Page 31 - Majalah Berita Indonesia Edisi 38
P. 31
BERITAINDONESIA, 24 Mei 2007 31Tatkala DPD MintaJabatan MenteriDPD berobsesi mengimbangi kekuatanpartai politik dengan mengusulkan namacalon menteri. Meski tak lazim, cara inimenambah hingar-bingar isu reshufflekabinet yang tadinya didominasi partai.akil Ketua Dewan Perwakilan Daerah(DPD) LaodeIda tak pernah berhenti memperkuat peran politik dankonstitusional lembaganya,untuk menempatkan badanlegislasi perwakilan daerah inisebagai senat yang mewakilikepentingan daerah di tingkatpusat.Namun, anehnya di tengahisu perombakan kabinet, doktor sosiologi lulusan Universitas Indonesia (UI) Jakartatahun 2002 itu memberanikandiri menjadi promotor atassejumlah rekannya untuk dipilih sebagai menteri. Sebabtidak lazim, hingga suami dariHj Siti Fatimah ini disebuttelah melakukan blunder politik, usulan yang disampaikannya secara terang-teranganitu telah membuka kesadaranpublik tentang ambisi politikkepentingan para anggotaDPD yang sangat patut dipertanyakan.Menurut Laode, menjadimenteri tak hanya domainpartai. Sebab DPD punya peran khusus memajukan daerah. Karena itu menteri haruspula berperspektif daerah.“Calon menteri yang berasaldari representasi kekuatan basis daerah tertentu itu, misalnya, anggota DPD yang profesional, dan para gubernur yangterbukti kapasitas dan profesionalitasnya,” kata Laode.Saat mengadakan jumpapers Kamis (25/4) untuk menyampaikan usulannya, priakelahiran Tobea, SulawesiTenggara 12 Maret 1961 inimengatakan reshuffle kabinetharus benar-benar mempertimbangkan profesionalitas,W bukan atas desakan dan kepentingan partai politik. Namun, dia sendiri selaku anggota DPD malah ikut-ikutandalam hingar-bingar mengusulkan anggopta DPD masukmenteri. Padahal di sisi lain,Laode menyimpulkan, justrukarena kuatnya kepentinganpolitik, kinerja pemerintahanSBY-JK menjadi tidak maksimal.Laode Ida memastikan telahmengantongi dukungan dari30 anggota DPD untuk menempatkan sejumlah orangduduk dalam kabinet, dansuratnya itu sudah disampaikan ke Presiden SusiloBambang Yudhoyono. Namanama yang diusulkan adalahBambang P Suroso anggotaDPD asal Bengkulu, IrmanGusman Wakil Ketua DPD asalSumatera Barat, dan SekjenDPD Siti Nurbaya.“Saya sendiri hanya sebagaipromotor saja. Itu pun hanyamenghimbau kepada Presiden. Sebagai negarawan, SBYakan memilih yang terbaikuntuk kepentingan bangsa dannegara. Termasuk dari DPD.Sebab, kalau hanya dari parpolitu namanya konservatismeparlementer, sementara SBYdipilih langsung oleh rakyatdan kita menganut sistem presidensial,” tegas Laode yangdikenal selalu kritis, tetapitulus serta santun dalam menyampaikannya.“DPD adalah sebuah lembaga yang harus diperhitungkan SBY dalam reshuffle kabinet. Dan kita telah mengusulkan orang-orang terbaik untukdijadikan menteri,” ucap Laode lagi dalam jumpa pers diCafe Ulam, Nusa Dua, Bali,Minggu (29/4).Pernyataan Laode Ida seringkali menjadi bahan beritamedia massa. Ia memang memiliki sejumlah modal sosialuntuk itu. Sebelum menjadisenator ia pernah menjadiwartawan harian AngkatanBersenjata di Sulawesi Tenggara (1987-1990), sekaligusmenjadi dosen di Unhalu, Kendari (1987-2000).Ia pun terjun pula menjadipeneliti dan direktur diLEPPSEK (1991-1999), peneliti dan Direktur Pusat StudiPengembangan Kawasan sejak1999, tim ahli Fraksi KaryaPembangunan DPR (1997-1999), National ManagementTeam untuk City DevelopmentStrategy Bank Dunia (2001-2002), Komisi Konstitusi MPR(2003-2004), dan menjadi Advisory Team Bappenas (2004).Selain menempuh pendidikan formal hingga tingkat doktoral, sejumlah pendidikan informal pernah ia jambangi diberbagai negara. Seperti, mengikuti LEAD (Leadership forEnvironment and Development Program), sebuah program setara S2 berlangsung diJakarta, Costarica, hinggaOkinawa selama tahun 1995-1997.Kemudian mengikuti International Visitor Program onUS Political System, dilaksanakan oleh PemerintahanAS, di AS tahun 1998, laluEisenhower Fellowship forEmerging Leader on Local Government, Eisenhower Foundation di AS tahun 2002, danikut Asia Pacific Workshop onBudget Management and Accountability, UNDP, di Bangkok, Thailand tahun 2002.Laode pun maju menjadicalon DPD pada Pemilu 2004dengan menawarkan tiga agenda: Memperjuangkan kepentingan daerah; Menciptakan pemerintah daerah yangbersih dan baik; Membericontoh DPD sebagai lembagadengan derajat akuntabilitasyang baik. Ia akhirnya melenggang ke Senayan denganmenempati urutan pertama,setelah mendulang 154.367suara atau 17,17 persen suarapemilih. Selain berusaha merebutperhatian Presiden dalam memilih skuad kabinet, Laode Idamasih menyimpan agendapenting lain: Menyelenggarakan sidang umum MPR untukmelaksanakan amandemenkelima. Peristiwa ini mahapenting untuk menentukannasib DPD apakah semakinkuat atau akan dikucilkan selamanya oleh partai politik.Yang pasti tiket ke arah amandemen sudah di tangannyasetelah Partai Demokrat turutmenyatakan persetujuan. HTBERITA POLITIK