stick (pemikatdan pemukul). Keberhasilannya sudah dibuktikan oleh banyaknegara antara lain, Singapura dan RRC. Hidup dengan standaryang sesuai dengan pendidikan, pengetahuan, tanggung jawab,kepemimpinan, pangkat dan martabatnya.“Kalau perlu, pendapatan ini dibuat demikian tingginya.Sehingga tidak saja cukup untuk hidup layak, tetapi cukup untukhidup dengan gaya yang gagah,” kata Kwik. Tidak berlebihan,tetapi sektor pemerintah tidak kalah dibandingkan denganL