Page 24 - Majalah Berita Indonesia Edisi 39
P. 24
24 BERITAINDONESIA, 07 Juni 2007BERITA UTAMAetiadaan solusi komprehensifdalam penanganan bencanabanjir di wilayah Jabodetabek, tidak terlepas dari egodaerah yang lebih menonjol daripadamembangun kerja sama antardaerah. Halini terlihat jelas dari tidak adanya langkah-langkah bersama dari tiga pemerintah provinsi (DKI Jakarta, Banten, danJawa Barat), walaupun menjadi korbanbersama saat terjadinya banjir bandangawal Februari 2007.Kerugian yang sangat besar akibatbanjir bandang tersebut, seharusnya menjadi motivasi untuk membangun kerjasama antardaerah, namun dalam kenyataannya, tidak demikian. Oleh karena itu,Marwan Batubara masih berharap adanyapayung hukum untuk mendasari pelaksanaan solusi komprehensif tersebut.“Bagi saya sebetulnya yang penting adasolusi komprehensif yang disepakati secara nasional, lintas departemen, lintasprovinsi, dan dituangkan apakah dalambentuk PP-kah atau Keppres, serta dijalankan secara konsisten. Di sini yangpaling penting kita punya satu rujukan,dan harus menegakkan pelaksanaan atauenforcement-nya,” katanya kepada wartawan Majalah Berita Indonesia HaposanTampubolon, di kantornya, Rabu (16/5).Solusi Banjir dan KekeringanKetika diminta pandangannya tentanggagasan Syaykh Al-Zaytun AS PanjiGumilang tentang solusi komprehensifpenanggulangan banjir dan kekeringandengan konsep Kanal Tirta Sangga Jaya,Marwan menyatakan tidak bisa banyakberkomentar. Karena belum tahu persisbagaimana ide Kanal Tirta Sangga Jaya.“Saya tidak menolak, tidak juga mendukung, karena saya belum tahu detailtentang apa yang menjadi konsep PakPanji Gumilang (Syaykh Al-Zaytun).Tetapi saya mengingatkan, di sampingmengatasi banjir kita harus juga mengamankan pasokan air,” katanya.Dalam hal ini konsep pengelolaan airpada Kanal Tirta Sangga Jaya yang digagas Syaykh AS Panji Gumilang, juga menjadi harapan dari Marwan Batubara. Kanal Tirta Sangga Jaya merupakan modelpengelolaan air di musim hujan maupunkemarau. “Yang saya ingin sampaikan adalah kita bicara banjir, pada saat yang bersamaan kita juga harus meng-address(mengakomodasi, red) kebutuhan air terutama di waktu musim kemarau,” katanya.Marwan juga menegaskan perlunyapemikiran antisipatif dari dampak pembangunan Kanal Tirta Sangga Jaya.“Jangan sampai pembangunan yang adadi sekitar Jakarta membuat nanti air tanah habis dan air laut itu datang. Sekarang, katanya, mungkin di bawah air lautsudah sampai di Hotel Indonesia (HI),atau malah lebih ke atas. Ini kan bisa menurunkan permukaan. Air tanahnyadiambil, pada saat bersamaan ada rembesan air laut,” katanya.Pembangunan Kanal Tirta Sangga Jaya, tetap harus diikutidengan pembangunan situ-situ, ruang terbuka hijau,resapan air hingga pemulihan sungai.Kfoto-foto: berindo wilsonMarwan Batubara, Anggota DPD Perwakilan JakartaSumber MasalahHarus DipahamiSeluruhnyaRuang terbuka hijau tidak hanya berguna untuk resapan air saja tetapi juga menjadi paru-paru kota

