Page 26 - Majalah Berita Indonesia Edisi 38
P. 26


                                    26 BERITAINDONESIA, 24 Mei 2007BERITA UTAMAPR Sutiyoso untukGubernur BaruSetiap terjadi pergantian kepemimpinan, kebijakanacapkali berganti. Kepemimpinan yang baru, biasanyaenggan untuk meneruskan program pemimpin terdahulu.Dia berusaha membuat pola baru sesuai dengan apa yangada di benaknya.ulai lagi dari titik nol. Artinya sama dengan teori zerooption. Tak apa-apa jikaprogram baru pelaksanaannya berujung lebih baik. Tetapi jikasebaliknya, membelokkan kebijakan lamayang dinilai sudah mapan, hasilnya bisacelaka.Contohnya, ketika Gubernur Ali Sadikindiganti oleh Tjokropranolo, tahun 1977.Saat itu, salah satu kebijakan pemerintahan Ali Sadikin, menghapus becak diwilayah DKI Jakarta, karena becak membuat kemacetan dan kesemrawutan lalulintas. Tojokropranolo malah membalikkan keadaan ketika mulai mendudukijabatan Gubernur. Becak boleh beroperasilagi. Di sebuah tayangan televisi, BangNoly, demikian dia akrab dipanggil, sengaja memunculkan sosoknya yang merasa peduli pada masyarakat akar rumput.Di panggung, Bang Noly tertawa sembarimelambaikan tangan, menaiki becak yangdikayuh pengemudinya.Akibat apa timbul kemudian? Ribuantukang becak yang sudah pulang kampung, berbondong-bondong kembalimembawa becak mereka ke Jakarta. Banyak pula yang sudah menjual hartabendanya di kampung agar bisa kembalike Jakarta. Bengkel pembuat becak seperti mendapat angin segar dan terdoronguntuk kembali merakit becak. Padahal, AliSadikin telah melempar semua becak keLaut Jawa untuk jadi rumpon.Ujung-ujungnya Bang Noly terperangkap kebijakannya sendiri. Ketika becaktetap tidak bisa beroperasi di Jakarta, paratukang becak pun merasa dikibuli. BangNoly patut bersyukur karena di era OrdeBaru, tidak ada orang yang berani berunjuk rasa, apalagi melancarkan aksiprotes di jalanan. Seandainya terjadi saatini, mereka bisa mengamuk. Lebih celakalagi, lalu lintas di Jakarta menjadi semakinterjebak dengan kemacetan luar biasa.Kehidupan tukang becak pun menjadilebih tidak manusiawi. Di kawasan tertentu, seperti Pademangan, becak memang masih diperkenankan.“Beberapa program penting yang telahdilakukan Gubernur sebelumnya, sebaiknya dikaji serius. Jangan diubah begitu saja oleh penerusnya. Jika sudah bagus, mengapa harus digusur?” kata Yessy(19) mahasiswi STIE di Jakarta Timur.“Tapi, kalau ada yang dianggap tidak pas,memang perlu diubah, tetapi lewat pertimbangan yang matang.”Yessy, meskipun tidak setiap hari menggunakan busway, menilai pola transportasi makro (PTM) pemerintah DKI Jakarta ini sangat bagus. Semua masyarakattelah mengakuinya. Meskipun baru dimulai dengan busway, PTM perlu diteruskan hingga semua menjadi kenyataan, termasuk monorel dan subway.Harapan Yessy, kelak kemacetan Jakartaakan berkurang.Tetapi Handri, salah seorang pekerja seni media visual, mengumpat. “Pokoknya,pemerintah DKI ke depan harus mampumengatasi banjir,” kata Handri. Memangdia bukan warga DKI, karena berdomisilidi Bekasi. Namun aktivitasnya di Jakartasering terganggu akibat banjir.Era SutiyosoGubernur Sutiyoso yang sebentar lagihabis masa jabatannya, mengaku berbagaiprogram pentingnya untuk mengatasimasalah krusial telah melalui berbagaipengkajian serius dan dibantu oleh beberapa ahli.Pola Transportasi Makro (PTM), misalnya, baru berupa embrio busway. Dalamproyek ini, Sutiyoso didampingi oleh paraahli dari CTS-UI (Center for Transportation Studies Universitas Indonesia) dibawah pimpinan Soetanto Soehodo.Sutiyoso juga dibantu oleh pakar transportasi dari luar negeri seperti Bogota,ibukota Columbia yang pertama kaliberhasil mengoperasikan sistem busway.Sutiyoso menyebutkan, penerapan polakebijakan tersebut berdasarkan Perda No12 tahun 2003 Tentang lalu Lintas danAngkutan Jalan, Kereta Api, Sungai, Danau dan Penyeberangan di wilayah Provinsi DKI Jakarta. Kekuatan hukum tetapini didukung oleh terbitnya SK GubernurDKI Jakarta No 84 Tahun 2004 TentangPenetapan Pola Transportasi Makro(PTM) di Provinsi DKI Jakarta.PTM atau Jakarta Macro Transportation Scheme (JMaTS), dimaksudkan Sutiyoso untuk mengalihkan pemilik mobilpribadi dengan alat transportasi umum dimasa mendatang. PTM mengintegrasikanempat sistem transportasi umum yangbersifat masal, nyaman, murah dan aman,memprioritaskan jenis busway, rel layang(monorel) dan kereta api bawah tanah(subway). Terakhir adalah sistem transportasi sungai, danau dan penyeberangan.Menurut survei JICA dan Bappenas, sebulan setelah busway beroperasi, sekitar14 persen pengguna busway adalah darikalangan berkecukupan. Padahal merekaadalah pengguna kendaraan pribadi.Hingga kini, busway sudah beroperasi paMBanjir, persoalan lama yang belum terselesaikan foto: berindo wilson
                                
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30