Page 27 - Majalah Berita Indonesia Edisi 38
P. 27


                                    BERITAINDONESIA, 24 Mei 2007 27BERITA UTAMAda koridor I hingga VII. Target Sutiyoso,Koridor VIII dan IX jalur busway antaraCililtan-Tanjung Priok dan Cililitan Pluitbisa terlaksana menjelang masa akhirjabatannya. Ditargetkan pula, 15 koridorpada tahun 2010.Angkutan massal lain adalah berbentukmonorail (selesai 2010) dan Mass RapidTransit (selesai 2014).Banjir dan Tandon RaksasaKebijakan atau program lain yangpenting yang dapat dilanjutkan adalahpembangunan untuk mengatasi permasalahan krusial di Jakarta, seperti upayamengatasi banjir, kemiskinan, kesehatan,pendidikan, penataan lingkungan termasuk ruang terbuka hijau, wilayah kumuh,ketertiban masyarakat dan keamanan.Masalah banjir telah berulang menyengsarakan Jakarta, terjadi sejak jamanVOC, Pemerintah Hindia Belanda sampaimasa kemerdekaan. Banjir pada dasawarsa terakhir di masa Pemerintahan Republik Indonesia adalah tahun 1979, 1996,tahun 2002 dan terakhir tahun 2007.Posisi dataran tanah Jakarta memangrawan dan bisa disebut sebagai wilayahpelimpahan air, karena posisi tanahnya40 persen berada di bawah permukaan airlaut. Jakarta merupakan muara dari 13sungai yang rata-rata di bantarannyaberdiri bangunan-bangunan liar danberpotensi untuk mendangkalkan sungai.Salah satu program yang digenjot Sutiyoso, membangun Banjir Kanal Timuryang kelak akan menyambung denganBanjir Kanal Barat dengan membentuktapal kuda. Proyek BKT dicanangkan Presiden Megawati, 10 Juli 2003. Mengacupada Master Plan for Drainage and FloodControl of Jakarta (Nedeco) tahun 1973,studi JICA 1997, BKT kelak memiliki multifungsi. Selain sebagai pengendali banjir, airyang tertampung akan menjadi penyimpanan bahan baku air minum atau sekaligus penampung air yang selama initerbuang sia-sia ke laut di musim hujan.BKT akan menjadi sarana transportasi airdan akan mengurangi beban jalan yang adaakibat kemacetan. Berkembangnya wilayah di sepanjang BKT menjadi kota barutertata dan dilengkapi sarana pariwisata.Ketika menghadiri pertemuan sistercity di Beirut, April 2007, Sutiyoso mengundang Islamic Development Bank (IDB)dan menawarkan pembangunan tandonraksasa berupa deep tunnel reservoir. IDBsangat tertarik dengan tawaran GubernurDKI itu. Tandon raksasa itu akan membentang sepanjang 17 Km, dari Jalan MTHaryono-Kampung Melayu-Bukit Durisampai Pintu Air Manggarai. Ke arahbarat dimulai di Pintu Air Karet, Pintu AirGrogol dan Pintu Air Muara Angke.Proyek raksasa ini dapat menampung30 juta meter kubik air. Selain mengendalikan banjir, juga menampung air bakubagi PAM. Sebuah terowongan air bawahtanah yang berdiameter 18 meter dengansistem pengendalian teknologi tinggiyakni sistem robot global positioningsatelit (GPSD), diperkirakan dapat menampung limpahan banjir selama 18 jam.Tandon ini terintegrasi dengan BKB danBKT, dan akan dikelola oleh Badan Otoritaatau BUMD. Tentu saja proyek ini sekaligus menertibkan gubuk-gubuk liar disepanjang bantaran kali.Program KesraDi era Sutiyoso berjalan tiga programkesejahteraan masyarakat unggulan,yakni pendidikan, kesehatan dan pengentasan kemiskinan.Dalam bidang pendidikan, PemprovDKI menerapkan pola wajib belajar 9 tahun dengan membebaskan SPP hinggasekolah tingkat lanjutan pertama (SLTP)dan madrasah. Untuk SLTA yang dinyatakan tidak mampu juga dibebaskan dariuang SPP. Guru memperoleh insentif Rp1 juta sehingga penghasilan bulanan setiapguru sekitar Rp 2,5 juta. Dengan demikiantotal anggaran Pemprov DKI Jakartauntuk pendidikan adalah 21,5 persen ataumelebihi target nasional.Untuk bidang kesehatan, Pemprov DKImengalokasikan anggaran Rp 100 miliar.Padahal dari pemerintah pusat hanya Rp14,9 miliar berupa kompensasi kenaikanharga BBM. Anggaran ini diarahkan Sutiyoso untuk meningkatkan program kesehatan masyarakat antara lain, membayar jaminan kesehatan bagi keluarga miskin lewat program JPK GAKIN. Merekayang termasuk kategori miskin, wajib dibebaskan dari biaya perawatan kesehatan.Pemda DKI, dalam hal kemiskinan, melaksanakan program pengentasan kemiskinan lewat forum Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (KPK). Namun setelahmelalui kajian, Drs. Nursamsyu MSi,Kepala bidang Sosbud BPM DKI Jakarta,menyebutkan bahwa forum itu belumbekerja efektif. Selain lebih kental denganpermasalahan ego sektoral, program tidaktepat sasaran. Karenanya KPK diubahmenjadi Tim Koordinasi PenanggulanganKemiskinan (TKPK).Forum ini segera dibentuk dengan melibatkan camat dan lurah, sesuai denganPeraturan Gubernur Nomor 1791. Lurahmempunyai posisi penting, berada di garisdepan dan mengetahui secara langsung,peta kemiskinan di wilayahnya. TKPK juga didorong untuk berkoordinasi denganunit-unit yang punya Tupoksi.Gubernur Sutiyoso melengkapi program pengentasan kemiskinan denganmemunculkan Program PemberdayaanMasyarakat Kelurahan atau dengan sebutan PPMK. Model pengentasan kemiskinan, satu-satunya yang berbeda daridaerah lain di Indonesia ini diprogramkansejak tahun 2001. Pelaksanaanya dilakukan tahun 2002 hingga kini dengan jumlah total dana yang digulirkan sebesar Rp676,15 milliar.Meski banyak hambatan, PPMK dinilaimemiliki tujuan jelas dan terarah karenabantuan yang diberikan tidak seperti bantuan-bantuan lain yang selalu dianggaphibah. PPMK mendidik masyarakat untukdapat memberdayakan dirinya sendiridan tidak memiliki mental ketergantungan. Mereka terdidik untuk jadi warga kotayang baik, mandiri, peduli lingkungan,dapat melepaskan diri dari kemiskinan.Program-program yang baik dari Sutiyoso tentu perlu diteruskan oleh siapa punpenggantinya. Juga pekerjaan rumah (PR)yang ditinggalkan harus dikaji ulang,dilanjutkan dengan pola yang teruji. Yangpasti, program yang setengah jalan lantasdimulai lagi dari nol, hanya membuangwaktu dan biaya. „ DEN, SH, RBWajah Jakarta yang semrawut foto: berindo wilson
                                
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31