Page 30 - Majalah Berita Indonesia Edisi 40
P. 30


                                    30 BERITAINDONESIA, 21 Juni 2007BERITA OBITUARISelamat Jalan SahaBeritaIndonesiakehilanganseorangwartawanterbaik yangmendedikasikanwaktu dantenaga melebihipanggilan tugasdan tanggungjawabnya.utan Henry MaruasasPurba, SH, sebuahnama yang tidakmungkin akan kamilupakan. Saat Berita Indonesiamemulai rapat redaksi perdananya Juni 2005, Maruasas,begitu kami memanggilnya,sudah turut hadir dan memberi kontribusi meski dalamkapasitas sebagai penulis kontributor. Satu setengah tahunberselang, 2007, ia mulai mencurahkan perhatiannya dalamkegiatan penulisan dan peliputan berita. Bahkan dua bulan terakhir ini, ia terjun secarapenuh memutar roda redaksional sebagai KoordinatorLiputan. Komitmennya untukmemberi diri secara penuh diBerita Indonesia ibarat lilin ditengah kegelapan. Rapat redaksi setiap Senin menjadi semakin hidup dengan kehadirannya. Suasana kerja di kantor yang sebelumnya sarat dengan rutinitas yang menjemukan menjadi lebih bersemangat dan berwarna. Bila pembaca Berita Indonesia memperhatikan, inisial ‘MH’ seringmenutup setiap tulisan-tulisandi Berita Utama dan BeritaEkonomi yang dipegangnya.Kami mengenalnya sebagaisosok jurnalis yang idealis danberintegritas. Selama bekerja,lajang kelahiran Matiti, DolokSanggul, 7 April 1968 ini tidakpernah mau menggunakanfasilitas kantor untuk keperluan pribadinya. Ia tidak pernahmau menerima uang makanharian dan transport setiapkali pergi meliput. Sikap yangdiambilnya ini kami pahamisebagai isyarat bahwa ia bekerja bukan karena diberi uangmakan atau uang transportmelainkan karena tanggungjawab yang penuh atas tugastugasnya. Ia juga dikenal sebagai pribadi yang bertanggungjawab terhadap apa yang dimulainya, sangat perhatianterhadap keluarga dan sukamemberi dorongan kepadateman-temannya.Salah satu nilai tambah terbesarnya adalah totalitasnyauntuk memikirkan semua aspek manajerial di Berita Indonesia baik dari segi redaksionalhingga efektivitas dan efisiensipengelolaan keuangan. Ia inginBerita Indonesia menjadi sebuah majalah berita yang bermutu, mempunyai kekuatanpenulisan yang berbeda denganmajalah lainnya serta disokongoleh penyajian berita yang eksklusif hasil peliputan di lapangan. Ia juga ingin menggerakkanraksasa-raksasa tidur di dalamstruktur sidang redaksi, yangbila dibangunkan, akan menjadi sebuah kekuatan besaryang bisa membawa perubahanyang cukup berarti bagi bangsaini. Baginya, semua tulisanharus memberi arti dan nilaitambah bagi setiap pembaca.Semasa hidupnya, pria yangrajin menyambangi para narasumber untuk diwawancaraiini, benar-benar mencurahkanhidupnya di dunia jurnalistik.Ia memegang kuat etika profesi dan berani berkata tidakterhadap hal-hal yang tidak sesuai dengan prinsipnya. Bilaperlu, ia siap berdebat mempertahankan pendapatnya. Semuanya itu sudah ia pupuk ketika ia masih menempuh studidi Fakultas Hukum Universitas Darma Agung, Medan. Semasa kuliah, ia mulai menyadari bahwa ia terpanggil sebagai wartawan. Saat itu, untukmenambah uang saku dan menutupi biaya hidup seharihari, ia rajin mengirimkan tulisannya ke beberapa media diMedan, seperti Harian Analisadan Harian Waspada. Demimenggapai harapan yang lebihbesar dan hidup yang lebihbaik, ia hijrah ke Jakarta menjadi wartawan di Majalah Tugas. Sebelum bergabung secara penuh dengan Berita Indonesia ia aktif menjadi wartawan di Majalah Berita dariSlipi terbitan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar.Semua yang sudah dilakukannya dan semua yang akandilakukannya di Berita Indonesia menyentuh sanubari kamimasing-masing. Itulah sebabnya, saat kami mendengar kabar kematiannya yang mendadak, dunia seakan runtuh. Kamisemua tidak percaya, ia pergibegitu saja tanpa ada tandaS foto-foto: berindo wilson
                                
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34