Page 37 - Majalah Berita Indonesia Edisi 38
P. 37
BERITAINDONESIA, 24 Mei 2007 37LENTERASyaykh Al-Zaytun AS Panji Gumilang meninjau pembangunan proyek Windu Kencana.foto: berindo wilsonMaka setiap menjelang musim hujan,semua tempat dan makhluk di AlZaytun sudah dipersiapkan menyambutdatangnya panen air itu. Selain telahdisiapkan banyak resapan air (lumbungair) di setiap tempat dan gedung, jugatanaman terutama pepohonandipersiapkan dengan menyiangi dahandan ranting yang dianggap mengganggupertumbuhannya. Sehingga manakalamusim hujan tiba, pepohonan itu ikutpanen air untuk pertumbuhannya secarabaik dan terencana.Lalu pada musim kemarau, air yangdiserap dan disimpan dapat dikelolasecara berulang. Bahkan, jika di tempatlain sudah terjadi kekeringan yangmembuat tanaman mati, di Al-Zaytunjustru bisa dibuat ‘banjir buatan’ yangmembasahi seluruh area kampus dalamwaktu tertentu. Hal ini dapat dilakukandengan melepas (mengalirkan) air daritempat-tempat penampungan danresapan (lumbung air) yang telah ditatasedemikian rupa.Kabutuhan Air BersihAl-Zaytun, yang merupakan lembagapendidikan berasrama (boardingschool) di mana seluruh santri, ustadz,eksponen dan karyawannya tinggalsecara penuh di dalam kampus, dengantotal penghuni mencapai 12.500 jiwadan akan terus bertambah sekitar 1.500sampai 2.500 jiwa setiap tahun, tentumembutuhkan air bersih yang cukupbanyak. Padahal kampus ini dibangun diatas lahan yang sebelumnya gersang,tadah hujan. Sehubungan dengan itu,sejak mula dikembangkan manajemendan teknologi pemanfaatan air untukmengantisipasi kebutuhan air tersebut.Bukan saja untuk keperluan langsungpara penghuninya berupa air minumdan air bersih, juga untuk keperluanpertanian dan peternakan sertakeperluan pembangunan yang terusberlangsung.Diprediksikan keperluan air bersihrata-rata setiap penghuni Kampus AlZaytun minimal 150 liter per hariditambah dengan keperluanpembangunan, pertanian danpeternakan, maka keperluan air bersihseluruh penghuni Al-Zaytun besertaseluruh aktivitasnya mencapai 4 jutaliter per hari atau lebih dari 1,2 juta m3per tahun.Sehubungan dengan itu, di Al-Zaytundilakukan penataan air berdasarkansistem pembangunan berkelanjutan(sustainable development). Suatu sistempembangunan yang mampu untukmemenuhi keperluan masa sekarangtanpa membahayakan kemampuangenerasi mendatang. Kampus Al-Zaytun berada di kawasanyang sebelumnya gersang dan tidakmemiliki sungai atau mata air alam.Maka pengadaan air bersihnya hinggasaat ini masih bergantung padapengambilan air tanah dengankedalaman 20 m hingga 100 m.Disadari, bila pemanfaatan air tanah ituberlebihan tentu akan menimbulkanketidak-seimbangan yang pada akhirnyasampai pada titik irreversible ataukondisi kekurangan permanen yang taklagi dapat diperbaharui.Maka untuk mengantisipasinya,ditetapkan solusi yang tepat sejak dalamperencanaan pembangunan kampus iniini. Syaykh menguraikan beberapalangkah yang dilakukan untukmengantisipasi kebutuhan air tersebut.Langkah pertama yang telahdilakukan adalah dengan mengimbangipenggunaan air tanah dengan caramembantu proses alamiah.Ketersediaan air tanah selaludiperbaharui dengan cara melakukanperesapan kembali air permukaanseperti air hujan dari atap bangunan(run off water), air kamar mandi dan airbuangan melalui sistem instalasipengolahan limbah ke dalam tanahdengan membuat beberapa kolam,empang dan waduk penampungan air.Kolam dan empang itu, selain berfungsisebagai resapan air, juga digunakansebagai budidaya ikan.Di Al-Zaytun telah dibangun empatbuah kolam resapan yang masingmasing mampu menampung airsebanyak 38.400 meter kubik. Selainitu, dibuat 60 titik suntikan resapan airhujan dengan kedalaman pipa resapanhingga mencapai aquafer pertama dilapangan-lapangan dan halamanhalaman bangunan.Demikian juga waduk dibangun untukmemanfaatkan kembali buangan air diasrama santri, run off water dan overflow kolam-kolam penampungansehingga bisa dimanfaatkan kembalisebagai sumber air bagi pertanian.Tentu saja dengan menggunakan sistempenjernihan air alami dengan mediasaringan dan pemanfaatan tanamantanaman air yang mampu menguraipolutan organik di dalam air.Waduk Istisqo (Shui Shi Cai = AirSumber Kehidupan) di bagian utaraMasjid Rahmatan lil Alamin, seluas10.441 m3 dan kedalaman 9 meter,mampu menampung air sebanyak50.000 meter kubik. Jumlah itu cukupuntuk mengairi areal pertanian danperikanan seluas 30 ha. Selanjutnya,direncanakan pembangunan wadukpemanfaatan kembali air buangan untukkeperluan penghuninya bahkan hinggakualitas layak minum.Langkah kedua adalah meningkatkanefisiensi pemakaian air tanah sebagaisumber air bersih. Di antaranya melaluipenggunaan peralatan mandi, sepertishower dengan kepala shower yangdirancang hemat air dan bisameminimalisasi pemborosan, kebocoranatau air terbuang. Sebab penggunaan airbersih terbesar di Al-Zaytun adalahuntuk keperluan sehari-haripenghuninya, diperkirakan mencapai2.711.500 liter air per hari.Kepada para santri diingatkan untuktidak lalai menutup kembali kran airatau shower yang menjadi penyebabutama pemborosan air. Hal ini ditanganioleh Manajemen Asrama denganmemanggil penghuni asrama yangkrannya kedapatan terbuka. Merekadiberi teguran, nasihat, dan sanksi agarkejadian tersebut tidak terulang lagi.Langkah ketiga denganmeminimalkan penggunaan air tanahdengan pemanfaatan kembali air yangsudah terpakai untuk keperluanpertanian dan peternakan, bahkanuntuk digunakan kembali oleh penghuniMAZ. Untuk menyiram tanaman,sebagian besar menggunakan air darikolam-kolam penampungan dengan