Page 37 - Majalah Berita Indonesia Edisi 40
P. 37
BERITAINDONESIA, 21 Juni 2007 37LENTERAdamai itu, minimal terjadi di Indonesia,Indonesia yang damai, hanya dengankeseimbangan intelektual.Keseimbangan intelektual itu dapatdiwujudkan dengan menciptakanpendidikan yang baik. Pendidikan yangbervisi pengembangan budaya toleransidan budaya perdamaian. Pendidikanyang menyamai interdependensi dalaminteraksi kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara serta interaksidunia.Menata angan, pemikiran,perenungan dalam mengarah keperwujudannya, selama di IAIN SyarifHidayatullah, ia mulai sering berkumpuldengan kawan-kawannya, dan mulaimerencanakan mendirikan suatulembaga pendidikan yang bisa mewakilikebangkitan Indonesia.Keinginan-keinginan itu semakinkuat. Sayang, dalam kurun waktutertentu tak pernah kunjung terwujud.Tak mudah membentuk sebuahlembaga, apalagi lembaga pendidikanyang berorientasi panjang danmengarah pada pemikiran mengglobal.Namun dia tak pernah menyerah. Diaterus bermimpi, bergerak dan berkarya.Dalam upayanya itu, ia membuatbeberapa rancangan. Rancangan dalambentuk gambar dan lain sebagainyaserta tentu saja konsep sebuah lembagapendidikan yang diimpikan. Berpikir,bagaimana dapat merealisasikan konseptersebut yang kemudian diperlihatkandan disosialisasikan kepada kawankawannya.Seperti yang diperkirakan, padaawalnya kawan-kawannya tidak begitumudah percaya, bahkan menganggapidenya itu suatu hal yang tidak masukakal.“Ah…kamu ini gila, bagaimana kitabisa membuat seperti ini,” begitulahsambutan sebagian kawannya ketika itu.Namun dia bergeming. Dia tetapyakin dengan konsepnya. Dia punmantap menjawab. “Oh…semuanya bisakalau kita buat. Kalau nggak kita buat,memang nggak bisa,” katanyameyakinkan.“Kapan?” tanya kawannya itu lagi.“Jangan tanya kapan, tapi mau apatidak?” jawabnya lagi pada kawannya.Ternyata kesabaran dan upayanyameyakinkan kawan-kawannya ituberhasil juga. Akhirnya, mereka maubergabung.Kesepakatan dan dukungan sahabat,merupakan modal yang amat besar bagidirinya. Inilah sebuah penanamanmotivasi yang mendorong gerak rodaangannya mulai melaju. AS PanjiGumilang tak lagi merasa sendiri.Konsep ‘kekitaan’nya pun mulaitersentuh dengan musyawarah yangkerap dilakukan untuk memulai langkahrencana besar tersebut.Mengawali perjalanan, sekali lagiharus melalui pemikiran danperencanaan yang matang. Meskikonsep secara tertulis atau tertuangdalam lembaran kertas master plan,belumlah merupakan sebuahkesempurnaan manakala belum melihatsebuah perbandingan lain.Perjalanan pun dilakukan. Diamelangkah masuk ke dalam berbagailembaga pendidikan yang ada diIndonesia dan juga di luar negeri.Melakukan studi banding danmengamati setiap lembaga yangdikunjunginya. Ia pun banyak berjalandan belajar. Saat dia ke Eropa, Australia,New Zealand, Timur Tengah danberbagai negeri, bukan untuk shopping,kepala. Melihat dengan banyak pasangmata pastilah lebih jeli dari pada hanyasepasang mata. Melangkah denganbanyak kaki pastilah akan menapaklebih jauh dan lebih luas daripadadengan hanya sepasang kaki. Bekerjadengan banyak pasang tangan pasti pulalebih ringan dari pada hanya dengansepasang tangan. Team work!Bersamaan dengan Hari Raya IdulAdha 10 Dzu Al-Hijjah 1413 H, padatanggal 1 Juni 1993, sebagian kecil dariumat Islam Indonesia, AS PanjiGumilang dengan para sahabatnya,bersepakat untuk mendirikan sebuahbadan hukum yang dinamakan denganYayasan Pesantren Indonesia (YPI).Kemudian, kesepakatan ini secara resmidituangkan dalam Akta PendirianYayasan Pesantren Indonesia tertanggal25 Januari 1994 No. 61 oleh notaris Ny.Ii Rokayah Sulaeman, SH, dan terdaftardi Kepaniteraan Pengadilan NegeriSubang pada tanggal 28-01-1994 ,dengan pertama kalinya berkantorsekretariat di Kabupaten Subang.Kemudian pada tanggal 17-05-1995didirikan cabang YPI di KabupatenIndramayu dengan nomor akte 34 olehnotaris yang sama, dan terdaftar diKepaniteraan Pengadilan NegeriIndramayu pada tanggal 22-05-1995,beralamat di Desa Mekarjaya,Kecamatan Haurgeulis, KabupatenIndramayu, Provinsi Jawa Barat.Para pendiri yayasan ini adalah umatIslam yang bersatu keyakinanmembangun suatu lembaga dan wahanauntuk membangun pendidikan umatdan bangsa yang kuat. Merekabersepakat membangun sesuatu yanghasanah dalam arti kata dan maknayang seluas-luasnya, yang merekatuangkan dalam program utamanya:Ikut berperan serta mencerdaskanbangsa dengan menempuh jalanpendidikan dan ekonomi. Konsepdasarnya adalah menjadikan pendidikansebagai gula dan ekonomi sebagaisemutnya.Jadi secara legal formal YPI adalahpemilik kampus ini. Namun lebih daripada legal formal itu, dalam bukuMengenal Al-Zaytun disebutkan bahwakampus ini adalah milik umat. Timbuldari umat dan untuk umat bangsaIndonesia. Artinya, Al-Zaytun ada dimana-mana dalam kalangan umat danbangsa seluruhnya. Pendirinya adalahumat Islam yang bergabung dalamYayasan Pesantren Indonesia. Begitupula perihal pendanaanpembangunannya diperoleh dari umatIslam bangsa Indonesia dan bangsabangsa lain secara sukarela. Jadi AlZaytun merupakan hadiah dari umattapi selalu melangkah mengunjungipendidikan yang baik. Belajar membacaapa yang ada di dunia ini, melihat manakelebihan dan kekurangannya.Kesimpulan pemikiran sejak pertama,lokasi pendidikan haruslah dapatmengekspos segala kegiatan umatmanusia, baik segi ekonomi, energi,environment dan lainnya. Karena itu,tempat berdirinya lembaga pendidikanyang diimpikannya itu harus memilikiluas tanah yang cukup.Maka, setelah ada kesepemahaman,visi dan misi yang sama dengan sahabatsahabatnya, kesepakatan pendiriansebuah lembaga pun disepakati.YPI (Yayasan Pesantren Indonesia)Kesendirian berpikir dan berjuangtelah menjadi kebersamaan dankekitaan. Berpikir dengan banyak kepalapastilah lebih baik dari pada hanya satu