Page 19 - Majalah Berita Indonesia Edisi 38
P. 19
BERITAINDONESIA, 24 Mei 2007 19BERITA UTAMAAdang Giat Menebar PesonaNama pasangan Cagub Adang Daradjatun dan CawagubDani Anwar memang kalah populer dibandingkan dengankandidat lainnya.au tidak mau pasanganpeserta Pilkada dukunganPKS ini harus menebarpesona. Semua hal merekalakukan, tentu yang positif, untuk menariksimpati para pemilih Jakarta yang diperkirakan mencapai 5,8 juta jiwa. Adangmemang berpostur atlit, berpenampilannecis dan berwajah klimis. The smilingpolice general ini tampak lebih muda dariusianya yang memasuki 58 tahun, tanggal13 Mei ini. Pensiunan Wakapolri yangberpangkat terakhir Komisaris Besarpolisi ini, tak urung jadi sasaran kampanye negatif lantaran tampil membawabendera PKS. Misalnya, jika Adang jadigubernur, semua wanita Jakarta harusberjilbab, dan semua tempat hiburan ditutup. Dan Jakarta akan menjadi Teheran.Semua kampanye negatif ini dijawabAdang dengan tenang: “Tak mungkinJakarta jadi Teheran. Jakarta tetap jadikota jasa, tetapi yang lebih bermoral.”Adang punya alasan kuat. Gubernurmelaksanakan semua Peraturan Daerah(Perda) yang disahkan oleh DPRD. Meskipun PKS memenangkan Pemilu legislatifdi Jakarta, meraih 18 kursi, tak mungkinmendominasi Perda. Sebab Perda harusditerima dan disahkan oleh DPRD yangberanggotakan 75 kursi. Selain PKS,masih ada Demokrat (16 kursi), PDIP (11kursi), Golkar (7 kursi), PPP (7 kursi),PAN (7 kursi), PKB (4 kursi) dan PDS (4kursi).Guna memenuhi persyaratan sebagaicalon gubernur, tanpa ragu sedikit pun,Adang telah melepas jabatan Wakapolrilebih awal untuk berkiprah sepenuhnya didalam Pilkada DKI. Dia pun sekarangsibuk mempersiapkan diri untuk meraihsimpati dan memenangkan Pilkada DKIJakarta.Sebagai calon gubenur, Adang tampaknya sudah siap termasuk menggelontorkandana kampanye. Adang tinggal di antaradua rumah mewah yang saling berhadapandi kawasan Cipete Raya, Jakarta Selatan.Rumah tersebut berdiri di atas tanahhampir 2000 meter persegi. Di garasinyaberderet tujuh mobil. Juga ada indoorlapangan tenis dan kolam renang. Semuakekayaan yang dimilikinya sekarang,menurut Adang, sebagian besar hasil keringat istrinya yang berprofesi pengusaha.Alumni Akademi Kepolisian (1971)diklaim memiliki kekayaan sekitar Rp 9,3miliar dan US$ 266.000 (setara Rp 2,39miliar) dengan kurs Rp 9.000 per dolar,termasuk tanah dan bangunan senilai Rp6,1 miliar dan 7 mobil senilai Rp 1,32miliar. Itu data tahun 2002. Sudah barangtentu, dalam 5 tahun terakhir nilai aset itupasti akan terus menanjak naik.Tentang visinya dalam membangunJakarta, Adang antara lain akan mempertahankan Jakarta sebagai kota jasa,termasuk dunia hiburannya yang memasukkan pajak Rp 3 triliun setahun kepundi-pundi Pemda DKI Jakarta. Tapijudi tetap dilarang. Adang punya rencanabesar untuk melakukan reformasi birokrasi DKI. Dia pun ingin menata tataruang, jaringan transportasi dan kawasankumuh Jakarta. Prioritas utamanya mengentas kemiskinan dan pengangguran.Demi mendongkrak popularitas, Adangrajin mendatangi sejumlah tokoh danulama di Jakarta. Beberapa waktu lalu, diamenggelar Adang Daradjatun Cup. Jugakompetisi sepakbola yang sering diselenggarakan bersama Gerakan Pemuda Keadilan. Di samping itu, kubu Adang sudahmenyebar poster, stiker (semacam kampanye resmi) dan spanduk di seluruhpenjuru Jakarta.Dana KampanyeMantan Kapolda Jawa Barat ini dinilaimemiliki jaringan pendukung yang dibutuhkan saat pemilihan. Ia memiliki kedekatan dengan generasi muda di kawasanKebayoran Baru dan Penjaringan, JakartaUtara, tempatnya dulu menjadi Kapolsek.Sebagai pejabat teras kepolisian, sudahbarang tentu jajaran kepolisian berikutanggota keluarganya secara psikologismemiliki kedekatan dengan Adang. Jangan lupakan dukungan dari warga Sundayang berdomisili di Jakarta.Pernah berembus kabar bahwa Adanglah yang mampu membayar “uang mahar”yang ditawarkan PKS, berjumlah Rp 20miliar. Baik Adang maupun TiffatulSembiring, pucuk pimpinan PKS, menganggap kabar itu hanya isapan jempol.“Kami hanya berada pada satu idealismeyang sama, sedangkan uang mahar, itutidak benar,” kata Adang. Tiffatul jugamenyangkal uang mahar tersebut, mengatakan PKS dan Cagub akan berbagirata menanggung biaya kampanye. Menurut Tiffatul, pembahasan danakampanye-PKS yang dilabeli ‘dana perjuangan pemenangan pemilu’ harusdilakukan demi transparansi. Itu bukanberarti semua biaya dikeluarkan darikocek para kandidat sendiri. “Kandidatharus mampu mengumpulkan dana sesuai aturan,” kata Tiffatul.Seorang petinggi PKS menyatakanpartainya belum sampai membicarakanhal-hal teknis seperti biaya kampanye.Yang pasti dana cuap-cuap dan pemenangan pemilihan tidak sedikit. Sumbertersebut memberi ilustrasi, untuk biayasaksi di tempat-tempat pemungutan suarasaja dibutuhkan Rp 2,9 miliar, yaitu29.000 tempat dikalikan Rp 100.000.Kampanye dari rumah ke rumah yangdilakukan oleh kordinator PKS tingkatRW memerlukan Rp 520 juta, yaitu 2.600RW dikalikan Rp 20 ribu.Biaya mobilisasi massa jauh lebih besar.Untuk satu kali penyelenggaraan kampanye akbar di Gelora Bung Karno perluminimal Rp 2 miliar. “Belum biaya iklandi media massa, yang pasti sangat besar,”kata sumber itu. SBR, SH, RBMAdang dengan visi membenahi Jakarta