Page 20 - Majalah Berita Indonesia Edisi 39
P. 20
20 BERITAINDONESIA, 07 Juni 2007BERITA UTAMAbanjir yang terjadi pada awalFebruari 2007 lalu tidak terulang kembali. “Saya sudah sejak lahir tinggal di sini, namuntidak pernah merasakan banjirsedahsyat itu,” katanya sembari menunjuk bekas genangan air di dinding rumahnyayang setinggi 2 meter.Ditanya alasannya mengapagagasan Tirta Sangga Jaya disebut baik, Wawan yang mengaku masih sempat melihatkeindahan aliran air Ciliwungtahun 70-an, menyatakan gagasan itu jauh lebih menyeluruhdibanding sekadar membenahialiran Sungai Ciliwung. “BanjirJakarta ini lebih banyak disebabkan luapan air dari Bogor.Walaupun Kali Ciliwung dibenahi, tanpa mengendalikanair dari Bogor, Jakarta akantetap banjir,” katanya.Ia menambahkan, dengankonsep Tirta Sangga Jaya,ancaman banjir kiriman melalui Sungai Ciliwung sudahdapat dikontrol. Ia berharapagar gagasan ini bisa diwujudkan sesegera mungkin, sehingga banjir bandang yangterjadi pada awal Februari lalu,tidak terjadi lagi.Dukungan yang sama jugadiungkapkan Mulyadi (37),Ketua RT 06 RW 12 Kelurahan Bukit Duri, Tebet, JakartaSelatan. “Kalau untuk kebaikan umum, saya dukung,” katanya saat berbincang-bincangdi rumahnya, Kamis (26/5).Menurutnya, dukungan terhadap pembangunan TirtaSangga Jaya, bukan tidak beralasan.Pokok Persoalan Tidak diJakartaMenurut Mulyadi, yang bermukim di bantaran kali sejaklahir, persoalan banjir yangmenimpa Jakarta, khususnyadi sepanjang aliran SungaiCiliwung, justru tidak bersumber dari Jakarta sendiri,melainkan dari luar Jakarta,khususnya Bogor. Jadi, persoalan utama tidak berada diJakarta, tetapi di daerah Bogor. Karena gagasan TirtaSangga Jaya sudah menjangkau pengendalian aliran airdari Bogor, maka pembangunan Tirta Sangga Jaya menjadigagasan yang harus didukung.Lebih jauh, Ketua RT yangaktif mengampanyekan “jangan buang sampah ke kali” itumenjelaskan sebuah realitasKali Ciliwung, yang mungkintidak banyak diketahui orang.Kalau Jakarta diguyur hujanselama 2 hari, mungkin daerah-daerah lain di Jakartasudah terkena banjir, tetapiKali Ciliwung sendiri justrutidak banjir. Itu membuktikanbahwa sumber banjir di bantaran kali Ciliwung, bukan dariwilayah Jakarta, tetapi dariluar Jakarta. “Pengendaliannya pun bukan di Jakarta,tetapi di Bogor dan daerahsekitarnya,” katanya.Ketua RT yang melayani 125KK yang bermukim di bantaran Kali Ciliwung itu mengungkapkan. “Kita sangat berterima kasih (kalau ada proyekpenanggulangan banjir sepertiini), karena tidak mengganggumasyarakat yang ada di bantaran kali Ciliwung. Tetapi,maaf kalau seandainya proyekini jadi dan kita terkena (penggusuran-red), kita juga merasakeberatan,” katanya.Sementara itu, Muhammad(59), Ketua RT 05 RW 12 BukitDuri, Tebet Jakarta Selatan,juga memberi pandangan yangsama “Kalau memang bisaditanggulangi dengan sepertiini (Tirta Sangga Jaya-red),bagus sekali,” katanya. Menurutnya, warganya tidak keberatan dengan pola sepertiapa pun yang dilakukan pemerintah untuk menanggulangi banjir.“Kami sebagai warga hanyamenginginkan bagaimana agartidak banjir,” kata ketua RTyang melayani 120 KK wargadi bantaran Kali Ciliwung ini.Ia menjelaskan bagaimanawarganya bergelut menghadapi banjir bandang awalFebruari lalu, hingga harusmengungsi. Bahkan lebih dariseminggu setelah puncak banjir, mereka tetap tidak bisamenempati rumahnya karenapenuh dengan lumpur.Sudah Jadi TradisiDi antara sejumlah pemukiman yang ada di bantaranKali Ciliwung, kawasan palingrawan banjir, sesungguhnyabagian dari kawasan daerahyang menjadi bagian wilayahJakarta Timur. Kawasan yangmenjadi bagian dari KelurahanKampung Melayu ini terdiridari 2 RW, yang masing-masing dihuni 4000 warga. Daerah ini sering disebut denganKampung Melayu Kecil, walaupun nama administratifnyaadalah Kampung Pulo.Menurut Ketua RT 03 RW03 Kampung Pulo R. BudiBudril, yang ditemui BeritaIndonesia di rumahnya yangbersisian dengan tepian KaliCiliwung, mengatakan bahwawarganya sudah terbiasa dengan banjir. “Boleh dibilangsudah menjadi tradisi,” katanya Kamis (26/5).Karena itu, langkah-langkahapa pun yang diambil pemerintah untuk menghindaribanjir di bantaran Kali Ciliwung, pasti didukung. “Konsep ini (gagasan Tirta SanggaJaya-red) sangat kami dukung. Saya secara pribadi melihatnya (desain-red) sudahbisa mengendalikan banjir diwilayah Jabodetabek,” katanya sembari menekankan bahwa hal yang paling pentingadalah perwujudan gagasanitu sendiri.“Warga di sini pun saya pikirakan sangat berterima kasih jikaproyek ini benar-benar terwujud. Dengan adanya proyek pengendalian banjir seperti ini, kami akan bisa hidup dengan lebihtenteram,” katanya. MH, SHTanpa infrastruktur penanggulangan banjir yang memadai, Jabodetabek akan terus berlarut-larut dalamancaman banjirfoto: berindo wilson

