Page 17 - Majalah Berita Indonesia Edisi 38
P. 17
BERITAINDONESIA, 24 Mei 2007 17BERITA UTAMASutiyosopada sisi pengelolaan birokrasi pemerintahan DKI Jakarta, sekaligus menjadi sisilemahnya karena ikut menanggung “dosa”masa lalu.Adang, karena berasal dari luar PemdaDKI, dipandang lemah di dalam menggerakkan birokrasi dan pelayanan publik.Namun dia bersih dari berbagai permasalahan yang menggunung di Jakarta.Adang dan PKS terjepit isu pemberlakuanSyariat Islam.Kader-kader partai pengusung tentunyaharus berusaha menguatkan kelebihan calon masing-masing sembari mengeliminasi kelemahannya. Menurut Inggard,kelemahan dan kekuatan Foke telah mendapat kalkulasi yang matang dari Golkar,sehingga upaya mengomunikasikannyapun sudah dipersiapkan sejak awal.“Mengomunikasikan segala kekuatandan kelemahan bakal calon gubernur,bukan hal yang sulit. Karena sejak awalsetiap kader partai turut meneliti danmempertimbangkan segenap potensibakal calon,” tulis Inggard, menambahkanbahwa pilihan terhadap Foke dilakukansecara bottom up.Soal “dosa masa lalu” yang bakal mengganggu Foke, Firmansyah mengisyaratkan kesiapan kader-kader Partai Demokrat untuk meminimalkannya. “Dalamkepemimpinan lima tahun lalu, Foke bukan top leader pengambil keputusan. Kedepan, bila dia terpilih jadi orang nomorsatu di Jakarta, maka kekurangan yanglalu dengan sendirinya sirna,” tulisnya.Sedang Adang yang berasal dari luarPemda DKI, yang dianggap berbagai kalangan sebagai kelemahan, menurutMuhammad, justru ini kekuatannya. “Diatidak akan punya rasa euh pakewuh dengan birokrasi yang ada. Lain denganyang sudah memimpin lama, punyasejarah dengan birokrasi ini. Orang sudahtau kartunya. Dan contoh-contoh keberhasilannya dapat dirujuk pada pengalamannya di Polri,” tuturnya.Kelemahan menghadang Adang danPKS, pemberlakuan Peraturan Daerah(Perda) Syariat Islam, yang diisukan akandiberlakukan jika Adang memenangkanpemilihan Gubernur. Muhammad yangakrab dipanggil Pak Wawan menyangkalnya dengan tandas. “PKS dan Pak Adang,orang-orang yang sangat rasional dansangat objektif,” tandasnya.“Meskipun Pak Adang terpilih, tidakada alasan bagi PKS untuk memaksakankehendaknya. Tidak mungkin…itu tidakrealistis! Di Jakarta, kita tidak akan bicaraSyariat Islam. Kita akan bicara bagaimanamemperbaiki taraf hidup, pendidikan,kesehatan dan lapangan kerja bagi masyarakat Jakarta. Dan itu bagian dariajaran agama,” tuturnya.Di dalam memimpin Jakarta, Adangdan PKS akan memperjuangkan nilainilai kehidupan universal, yang belum banyak diperjuangkan secara serius, tetapibaru sebatas slogan-slogan. “Kita tidakakan bawa istilah Syariat Islam dalammemimpin Jakarta, tetapi memperbaikikeadaan. Kebaikan itu sesuai dengan semua perasaan dan pikiran orang. Korupsi itu kita katakan tidak baik, dan semuaorang mengatakan itu tidak baik. Agamapun mengatakan begitu,” tuturnya.Agenda PembangunanAgenda pembangunan merupakanamanat konstituen yang mendukung eksistensi setiap partai politik. Dalam melahirkan sebuah keputusan politik, termasuk dalam memilih calon gubernur, maka pertimbangan utamanya, agenda pembangunan dari seorang calon yang harusterintegrasi dengan aspirasi masyarakat.Sebab hanya dengan demikian, sebuahpartai politik dapat mendorong masyarakat untuk memilih calon yang diusungnya.Keputusan partai Golkar memilih Foke,menurut Inggard, didasarkan pada konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang ditawarkannya. “Pembangunan yang telah dilaksanakan harus dilanjutkan, sehingga DKIJakarta sebagai kota modern bertarafinternasional dapat segera diwujudkan,”tulis Inggard.Bagi Golkar, visi Foke untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di Ibukota sudah mencerminkan visi pembangunan berkelanjutan. “Penyelesaianmasalah sosial budaya, ekonomi, hukum,ketenteraman, ketertiban, linmas, birokrasi, ketersediaan prasarana dan saranakota, telah menggambarkan harapanGolkar dan konstituennya,” tuturnya.Sedangkan pilihan PKS jatuh padaAdang, karena mantan Wakapolri itu bersedia melaksanakan agenda-agenda pembangunan dan pemerintahan yang disodorkan PKS. “Pak Adang justru melaksanakan agenda PKS, dan dia sepakatdengan agenda itu,” tutur Muhammad.Dia menambahkan PKS memiliki thinktank yang merumuskan visi-misi yangakan dilaksanakan Adang.Membesarkan PartaiDalam setiap hajatan Pilkada, partaipartai politik berusaha memiliki andilterpilihnya seorang kepala daerah. Tidakterkecuali, di Pilkada DKI Jakarta. Merekamembangun deal yang kental dengan bauduit. Tetapi baik Inggard maupun Firmansyah menyangkal adanya deal khususberkaitan dengan dukungan pada Foke.Kata Inggard: “Partai Golkar memposisikan diri sebagai pendukung kritis, jikaFoke memimpin DKI Jakarta. Golkartidak akan memberi blank cheque (cekkosong) kepada Foke,” tandasnya.Inggard yang juga menjabat sekretarisDPD I Partai Golkar DKI Jakarta, menambahkan kepentingan terbesar partainyaterhadap Foke, keberhasilannya menciptakan Ibukota yang lebih baik, dari semualini kehidupan. Misalnya, tersedianyapendidikan yang berkualitas dan terjangkau, layanan kesehatan yang baik sertapeningkatan kesejahteraan masyarakat.Sedangkan PKS, dengan jujur mengakuiadanya deal khusus dengan Adang. “PakAdang sebagai individu dan pribadidibatasi usia biologis. Sedangkan usia PKSakan lebih panjang. Jadi agendanya bukanhanya 2007 tetapi 2009, dan seterusnya.Persoalannya, kata Muhammad, bagaimana partai bisa semakin berkembangdengan masuknya Pak Adang dalam PKS.Jadi, Pak Adang akan membantu membesarkan partai, antara lain, melaluiperilaku dan kemampuan memimpinJakarta, sehingga nama PKS semakinharum. Hal ini wajar saja. MH, SH, RBfoto: berindo wilsonMuhammad Gunawan AK