Page 25 - Majalah Berita Indonesia Edisi 40
P. 25


                                    BERITAINDONESIA, 21 Juni 2007 25BERITA UTAMAJohn Palinggi:Jangan Biarkan OrangBerfoya-foya dari Hasil Pencurianengan terungkapnya alirandana DKP ini, segera munculpertanyaan paling mendasar,benarkah pergerakan reformasi selama ini nyaris tidak menyentuhaspek moral.Menurut John Palinggi, banyak diantara pemimpin Indonesia yang berbicara seperti bermoral, tetapi kelakuannya tidak lebih dari maling. Orang tidaktakut kutukan Tuhan. Berikut petikanwawancara dengan Ketua Asosiasi Pengadaan Barang dan Distributor SeluruhIndonesia ini, Senin (28/5)Bagaimana menurut Anda hasilyang dicapai reformasi hingga 9tahun saat ini?Kita bermaksud memperbaiki keadaannegara, melalui mekanisme konstitusi danperaturan perundang-undangan sertaketentuan-ketentuan. Pada dasarnya,UUD, UU, peraturan yang lainnya itu,saya rasa telah mengandung sebagianbesar asas-asas untuk perbaikan negara.Masalah mendasar di negara ini adalah,kita memang kuat sekali memproduksiperaturan, tetapi kita lemah sekali dalammenegakkannya, terutama untuk kepentingan rakyat. Kita mungkin menegakkanhukum, tetapi sebagian besar menegakkan aturan itu dijalankan melalui kepentingan-kepentingan kelompok, pribadi, dan golongan. Sehingga apa yangterjadi, kelompok pribadi dan golongan,serta beberapa orang semakin kaya, tapinegaranya semakin miskin.Mengapa terjadi seperti itu?Nah itu berarti tata kelola pemerintahan yang baik itu mesti diperbaikikembali. Jangan disalahkan aturan atauUU yang ada melainkan manusianya yangtidak setia pada negara. Ini yang munculdi negara ini. Pada periode ini (KabinetIndonesia Bersatu-red) sejumlah manusiayang dipercaya untuk mengelola negara,supaya ada kesejahteraan rakyat yangmuncul melalui efisiensi keuangan negara, ternyata mereka bukannya menjaganegara tetapi justru berusaha merusaknegara melalui perilaku mereka dengansengaja untuk memperkaya diri.Dana DKP menjadi perdebatanterbaru yang melibatkan para pemimpin bangsa, menjadi salah satuindikator dari gagalnya pembentukan tata kelola pemerintahanyang baik dan bersih?Dana DKP sudah menjadi wacana yangmenggelinding bahkan menjadi bola liarhingga menimbulkan masalah baru didalam sistem pemerintahan. Setidaknya,saudara Rokhmin Dahuri itu, kalau memang ada bukti-bukti berupa tandaterima yang kongkrit yang ada pada dia,dibuka saja. Sehingga bisa menjadi acuan,sehingga tidak dilempar dalam wacanayang menjadi bola liar dan dapat mengganggu stabilitas negara.Kalau semua melempar sesuatu tanpatanda bukti, juga harus diingatkan, karenakepentingan negara jauh lebih pentingdaripada memuaskan diri sendiri.Apakah dengan isu dana DKP ini,calon-calon pemimpin yang menerimanya tidak memiliki moralitas yang tinggi?Bukan cuma persoalan moral. Orangtidak takut kutukan Tuhan. Bayangkan,disumpah sedemikian rupa, atribut sedemikian banyak di badan semua orangyang beragama apa pun. Tapi tidakpernah takut pada kutukan Tuhan terhadap sumpah-sumpah yang diucapkan.Yang kedua, kita sesungguhnya telahterjatuh di dalam pangkat, harta, benda,dan jabatan. Kita sungguh amat terjatuhmengutamakan itu, tetapi tidak sayangmanusia. Kita sebetulnya menjadi bagianbagian orang terkutuk dan selalu memperoleh kutukan dari Tuhan, karena kitatidak sayang pada manusia. Kita lebih sayang pada uang, pangkat dan jabatan, untuk kepentingan diri kita. Sekalipun kitamenciderai sumpah kita, janji kita.Jadi, kenapa muncul dana DKP, karenatata kelola pemerintahan (good governance) belum berlangsung dengan sesungguhnya. Itu sebatas wacana yangWAWANCARAKini, usia reformasi genap 9 tahun. Sebuah usiayang seharusnya cukup membangun kembalitatanan kehidupan negara Indonesia sesuaidengan semangat Pancasila dan UUD 1945.Namun di saat yang bersamaan dengan 9 tahunreformasi itu, kasus dana nonbudgeterDepartemen Kelautan dan Perikanan mencuat.Ironisnya, aliran dana itu justru mengalir ke caloncalon presiden/wakil presiden peserta PemiluPresiden 2004. Padahal, justru mereka yangmenerima dana itulah yang paling diharapkanmenjadi penegak perjuangan reformasi.D foto: berindo mh
                                
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29