Page 23 - Majalah Berita Indonesia Edisi 39
P. 23
BERITAINDONESIA, 07 Juni 2007 23BERITA UTAMATSJ RangsangPertanianKanal Tirta Sangga Jaya (TSJ) tidak hanyasebagai prasarana pengendalian banjir,tetapi juga mendorong peningkatan kinerjasektor pertanian.Syaykh AS PanjiGumilang dengangagasannya, inginmenyumbang pemikiran, sehingga bencanabanjir serupa tidak terulang dimasa-masa mendatang. Tujuanutama pembangunan kanal TSJberfungsi sebagai prasaranapengelolaan air yang harusdilakukan secara komprehensif—mengontrol aliran air di seluruh kawasan Jakarta-BogorDepok-Tangerang-Bekasi.Sepintas, dampak banjirbandang awal Februari lalumengesankan lumpuhnya pelayanan kota-kota di wilayahJabodetabeka, dan banyaknyakorban yang berjatuhan. Namun, yang tidak kalah serius,dampak buruknya terhadap seluruh dimensi perekonomian.Sektor pertanian merupakansalah satu basis ekonomi yangmengalami kerugian besar.Itulah sebabnya, Kabag UmumBadan Ketahanan Pangan, Ir.Indra Mukti Harahap, langsungmenyatakan dukungannya terhadap gagasan pembangunankanal TSJ. “Saya sangat mendukung realisasi pembangunanTSJ ini,” kata Indra kepada Amron Ritonga dari Majalah BeritaIndonesia, Rabu (9/5).Menurut Indra, banjir bandang awal Februari sangatmerugikan sektor pertaniandan berpotensi mengganggustabilitas ketahanan pangan,baik dalam ruang lingkup daerah maupun nasional. Diamenjelaskan bahwa salah satulumbung padi di Jawa Barat—Karawang—terendam banjirsehingga menurunkan volumeproduksi padi tahun ini.Laporan berbagai sumbermemperkirakan kerugian sangatbesar terjadi pada sektor pertanian, karena menimpa daerahdaerah yang basis ekonominyaditopang oleh sektor tersebut. DiSubang dan Indramayu, misalnya, 6.000 Ha sawah mengalamikerusakan. Sedangkan di seluruhJawa Barat, tercatat 17.000 Halebih lahan persawahan terendam banjir, 690 Ha.Sebagai staf di Badan KetahanPangan (BKP), Indra menyadaridampak positif yang bisa diperoleh bilamana gagasan kanal TSJterwujud. Keberadaan kanaltersebut, tambahnya, tidak sajamencegah amukan banjir, tetapijuga merangsang pertumbuhansektor pertanian di sekelilingnya.“Saat ini, baik sewaktu musimhujan maupun musim kemarauselalu berdampak buruk padasektor pertanian, turunnya tingkat produksi, otomatis mempengaruhi stabilitas ketahananpangan nasional,” kata Indra.Kata Indra lebih lanjut, kejadian seperti ini tidak akan muncul lagi atau paling sedikit terkurangi bilamana kanal TSJ terwujud. Pada musim hujan, kanalTSJ akan menampung air agartidak meluap dan mengakibatkan banjir. Sedangkan di musimkemarau, sebagai pemasok airirigasi pada lahan-lahan pertanian di seluruh Jabodetabeka.Gagasan HolistikTidak hanya wilayah Jabodetabeka yang akan merasakanmanfaat kanal TSJ, tetapi jugadaerah-daerah disekililingnya,seperti Karawang, Purwakarta,Subang dan Sumedang. Karenanya, Wakil Bupati PurwakartaH. Dedi Muliady SH, menyatakan dukungannya terhadappembangunan kanal TSJ.Dedi mengatakan kepadawartawan Berita Indonesia diPurwakarta, Bernard Sihite,bahwa gagasan Syakh AS PanjiGumilang merupakan pemikiran yang holistik, realistis,dan brilian, sehingga sangatpantas ditindaklanjuti. WadukJati Luhur dan Waduk Cirata,menurut Dedi, juga dikeloladengan menerapkan pola manajemen air berskala nasional,seperti yang ingin diterapkanSyaykh dengan kanal TSJ.Bencana banjir awal Februarilalu, tambah Dedi, harus menjadipelajaran di dalam mengelola airdi seluruh kawasan yang terkenabanjir saat itu. “Pengelolaan airyang ada sekarang menuntutpembaharuan sehingga dapatsecara optimal menghindari banjir,” katanya. RON, BND, MH, SHDampak Banjir FebruariSampai 10 Februari, korban tewas: 80 orang.DKI Jakarta 48 orang, Jawa Barat 19 orang,Banten 13 orang.Pasokan listrik, telepon dan internet terganggudi kawasan yang terendam banjir. Jalan-jalantergenang dan macet selama tiga hari. Puluhanribu warga Jakarta mengungsi.Arus banjir menggerus jalan-jalan di Jakarta,diperkirakan seluas 82.150 M2. Kerusakanterbesar terjadi di kawasan Jakarta Barat (22.650M2). Disusul Jakarta Utara (22.520 M2), JakartaPusat (16.670 M2), Jakarta Timur (11.090 M2).Pekerjaan rehabilitasi jalan-jalan diperkirakanmenelan Rp 12 miliar.Banjir menghancurkan dan menghanyutkan1.500 rumah di Jakarta Timur, terparah diKecamatan Jatinegara dan Cakung.Rinciannya: Rumah yang hanyut; KampungMelayu (72), Bidara Cina (5), Bale Kambang (15),Cawang (14), Cilitan (5).Rumah yang rusak; Pasar Rebo (14), Makassar (49), Kampung Melayu (681), Bidara Cina (16),Cipinang Besar Selatan (50), Cipinang Besar Utara(3), Bale Kambang (42), Cawang (51), Cililitan (10)dan Cakung (485). Secara keseluruhan, Jakartamenderita rugi sekitar Rp 1 triliun.Kabupaten Bekasi diperkirakan menderita rugiRp 551 miliar. Kerugian terbesar, rusaknya kantorpemerintah dan rumah penduduk. Jalan sepanjang 98 KM rusak, sedikitnya 7.400 hektarsawah terancam puso. Banjir di kabupatenKarawang merendam tanaman padi seluas17.000 hektar. Sedangkan di kabupaten Subangdan Indramayu, secara keseluruhan merendam18.488 hektar tanaman padi. Banjir di seluruhIndonesia, diperkirakan menelan produksi224.176 ton gabah kering giling (GKG). SH-dari berbagai sumberGIndra Mukti Harahap Dedi MulyadiBanjir bandang awal Februari sangat merugikan sektor pertanian.foto-foto: berindo wilson

